Murid Baru

2 1 0
                                    

Cowok yang tengah berdiri di depan cermin, memperlihatkan dirinya sedang mengenakan seragam sekolah barunya. Memiliki tubuh yang tinggi dan kekar, serta wajah yang terlihat seperti pahatan yang sangat sempurna. Tidak ada celah sedikitpun dari cowok yang bernama lengkap Chandra Erlangga tersebut. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi murid baru di SMA Rajawali. Chandra memutuskan untuk mengambil beasiswa di sana, dan akhirnya ia berhasil lolos seleksi ketat yang diselenggarakan oleh SMA Rajawali.

Ia memberikan sentuhan terakhir pada dasi yang melekat pada kemeja putihnya. Sempurna, semuanya terlihat sangat sempurna di tubuh cowok itu. Benar-benar tidak ada celah sedikitpun pada dirinya. Orang lain yang melihatnya akan segera mengeluarkan ponselnya masing-masing, lalu mengabadikan cowok yang seperti keluar dari dunia imajinasi tersebut.

“Chandra, sarapan kamu sudah bunda taruh di atas meja ya,” panggil Sarah, ibunda dari Chandra.

Panggilan hangat itu yang selalu menyemangati dirinya di pagi hari. Memang terlihat cukup sederhana, tetapi itu sangat berkesan baginya. Chandra segera keluar dari dalam kamar seraya menjinjing tas ransel berwarna hitam miliknya. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang makan dari rumah sederhana yang sudah ia tinggali selama tiga tahun.

Kondisi rumahnya sangat berubah tiga ratus enam puluh derajat dari rumah lamanya. Semenjak harta orang tuanya disita oleh bank, Chandra dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke rumah kosong milik saudaranya. Tetapi ia sangat menyukai rumahnya saat ini, terlihat sederhana dan terasa hangat. Sangat berbeda dengan rumah lamanya yang terkesan sangat dingin dan monoton.

Senyum tipis terukir jelas di wajah Chandra, ia menatap sepiring nasi yang sudah dihidangkan oleh bundanya. Nasi uduk sudah menjadi menu sarapan favoritnya saat ini, karena bundanya langsung yang membuatkannya. Selama ini ia tidak pernah melihat bundanya membuat menu hidangan untuk keluarganya, yang membuatkannya selalu asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Sekarang, semuanya sudah berubah. Saat ini Bunda selalu memasak menu hidangan untuk keluarganya setiap hari.

Ternyata bunda sangat ahli dalam memasak, seluruh hidangan yang dimasak olehnya selalu menjadi juaranya. Oleh karena itu, bunda memutuskan untuk berjualan nasi uduk dan menu hidangan lainnya di pagi hari. Hitung-hitung untuk bisa memenuhi kehidupan keluarganya sehari-hari.

Tersisa dua suap terakhir dari nasi uduknya, tiba-tiba saja cewek yang mengenakan celana jeans berwarna hitam serta kemeja berwarna biru muda datang menghampirinya. Dia adalah Claudia Amanda, kakak perempuan Chandra. Jarak usianya tiga tahun lebih tua darinya, saat ini kakaknya sebagai mahasiswa semester tiga jurusan Akuntansi di Universitas swasta di Jakarta. Selain menjadi mahasiswa, kakaknya juga bekerja part time di restaurant cukup terkenal di Jakarta. Kakaknya yang memutuskan sendiri ingin bekerja sambil kuliah, karena tidak ingin terlalu memberatkan orang tuanya.

“Widih, rapih banget nih pagi-pagi,” celetuk Claudia saat melihat adiknya yang sedang menikmati menu sarapannya.

Chandra menghiraukan ucapan kakaknya yang sering kali mengusik hidupnya, terlebih lagi ia adalah orang paling cerewet yang pernah ia temui selama ini.

Claudia menyipitkan kedua matanya setelah mendapat respon yang selalu diberikan Chandra kepadanya. Ini bukan hal pertama yang ia dapatkan, bahkan sudah sering kali ia diabaikan oleh adik satu-satunya tersebut. Cewek itu terduduk di kursi yang berseberangan dengan adiknya, ia mengambil sepotong gorengan tempe dihadapannya seraya memperhatikan penampilan adiknya yang berhasil mencuri perhatiannya.

“Kenapa ngeliat-liat?” ucap Chandra tepat sasaran, ia memiliki insting yang cukup kuat jika ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya.

“Ganteng juga lu,” balas Claudia tidak tahu malu, ucapan itu keluar begitu saja saat melihat penampilan adiknya yang sangat mempesona.

CHANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang