02~Bola basket

11 6 1
                                    

Happy reading🎉🎉
♢♢♢

Anya menyerngit heran melihat banyak yang berlari dengan cepat. Entah kemana arah mereka. Ingin mengurusi nya tapi lebih memilih malas. Tapi, rasa penasaran tak bisa membuat diri Anya hanya mengubris. Lagian kenapa mereka tidak pulang dan malah tetap di sekolah berlarian nonfaedah. Kan aneh.

"Hai kak." Sapa cewek cantik bernama lengkap Anita Syaqilla Zaiden.

Anya tersenyum manis membalas sapaan Anit. Anit ini begitu beda dari kakak nya yang mengesalkan. Ya kakak nya adalah Allegra Nauvala Zaiden. Ketos yang sok berharga dengan perkataan julid yang terus menyertai nya.

Anit ini adek kelas nya yang sangat patuh. Dan menggemaskan pasti nya. Anit itu seperti adik bagi Anya. Anit, Anya memang suka di sapa adik kakak. Tapi, lebih tepat nya banyak yang menginginkan menjadi adik dan kakak ipar. Balik lagi ke Anya. Mana sudi Anya, kakak ipar? Terus maksud mereka pasangan Anya si ketos julid itu. Tidak, Tidak akan pernah terjadi, nihil. Anya sendiri dan Allegra selalu bertengkar. Seperti tom and jerry. Tak pernah damai kecuali di waktu rapat dan bertemu guru. Entah pemikiran siapakah ini. Tapi, tidak hanya menjodohkan Anya dengan Allegra. Banyak juga yang membenci kedekatan Anya dengan Anit. Itu di ibaratkan caper. Dan tentu saja mereka tak setuju pangeran mereka menjadi pasangan Anya. Heh, berkhayal saja Anya tak sudi. Sungguh tak sudi!

"Kak Anya gimana udah baikan?" Tanya Anit sambil mendekati Anya yang masih rebahan di bed.

Anya tersenyum. "Aku udah baikan kok."

Anit ikut tersenyum. Lega rasa nya mendengar Anya yang ia anggap seperti kakak nya baik baik saja.

"Eh btw mereka itu mau kemana?"

♢♢♢

"Uuuu... Kak Ega!! SEMANGAT!!"

Histeris cewek cewek melihat Allegra yang begitu gagah nya memantulkan bola berwarna oren itu.

"Kak Jefran!! SEMANGAT!!"

Tak mau kalah penggemar Jefran juga berteriak histeris.

Pertandingan semakin sengit. Jefran menatap Allegra tajam. Allegra sudah di penuhi peluh. Begitu pun Jefran. Dengan percaya diri nya Allegra maju. Melalui Jefran yang mehadang dan sekian detik Allegra mengangkat bola basket. Ingin melempar nya ke gawang.

"EGA!!" Seseorang berteriak dengan cempreng nya. Membuat semua yang menonton pertandingan beralih melihat nya. Semua terpukau heran. Bahkan Allegra nya sendiri.

"BERHENTI!!" Anya terus melangkah dengan lebar menuju Allegra.

"Lo ngapain?" Heran Allegra mengerutkan kening nya.

Anya tak banyak iming iming langsung menarik Allegra.

Semua orang menatap Anya bingung, kesal, aneh, dan bertanya tanya. Jefran pun mengangkat satu kening nya.

"Ayolah, pertandingan belum selesai lo mau kemana?" Tentu saja Jefran tak terima keadaan saat ini. Allegra yang mulai dahulu kenapa sekarang malah mundur duluan. Mengecewakan.

"Lepasin gue Anya, gue belum selesai tanding!"

Muka Anya bertekuk. Dia menatap Jefran sekilas. Kemudian kembali menatap Allegra dan melepaskan cengkraman nya. Anya menghampiri Jefran.

"Kak, gue gak bodoh kok. Lo kalo gak suka. Gak suka aja kak. Gak gini cara nya biar gue gak suka lagi sama lo." Anya mendesah. Mata nya mulai tergenang air yang bening bagai kaca.

Dia sudah tau resiko nya. Tapi, masih menantang diri untuk tetap menyukai Jefran. Cowok yang populer bahkan saat Anya pertama kali masuk Sma Bhinabakti. Sudah satu tahun lebih Anya mencoba menjadi orang yang Jefran sukai. Tapi hasil nya? Nihil. Anya semakin di remehkan. Anya hanya di pandang sebelah mata. Dan itu menjengkelkan. Setulus apapun Anya berusaha dengan giat menjadi cewek yang di idamkan Jefran. Jefran tetaplah mengacuhkannya.

Itu juga membuat Anya benci dengan diri nya. Terkadang Anya sadar itu hal yang bodoh. Tapi, Anya tak bisa berhenti. Itu seperti sebuah candu yang tak tau rasa malu.

Tapi kini, heh. Anya tak bisa menghindari kekecewaan dan mencoba bersembunyi lagi di balik tembok ketulusan. Anya capek!

Anya tertawa remeh. Sekian detik "Thanks ya kak! Gue udah sadar kok sekarang."

Setelah nya Anya langsung pergi dengan langkah lebar. Menatap ke depan tanpa menghiraukan tatapan yang banyak melekat ke diri nya.

"Kak Anya!" Anit mencoba menyusul langkah lebar Anya. Tapi, Anya hanya mengacuhkan Anit.

"Anit!" Tangan kekar menahan pergelangan tangan Anit. Anit menengok kakak nya itu.

"Kak, kak Anya." Lirih nya.

"Udah.. biarin dia sendiri dulu, buat nenangin diri."

Anit mengangguk polos. Memang seharusnya Anya sendiri dulu. Untuk menyembuhkan luka nya.

Sementara itu Jefran terdiam di tengah tengah lapangan indoor ini. Dan semua orang pun terlahap kecewa karena pertandingan Jefran dan Allegra berhenti di tengah jalan. Tapi, untungnya ada hasil untuk di bawa menggosip. Jadi rasa kecewa nya sedikit berkurang.

♢♢♢

See you next part👋

With Allegra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang