Bagaimana kabarmu?
Semoga baik-baik saja yah....
Bantu vote yah. Terimakasih banyak ✨☺️Dari Penulis untukmu pembaca Budiman.
_______________________
Dari arah kiri jalan dua orang berboncengan menaiki motor butut dengan suara khasnya.
Blukutuk...blukutuk...blukutuk.
Yaa, misal seperti itulah bunyinya. Silahkan dibayangkan sendiri.
Mereka memarkirkan motornya didepan Lukman dan Aziz.
"Dek, kamu anak geng motor bukan?" Tanya salah seorang dari mereka begitu garang.
"Maaf, bukan bang." Jawab Lukman yang masih mengunyah sedikit makanan.
Dalam pikiran Lukman ia bergumam, "Lah... Wong saya pake gamis kok dibilang anak geng motor toh. Aneh ni orang."
Tatapan mereka seperti mengawasi sekitarnya. Matanya begitu tajam menyipit mengarah pada Lukman dan Aziz.
"Saya dapat info dari RT sebelah kalau disini tempatnya anak geng motor. Kamu tau gak orangnya?" Tanyanya lagi dengan nada garang.
"Tau sih bang, tapi mereka biasa kesini malam hari. Bukan siang hari." Protes Lukman sambil menjelaskan.
"Ada warga kami, perempuan dilecehkan pas lewat sini... Tapi bukan kamu kan!?"
"Maaf, sekali lagi bukan bang!"
"Sudah, kamu selesaikan dulu makannya. Nanti bisa ikut kamu sebentar ya, buat laporan aja sama pak RT." Tukasnya
_________________________
Hati Lukman mulai gelisah, tapi ia tidak bisa menyangkalnya. Ia memaksa hatinya untuk selalu berprasangka baik.
"Dek, siapa namamu?"
"Saya Lukman Bang."
"Oke, dek Lukman nanti ikut saya dulu yah. Untuk laporan ke ketua RT, nanti kamu bilang aja kalau kamu bukan pelakunya. Dan ceritakan sedikit kronologisnya saja." Jelas orang itu dengan tatapan mencurigakan.
Dalam hati Lukman, ia hanya ingin menolong orang lain. Tapi disinilah ujian sebenarnya akan dimulai.
"Oke, kamu yang satu lagi siapa namanya dek?"
"Saya Aziz pak..."
"Tinggalnya dimana!?"
"Mondok pak..."
"Wah, keren yah, in sya Allah jadi anak yang saleh nanti pas sudah besar." Orang yang satu lagi bicara dengan Aziz.
"Dek Aziz, nanti sama saya dulu disini yah. Sambil nunggu dek Lukman kemari. Kalau bisa dek Lukman jangan bawa apa-apa kesana, dititipkan saja sama dek Aziz. Takut ada apa-apa..." Jelasnya menyusun rencana.
Aziz hanya mengangguk saja, dan Lukman pun mengikuti saran pak tua tersebut. Sebelum pergi Lukman membisikkan sesuatu kepada Aziz.
"Aziz, nanti kalau ada apa-apa pokonya lari aja sejauh-jauhnya ya."
"In sya Allah ustadz."
Mereka berdua pun pergi dengan menggunakan motor butut.
________________________
Ketika diperjalanan Abang itu pun banyak sekali pertanyaan yang menghujani Lukman. Sehingga ia sampai tak berpikir jernih. Lukman tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk menjawab atau menyimpulkan cerita Abang itu.
Setelah agar jauh dari Metropolitan Mall, Lukman diturunkan disalah satu rumah warga.
"Dek Lukman, kamu disini dulu yah. Saya mau panggilkan pak RT disamping." Ucapnya mengelabui.
"Iyah bang, jangan nipu yah!"
Ucap Lukman tanpa balasan apapun, dan Abang itu pun pergi meninggalkan Lukman.
Lukman menunggu agak lama, firasat yang ia rasakan seperti betul-betul terjadi. Ia lupa bahwa firasat seorang mukmin itu hampir benar adanya. Lukman kemudian lari menuju pos satpam dan menanyakan perihal rumah RT yang sesungguhnya.
Dan ternyata benar, ia telah ditipu. Ia segera lari menuju jalan besar, dan mencari ojek. Untuk segera menyusul Aziz di Metropolitan Mall.
"Mas, agak ngebut yah. Tadi kayaknya saya kena tipu sama orang. Astaghfirullah... Astaghfirullah..." Ucap Lukman dengan detak jantung berdebar kencang.
"Allah... Allah... Banyak sekali dosa yang sudah hamba perbuat, sehingga engkau uji aku dengan takdir ini..." Gumamnya dalam hati, sakit... Sangat sakit....
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Muda Mencari Cinta
No Ficción"Mas, kalau mau jadi Murabbi. Jadilah Murabbi yang serius, jangan kayak abimu...." Ucap Ummi, menasihati Lukman. "Lukman minta doa umi yah... Lukman bisa jadi seperti sekarang juga terinspirasi dari Abi. Semoga Allah istiqamahkan langkah kita dalam...