01~Uks

17 7 1
                                    

Dengan perlahan Allegra meletakkan tubuh Anya ke atas bed. Entah kenapa anak ini bisa pingsan. Apa mungkin karena di bentak Allegra tadi.

"Anya, Bangun nya." Allegra menepuk pelan pipi Anya.

"Ega sini biar ibu periksa!" Ujar dokter Kecil yang baru saja datang.

Allegra menengok ibu Kara dan langsung mundur mempersilahkan bu Kara memeriksa Anya.

Sekian menit..

Bu Kara akhirnya selesai memeriksa kondisi Anya. Bu Kara tersenyum menatap Allegra. "Jangan khawatir, dia cuma kelelahan kok. Bentar lagi pasti siuman." Ujar bu Kara mencoba menenangkan Allegra.

"Maaf bu?" Kepala Allegra sedikit maju. "Khawatir?! Saya gak khawatir bu." Elak Allegra sopan sambil melepaskan kaca mata nya dan meletakkan nya ke saku.

Bu Kara geleng geleng kepala. "Ya sudah kamu jagain Anya ya?! Ibu pergi dulu."

Allegra mengangguk mengiyakan bu Kara. Bu Kara pun langsung pergi.

Punggung bu Kara mulai menjauh dari penglihatan Allegra. Sekian detik Allegra menatap nanar ke Anya lalu menghembus nafas lega. "Gue kira gara gara gue."

Allegra mendekati Anya sambil menatap lekat wajah Anya yang begitu tenang. Ya tenang untuk sementara karena pingsan. Jika sudah siuman pasti akan rusuh lagi. Minta pertikaian yang nonfaedah dengan nya.

"Cantik juga lo kalo diem." Gumam Allegra tanpa sadar.

Sekian detik mata Allegra melotot baru menyadari apa yang barusan ia ucapkan. Ngada ngada!

Geleng geleng kepala Allegra beralih melihat barang barang yang ada di UKS. Dari pada melihat Anya lebih baik ia menyibukkan diri melihat barang barang sekitar. Siapa tau Anya mempunyai pelet di wajah nya. Bahayakan!

Cukup banyak orang yang menyukai Allegra. Jika Anya yang tidak apa apa nya malah terpilih Allegra. Berasa jatuhlah harga diri ini.

"Lah ngapain gue? Kok mikirin dia?" Allegra bergidik ngeri dengan apa ia pikirkan sekarang.

"Ssskk.."

Sontak Allegra memalingkan tubuh nya menengok benar tidak nya suara itu berasal dari Anya. Dan benar saja, Anya terbangun. Ia nampak memegang kepala nya.

"Sakit?"

Anya bukan nya menjawab malah berdecak sebal.

"Gue nanya!" Ketus Allegra.

"Iya iya lah, ini semua gara gara lo sih." Sinis Anya.

Allegra mengerutkan keningnya. Yang benar saja Bukan nya berterimakasih malah menyalahkan Allegra. Buat geleng geleng kepala saja.

Benar bukan. Jika sudah bangun Anya pasti akan menimbulkan pertikaian nonfaedah. Allegra menatap jenuh siapa tau anak ini bukan hanya lelah fisik tapi juga lelah berpikir.

"Otak nya di pake kali nya!" Greget Allegra.

Anya membangunkan diri nya dengan perlahan. "Gue selalu make kali. Ini aja masih di pake." Ketus Anya memutar bola mata nya kesal.

Allegra memiringkan kepala nya dengan satu kening yang mengangkat. "Yakin?"

"Ck, apaansi!"

Allegra malah tersenyum remeh "Gue yakin gak di pake. Bukan nya makasih udah di angkat ke UKS malah nyalahin gue. Gak tau untung lo!"

Bodo amat. Anya bodo Amat. Anya malah mengalihkan pandangan menatap tirai.
"Tirai? Lo tau gak?" Ujar Anya ngawur. Dia malah ngomong sama tirai.

"Tirai be like, apasi lo? Ngadi ngadi udah tau gue benda mati pake ngajak gue ngomong lagi. Emang bolong ya otak lo."

Julid nya Allegra tuh emang gak bisa di kurangin. Mengesalkan bukan.

Anya memutar bola mata nya jenuh. "Diem dulu ya tirai! Dengerin gue ngomong!" Ujar Anya makin ngawur.

Allegra hanya bisa tersenyum hambar melihat ketidak warasan Anya.

"Tadi.. kan gue abis dari perpustakaan. Itu juga si ketos yang nyuruh--

Mendengar itu Allegra mengerutkan kening nya. "Apa lo bilang?"

"Diem dulu tirai! Dengerin gue sampe selese." Sengit Anya tak beralih menatap lekat ke tirai.

"Eh, gue gak ada nyuruh." Potong Allegra kesal.

"Diem!" Anya menunjuk Allegra dengan tatapan yang tak bersahabat.

"Lo yang nyuruh gue masa lo lupa. Heh udah pikun ya?" Anya mengangkat satu kening nya sambil bersedekap dada.

"Tapi gue--

"Ini termasuk rencana lo kan? Maka nya pas gue masuk tadi lo gak mau dengerin alasan gue. Kan lo sendiri udah tau alasan nya." Oceh Anya begitu kesal.

Sungguh Anya begitu kesal mengingat kejadian tadi. Padahal Allegra sendiri tau alasan ia telat. Dan bukan nya menanyakan map yang di cari Allegra. Lah malah, waktu masuk Anya langsung kena semprot omongan Allegra yang pedas. Siapa yang takkan marah. Bahkan Allegra mengusir nya.

"Siapa yang nyuruh lo?"

"Lo lah njir!!" Ketus Anya.

Allegra berdecak kesal "bukan, maksud gue.. yang nyampain nya Anya..?"

Anya terdiam sejenak "kak Jef--

"Shit!"

Mata Anya melotot melihat Allegra. Hati nya sudah tak enak. Melihat mata Allegra yang berbeda dari sebelum nya.

"Ega." Suara Anya lebih pelan dari sebelum nya.

Allegra tak menghiraukan panggilan Anya. Ia keluar dengan langkah besar. Seakan tergesak gesak.

"EGA! DENGERIN GUE, JANGAN BUAT YANG ANEH ANEH!!" Koar Anya.

Allegra kembali dan tersenyum dengan ramah "maaf maksud lo apa ya?"

Anya mengerjapkan mata nya beberapa kali. Ternyata ia salahkah? Ingin tersenyum memaksakan menutupi rasa malu nya. Tapi, ah sudahlah kelakuan Allegra memang mengesalkan.

Allegra terkekeh melihat tingkah Anya. Sekian detik ia langsung pergi. Entah kemana tujuan nya.

♢♢♢

See you next part👋

With Allegra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang