Nasta bersama notebooknya berjalan ke arah perpustakaan. Jam-jam dimana ia bersama para sobatnya pun jadi terganggu karena semua temannya sibuk. Liona dengan latihan Olimpiade nya, dan Tifa yang bertugas sebagai OSIS.
Niat Nasta yang ingin pergi ke perpustakaan karena disana ada Liona yang tengah latihan. Ia bisa mengajak temannya sesekali mengobrol.
“Lio, Lio lagi sibuk?” tanya Nasta usai menemukan Liona.
Liona memandang Nasta. “Sorry, Nas. Gue nggak bisa main sama Lo. Gue harus segera mempelajari satu bab buku paket ini.” jawab Liona.
“Yaudah kalau gitu. Nasta ke kantin aja.” ucap Nasta.
“Lio nggak mau nitip sesuatu?” tanya Nasta. “Nitip salam buat Dodo, kek?” goda Nasta membuat Liona melotot ke arahnya.
“Apaan sih, Nas?”
“Liona, fokus sama belajar kamu.” ucap Bu Sinta──guru matematika yang terkenal killer nya.
“Nasta, pergi kamu dari sini!” bentak Bu Sinta membuat Nasta bergidik ngeri, dan memutuskan untuk pergi dari perpustakaan.
****
Kantin:
Usai memesan lemontea di kantin, Nasta pun mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang berada di kantin.
Nasta sembari menunggu pesanannya sampai, ia pun membuka notebooknya, dan mulai menuliskan sesuatu didalamnya.
Nasta yang tengah menulis di buku diary nya pun teralihkan karena suara sorakan heboh para siswi-siswi.
“Itu anak baru kelas Fisika-2?”
“Aduhh! Ganteng banget....”
“Ini malaikat atau apa sih? Kok ganteng banget.”
“Minta nomer WA-nya dong!”
Kira-kira itulah sorakan-sorakan dari para siswi. Begitu heboh. Kantin jadi mendadak ramai dari biasanya karena sorakan-sorakan siswi.
Kayaknya yang disorakin anak baru, deh.batin Nasta. Nasta tak begitu tau bagaimana dan siapa anak baru itu. Nasta tak terlalu ingin tau siapa anak baru itu, jadi dia diam saja. Lagian, bukan urusannya. Setampan-tampannya laki-laki, tetap saja yang terbaik adalah Valentino-nya Nasta.
“Nasta, Nasta!” panggil Tifa yang muncul entah sejak kapan.
Nasta menoleh ke arah Tifa. “Tifa? Tadi katanya nugas, kok ada disini?” tanya Nasta.
“Tugas gue udah selesai.” jawab Tifa.
“Eh, Nasta. Gue ada kabar baik buat lo.” ucap Tifa sembari tersenyum.
“Kabar baik? Kabar baik apa?” tanya Tifa. “Apa ada bakso gratis buat Nasta?” tebaknya.
Tifa menggeleng. “Anak baru di kelas Fisika-2. Ayo lihat! Dia mirip....”
“Nggak mau. Nasta masih setia sama Valentino.” ujar Nasta memotong ucapan Tifa.
“Bukan gitu, Nas. Tapi dia mir....”
“Nggak! Nasta nggak mau menemui tuh cowok. Bukan urusan Nasta juga.” ucap Nasta masih teguh pada pendirian nya.
“Yaudah kalo Lo nggak mau. Pasti Lo bakal nyesel deh.” ucap Tifa, lalu meninggalkan Nasta.
Mpok Idah pun datang dengan satu gelas lemontea. “Ini, neng.” ujarnya sembari menaruh minuman tersebut di meja depan Nasta.
“Temen-temennya dimana, neng? Kok tumben neng-nya sendirian?” tanya Mpok Idah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALENTINO
General FictionNasta sudah sejak lama memimpikan seorang laki-laki tampan. Sejak itu, ia selalu membayangkan dan terkadang ia juga melukis sosok itu, dan ia sangat-sangat yakin bahwa sosok itu benar-benar ada dan nyata. Ia yakin bahwa suatu saat, laki-laki itu ak...