“Keyakinanku tetap akan sama, bahwa sosokmu selama ini memang ada”
_Nastari Naumira_
Tangan gadis itu menggesek-gesek kan penanya di buku gambar, menggores-gires media yang sudah separuh kosong itu. Hidung, mata, bibir, rambut, postur tubuh, dan tempat yang ia gambar terlihat begitu hidup. Seperti nyata saja.
Hari ini SMA Cakrawala mengalami jamkos di karenakan gurunya rapat, jadi semua murid pun tidak melakukan pelajaran. Dan itupun membuat gadis itu bahagia, karena waktunya untuk menggambar dan menemui kekasihnya bisa ia lakukan.
Angin yang hari ini bertiup lebih kencang dari biasanya membuat rambut gadis itu menari-nari dengan indahnya. Namun, fokusnya masih tetap pada lukisan yang kini hampir sepenuh nya sempurna.
Tangannya tak henti-hentinya menggambar hingga tak mendengar bel pulang sekolah berbunyi.
Krreeeengggg!!
****
Tifa yang melihat temannya yang masih saja melakukan aktifitasnya yang tak berfaedah di tengah-tengah angin yang agak lebat, pun menghampiri nya.
Udah jam pulang pun masih aja gambar.batin Tifa.
Tifa pun menghampiri temannya yang duduk di bangku yang berada di bawah pohon beringin.
“Heh Nasta. Ayo pulang. Ngapain masih nggambar aja?” ucap Tifa membuat gadis itu tiba-tiba terlonjak kaget.
“Ehh?”
“E....emangnya bel nya udah bunyi?” tanya Nasta polos.
Yup, benar. Dia adalah Nasta, pemeran utama dalam cerita ini.
Nastari Naumira!.
“Udah, dodol.” jawab Tifa agak kesal.
“Lo tuh sebenernya pura-pura budeg atau beneran budeg sih?” kesal Tifa. Lagi-lagi temannya ini tak memperhatikan sekitar.
“Nasta kan cuma gambar.....”
“Gue tau kalo Lo cuma gambar, tapi juga harus memperhatikan sekitar. Jangan terlalu tenggelam sama halusinasi Lo.” ucap Tifa lalu duduk di bangku dekat Nasta.
“Nasta nggak halusinasi, Fa.” ucap Nasta sembari memberesi peralatan menggambarnya.
Tifa menoleh ke arah gambar yang baru saja Nasta buat dengan sempurna. “Emangnya cowok yang Lo bangga-bangga in ini bakalan ada?” sinis Tifa.
“Emangnya cowok yang Lo aku-akui sebagai pacar Lo ini ada di dunia?”
Nasta menghembuskan nafas, lalu berkata. “Untuk saat ini, Tino emang belum ketemu sama Nasta. Tapi pasti, pasti suatu saat dia akan ada. Ada disini, di sekolah ini buat Nasta.” ujar Nasta berharap.
“Nasta yakin, sosok yang selama ini Nasta mimpikan dan selalu di benak Nasta pasti ada.”
“Nasta juga yakin kalo itu bukan mimpi semata, itu juga bukan hanya omong kosong dari bibir Nasta. Nasta yakin, cepat atau lambat, Valentino akan datang.” ucap Nasta sangat Yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENTINO
General FictionNasta sudah sejak lama memimpikan seorang laki-laki tampan. Sejak itu, ia selalu membayangkan dan terkadang ia juga melukis sosok itu, dan ia sangat-sangat yakin bahwa sosok itu benar-benar ada dan nyata. Ia yakin bahwa suatu saat, laki-laki itu ak...