02 - Dibuat jatuh hati

27 4 3
                                    

Di mata Genta, gadis itu terlihat berbeda dengan gadis kebanyakan. Bukan karena pita kuning menyala yang mengikat rambut lurusnya sehingga terlihat kontras dengan seragam  rapinya. Bukan pula perkara kulit putihnya yang merupakan warisan dari mendiang ibu sebagai seorang keturunan chinese hingga membuatnya terlihat lebih menonjol dibanding siswi baru disekelilingnya yang kebanyakan berkulit lebih kecoklatan. Melainkan wajah ceria  yang ramah ditambah lesung pipinya yang kerap muncul semakin mempermanis senyumannya.

Iya, gadis itu sangat suka tersenyum kepada siapapun.

Bahkan pada Genta sekalipun yang jelas-jelas mencuri pandang sampai ketangkap basah oleh mata moloidnya, padahal saat itu mereka belum mengenal. Genta jadi salah tingkah.

Tak terduga. Beberapa saat kemudian justru gadis itu duluan yang menghampiri Genta untuk berkenalan, mungkin dia menangkap posisi Genta yang sedari tadi tidak memiliki seseorang untuk diajak bicara disaat teman-teman yang lain sudah akrab dengan teman barunya. Bagi gadis itu, dihari pertama masuk sekolah memperbanyak kenalan itu penting dalam membantu beradaptasi di lingkungan baru. Sangat berbeda dengan Genta yang kuper, tidak memiliki kepercayaan diri cenderung ogah untuk bersosialisasi.

Andai gadis itu tidak menghampirinya duluan, dijamin seharianpun Genta betah menjelma jadi patung hidup kesepian.  Andai Genta tidak menjadi patung hidup yang kesepian, mungkin gadis itu tidak akan mengahampirinya. Dan mungkin Genta akan terus dibuat penasaran kepada siapa sosok gadis yang diam-diam membuatnya jatuh hati.

***

Tidak ada yang berubah dari enam bulan yang lalu, Lana masih ramah dan mudah tersenyum kepada siapa saja seperti biasanya. Tidak seperti siswi kebanyakan yang suka tampil modis, Lana terkesan sederhana dengan tampilan rambut yang dikuncir dan seragam yang selalu rapi. Wajah polosnya tetap ayu meski tanpa polesan bedak ditambah lagi senyuman manis yang khas. Tak heran banyak cowok yang dibuat mleyot dengan kecantikan alaminya, salah satunya Genta.

Meski baru menjadi siswi kelas 10 semester pertama, Lana cocok menjadi siswa panutan bukan soal prestasi belajarnya saja tapi sopan santunnya. Tak heran beberapa guru SMA Nusantara sangat merekomendasikan Lana untuk mewakili sekolahnya dalam ajang perlombaan.

"Sudah pintar, cantik, solehah pula memang paket lengkap itu Lana," celetuk seorang siswa dengan logat bataknya seolah-olah mendengar isi hati yang ingin dikatakan Genta barusan.

Genta memandang heran ke siswa cungkring berkulit sawo matang itu yang tiba-tiba muncul disampingnya. Dia tak mengenalnya, yang jelas bukan teman sekelas Genta.  Tampaknya bukan Genta saja yang sedari tadi mengamati Lana yang sedang berbicara dengan Bu guru dari lorong kelas, siswa itu juga.

"Kau suka Lana? Ahh... Jangan mimpi kau. Akupun sama, tapi aku tahu diri. Tampang pas-pasan macam kita tak cocoklah bila menjadi pacar Lana."

Ada benarnya. Kepercayaan diri Genta langsung turun drastis dalam beberapa detik. Padahal baru kemarin dia dan Lana belajar bersama tapi sekarang seperti tak ada artinya.

Siswa itu pergi. Diikuti Genta yang lesu berbalik. Belum sempat melangkah, seseorang memanggil namanya.

"Genta!!!"

Power Genta terisi kembali.

Lana berlari kecil menghampiri Genta dengan beberapa buku ditangan. Mereka berhadapan.

"Mau keperpustakaan ya?"

Genta mengiyakan dengan mengangguk amat antusias. Kali ini dia merasa kembali bersemangat. Tak sabar mengahabiskan waktu istirahat bersama Lana diperpustakaan. Wajahnya terlihat lebih sumringah.

"Nitip dong."

Eh? Genta agak bingung ketika Lana menyondorkan 3 buku tebalnya.

"Bisa kan minta tolong balikin ke perpus sekalian kamu belajar disana. Bu Ida nyuruh aku buat bantuin kakak kelas nyiapin seminar di aula."

Ketika doi meminta bantuan mana bisa ditolak, itulah prinsip Genta saat ini.  Walau ke perpustakaan terasa berat tanpa adanya Lana.

"Oh, iya. Nih, kalo butuh bantuan jangan sungkan, ya." Lana menyondorkan sobekan kertas  ke Genta sebelum akhirnya dia pergi.

Oh my god, Lana membagi nomor whats app-nya. Entah berapa kali dewi fortuna berpihak padanya, akhir-akhir ini Genta merasa beruntung. Apa jangan-jangan dia memang berjodoh dengan Lana?

Genta mulai percaya istilah 'kalau jodoh nggak bakal kemana-mana'. Genta mendadak heboh ditempat. Yess yesss yesss.

Tidak perlu banyak tingkah lagi. Genta kemudian pergi untuk mengantarkan buku.

Sementara dari ujung lorong, seseorang telah lama mengawasi gerak-gerik Genta bersama Lana tanpa mereka sadari.

###

Hello, Bestie...

Alhamdulillah bisa upload lagi. Maaf, kali ini pendek banget. Insyaallah besok-besok aku panjangin. Lagi pusing mikirin kerjaan nih wkwkwk. Nggak sabar pengen cepet-cepet masukin part Sukma. Semoga terhibur.

See you next chapter

ANT
@riskid_ant

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GentayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang