“Yahh....uang saku Nasta habis. Gimana dong....?”
Sedetik kemudian, Nasta memandang ke arah tempat parkir. Matanya melebar seketika. Ia pun berdiri dan menghampiri seseorang.
“Darrell!” panggil Nasta sembari berjalan mendekati ke arah Darrell yang hendak naik di sepeda motornya.
Tap!
Tap!
Tap!
Nasta sedikit berlari. Ia takut bahwa Darrell akan meninggalkan dirinya. Nasta tersenyum usai sampai di depan sepeda motor Darrell.
“Darrell, bisa anterin Nasta pulang nggak?” tanya Nasta.
“Tadi Mama nggak bisa jemput Nasta.” lanjutnya.
“Nggak.”
“Kenapa?” tanya Nasta cemberut.
“Darrell, nggak kasihan sama Nasta? Nanti gimana kalo ada pencopet sama penculikan? Nasta kan taku....”
“Pesen taksi online.” potong Darrell cepat.
“Uang saku Nasta habis.” jawab Nasta.
“Nasta minta tolong dong....” ucap Nasta sembari menunjukkan sadfacenya.
“Aaaa! Please dong, Darrell....” rengek Nasta sembari menggoyangkan lengan Darrell.
“Stop! Ntar ada yang salah paham.” ucap Darrell dingin.
“Kenapa? Takut kalo dikira kita itu pacaran?” tebak Nasta.
“Ya mangkanya. Anterin Nasta....please.... Nanti Nasta beliin es krim banyak!” bujuk Nasta sembari tersenyum penuh semangat.
“Oh iya, bagus dong kalo semuanya ngira kita pacaran. Ehmm....atau pacaran beneran aja deh, Darrell? Mau nggak?”
“Gue nggak suka es krim.” jawab Darrell datar.
“Beneran?” tanya Nasta ragu.
“Yaudah, kalo gitu nanti Nasta bayar deh.” Ujar Nasta tak mau kalah.
“Emangnya Lo punya duit?”
Nasta membelalakkan matanya. Benar juga apa yang dikatakan Darrell, ia tak punya uang sama sekali.
“Terus gimana? Rumah Nasta jauuh....banget. Nasta takut diculik, Darrell.” ucap Nasta.
“Please..... Sekali aja Darrell.” pinta Nasta tulus.
Darrell tak menghiraukan perkataan Nasta, ia malah menyalakan motornya, dan bersiap untuk pergi.
Darrell pun melajukan sepeda motornya tanpa mempedulikan Nasta yang mengejar dan meneriaki dirinya.
“AWWWH! SAKIIIT!”
Darrell menghentikan sepeda motornya usai mendengar jeritan seseorang. Darrell menoleh ke sumber suara mendapati Nasta yang terjatuh di tanah tengah memegangi lutut nya.
Darrell berdecak sebal. Gadis ini selalu.... Saja menganggu dirinya. Entah ia punya dendam apa dengan dirinya.
“Darrell! Tolongin Nasta....!” Nasta berteriak sembari memegangi lututnya yang terasa perih.
Darrell menghela nafas berat, ia juga tak tega melihat seseorang yang jatuh kesakitan. Sejengkel-jengkel nya dirinya dengan Nasta, ia tetap akan menolong gadis itu sebagai warga negara yang baik.
Darrell pun turun dari motornya, lalu melangkah menuju kearah Nasta yang masih tak berubah dari posisinya.
Nasta berdecak sebal melihat Darrell yang dengan tenangnya berjalan pelan, tanpa tau bagaimana rasa sakit kakinya.
“Ayo cepat, Darrell.” ucap Nasta sedikit berteriak.
“Darrell, lutut Nasta perih!” adu Nasta setelah Darrell menghampiri nya.
Tanpa berucap sepatah katapun, Darrell melangkah kedalam gedung sekolah, meninggalkan Nasta yang tergeletak di tanah begitu saja.
Nasta mencebikkan bibirnya. Kenapa cowok itu sangat menyebalkan? Apakah ia tidak lihat lututnya yang perih ini? Setidaknya ia bisa membawa Nasta untuk berteduh.
“Emang nyebelin! Untung Nasta sayang.” gerutu Nasta sebal.
Tak lama kemudian, Darrell datang dengan kotak putih bertuliskan P3K. Darrell membuka kotak putih tersebut, lalu mengambil kapas dan obat merah.
Nasta yang melihat itu tersenyum senang. Dia kira Darrell akan pergi meninggalkannya, tapi ternyata tidak.
Darrell mengoleskan kapas yang sudah tercampur dengan alkohol di lutut Nasta yang terluka. Nasta tak bisa menahan senyumnya. Ia sangat bahagia dengan perlakuan Darrell saat ini.
“Makasih, Darrell.” ungkap Nasta tulus.
Darrell menutup kotak P3K nya, lalu berdiri dan meninggalkan Nasta yang masih tak berkutik.
Detak jantung Nasta masih tak membaik. Ada desiran aneh yang mengalir ditubuhnya. Ia ingin menjerit saat ini juga. Ada perubahan pada diri Darrell.
“AAAA! Liona, Nasta seneng banget!” jeritnya entah ke siapa.
****
Nasta sedikit berlari mengejar Darrell yang akan menaiki sepeda motornya. Permintaannya belum terpenuhi, ia masih ingin kekeuh di antar pulang oleh Darrell.
“Darrell, anterin Nasta pulang.” pinta Nasta masih optimis.
“Nggak.” tolak Darrell dingin, seperti biasanya.
“Kenapa, Darrell? Darrell nggak kasihan sama Nasta? Rumah Nasta kan jauh dari sini. Apalagi matahari nya terik banget, nanti gimana kulit Nasta yang putih-bersih ini jadi belang?” oceh Nasta panjang lebar.
“Nanti Darrell nggak suka sama Nasta, kalo kulit Nasta belang.” lanjutnya.
Darrell tak menghiraukan perkataan Nasta. Ia kini sudah memakai helm nya.
“Nasta mohon.... Nasta pengen dianterin sama orang yang Nasta sayang, Nasta cinta. Sekali.... Aja.” mohon Nasta berharap bahwa Darrell akan mengabulkan permintaannya.
“Nasta suka sama Darrell, dan Nasta pengen di anterin pulang sama Darrell. Nasta mohon....” pintanya sekali lagi.
Darrell menengok ke arah Nasta yang sedari tadi senyam-senyum tidak jelas. Jujur saja, ia terganggu dengan Nasta. Tapi ia menutupi semua itu.
“Gue buru-buru.” ucap Darrell datar, lalu melajukan sepeda motornya. Meninggalkan Nasta sendirian dengan rasa kekecewaan.
Nasta mengembangkan senyumnya lagi. “Ini masih permulaan, Nasta! Ini belum akhirnya! Nasta harus bisa dapetin hati Darrell!” ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
“Valentino cuma punya Nasta. Nggak ada yang lain.”
****
N
asta langsung saja terbaring di ranjang empuknya. Lelah sekali hari ini, ia harus berjalan kaki dari sekolah sampai rumahnya yang perjalanan nya sejauh tiga kilo meter. Itupun dicuaca yang panas ini. Sungguh sial nasibmu, Nas... Nas.
Ia meneguk air putih yang berada di nakas dalam sekali tegukan. Selain lelah, tenggorokan nya juga terasa kering.
“Darrell tega banget sama Nasta.” lirih Nasta.
Nasta mengembangkan senyumnya. “Nggak apa-apa. Ini masih permulaan. Orang dingin mah gitu. Tapi pasti, Nasta akan buat Darrell jatuh cinta sama Nasta.” ucap Nasta tak pesimis.
Perut Nasta terasa lapar. Ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur, mencari makanan yang bisa ia makan. Pastinya Mamanya sudah memasakkan makanan untuknya.
Prankk!
***
Note::
Maaf baru update, ya. Semoga dapat feel nya. Aamiin...
Satu kata untuk Darrell?
Satu kata untuk Nasta?
Publish:: []
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENTINO
قصص عامةNasta sudah sejak lama memimpikan seorang laki-laki tampan. Sejak itu, ia selalu membayangkan dan terkadang ia juga melukis sosok itu, dan ia sangat-sangat yakin bahwa sosok itu benar-benar ada dan nyata. Ia yakin bahwa suatu saat, laki-laki itu ak...