alohaaaa
ya... lupa alur.
ok inget.
"aku tidak akan menerimanya" Daehwi mengerutkan alisnya. Dalam hati ia bertanya-tanya ada apa dengan pemuda bae ini?
"tapi kenapa?" tanya Daehwi.
"bukankah sudah jelas?" ingin rasanya si manis menginjak batang leher orang di hadapannya, namun jika itu terjadi 100% ia akan bermalam atau bahkan menghabiskan umurnya di balik jeruji besi.
"aku bukan dukun atau peramal, bagaimana aku tahu maksudmu?" sementara Baejin mendengus menganggap Daehwi kurang peka.
"aku ingin mendekatimu..."
si manis terdiam.
"... apakah perilaku ku dari kemarin kurang jelas?"
daehwi menahan nafasnya entah apa yang harus ia jawab namun yang jelas jinyoung belum bisa menggantikan si mantan di hatinya.
"kau tahu k-"
"iya aku tahu... tapi beri aku kesempatan" jinyoung menyela.
"aku tidak yakin" jujur dibanding mengkhawatirkan mantannya daehwi lebih khawatir hati jinyoung rersakiti olehnya.
jinyoung orang baik dan ia tidak mau jinyoung merasakan apa yang ia rasakan.
"tol-"
"aku tidak mau kau kecewa saat sudah tahu endingnya seperti apa" daehwi terkesan tidak yakin dengan jinyoung, namun daripada marah ia memilih meyakinkan daehwi.
"pelan2... aku akan buktikan kamu diam dan lihat saja hwi" daehwi tidak ada pilihan selain mengiyakan permintaan jinyoung, toh ia akan berhenti saat sudah lelah.
daehwi pun mengangguk, jinyoung ingin sekali memeluknya namun ia takut daehwi tidak nyaman.
ingin melompat juga tapi gengsi.
jinyoung hanya bisa tersenyum, namun matanya mengatakan semuanya.
"mau jalan?" tidak mau melewatkan kesempatan date dengan daehwi jinyoung mengangguk keras.
daehwi tersadar lalu mendadak panik.
"aku tidak mengajakmu kencan maksuku- hanya-"
"ayo ini date pertama kita kan?" sudahlah ikuti saja hwi.
jinyoung jalan duluan tapi daehwi menahannya terlebih dahulu. "jangan berharap apapun padaku" sedikit sakit namun jinyoung paksakan untuk tersenyum.
"Kakak tidak akan terlalu berharap atau kecewa bagaimanapun endingnya" jinyoung mengulurkan tangannya lalu di sambut oleh daehwi.
ya apa salahnya di coba? toh ia tidak rugi.
.
.
.
.
.
Jalan sore di taman tentu akan sangat menyenangkan jika dengan orang yang kita kenal seperti sahabat, keluarga atau pasangan. Tapi tidak mereka berdua yang sedari tadi hanya saling terdiam membuat jinyoung sadar, ia dan si manis belum sedekat itu.
"Mau makan" pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya hari ini yang mendapat jawaban serupa pula dari Daehwi. "Belum lapar tapi kalau kau sudah lapar ayo makan" lalu Jinyoung akan menggeleng juka karena ia tidak lapar.
"Hobimu apa?" sedikit peningkatan rupanya, Daehwi menyentuh dagunya sambil berfikir. "Bernyanyi?" Daehwi menjawab seolah ragu.
"wah, aku tidak pernah melihatmu bernyanyi" wajah daewhi memerah tanpa sebab membuat jinyoung bingung, udara sekarang tidak panas dan tidak mungkin daehwi tersipu dengan perkataanya tadi sampai ia tersadar bahwa mereka sudah cukup lama berjalan tanpa minum, pasti Daehwi haus sekarang.
"Ahhh... kalau haus itu bilang sayang" apa-apaan kata-katamu itu jinyoung, seperti buaya saja.
"Sayang" jawab Daehwi.
"huh?" Jinyoung bingung, ia ingin sedikit geer namun menahannya.
"katamu kalau haus bilang sayang. sayang! aku haus" bukan begitu astaga. Sekarang yang tersipu malah Bae Jinyoung.
"Astaga baiklah, untuk yang manis bagaimana kalau less sugar bubble tea" Daehwi yang sangat menyukai manis cemberut. "Aku mau normal sugar".
"Memang perlu tambahan gula lagi ya? kau kan sudah manis" bisa saja pria berkepala mungil ini. Rasanya Daehwi ingin pergi saja dari tempat itu. Iapun berlari menghindari manusia yang sudah senyum-senyum sedari tadi melihat kemanisannya.
"Hei! mau kemana?"
"KABUR! HWI TAKUT DI MAKAN BUAYA"
"DIMAKAN KAKAK MAU TIDAK HWI????"
halo halooo aku balik lagi setelah beres ujian dan liburan tahun baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun That Too Shine (Jinhwi)
FanfictionDaehwi seperti matahari cerah dan hangat, bahkan memberi vitamin D dalam kehidupan Baejin. Matahari yang terlalu indah untuk tidak di pandang sampai kulitmu terbakar.