"Bersiaplah Azael, ini tidak akan berakhir baik."
...
...
Aqua kembali melempar satu pedangnya ke arah Azael, yang seketika membuat Azael menjadi bingung.
"Apakah Aqua baru saja menyerangnya kembali dengan cara yang sama."
Sekarang Azael tidak menghindari pedang itu, karena ia yakin Aqua pasti merencanakan sesuatu.
Benar saja, pada saat pedang itu hampir saja akan mengenai Azael, pedang itu berubah menjadi sebuah tembakan air bertekanan tinggi.
Azael sudah tidak akan dapat menghindari serangan itu, dan pada akhirnya ia pun terkena serangan itu tepat dikepalanya.
Azael terpental kebelakang, dan lubang hitam yang sedari ia pegang juga menjadi menghilang karena skill itu harus memerlukan konsentrasi yang tinggi dari nya.
Ia bangkit sambil memegangi kepalanya yang ternyata sudah bersimbah darah. Ia tidak menyangka serangan Aqua berhasil melukainya separah ini.
"Aqua, dia sudah berkembang menjadi sangat kuat. Akan berbahaya jika aku terkena serangan seperti itu lagi, apalagi di bagian vital ku. Aku juga harus serius melawannya."
Azael kemudian berjalan mendekati Aqua, sambil terus tersenyum kepadanya.
"Baiklah Aqua, jika kau ingin bertarung. Maka aku akan berikan kepadamu, apa itu pertarungan yang sebenarnya."
Azael kembali memunculkan pedang miliknya, Rancour dan memasang kuda-kuda menyerang.
Aqua yang melihat hal itu juga melakukan hal yang sama, dan sekarang. Mereka tinggal menunggu untuk siapa yang akan maju terlebih dahulu.
Setelah beberapa saat menunggu, Azael berniat untuk memulai serangan pertamanya.
Namun belum juga sempat ia maju menyerang, sebuah tembakan air menerjang ke arahnya dengan kecepatan yang tinggi.
Azael berhasil menangkis tembakan air itu, namun ia tidak menyadari jika itu hanya pengalihan saja.
Aqua saat ini sudah ada beberapa meter didepannya dan bersiap untuk menebasnya. Azael yang berhasil menyadarinya dengan tepat waktu, dan berhasil menangkisnya.
Adu pedang pun terjadi diantara mereka berdua, dan sekali lagi itu membuat Azael semakin terkesan dengan Aqua.
Dia bukan hanya telah berkembang lebih kuat dalam tingkat pengendalian skillnya, namun juga dalam hal bertarung.
"Kau sudah berkembang ya, Aqua. Aku bangga padamu."
"Cih, berhenti berbicara seperti itu seolah-olah kau peduli kepadaku."
Aqua menangkis serangan pedang Azael dan melangkah mundur untuk membuat jarak diantara mereka berdua.
"Aku sudah bukan Aqua yang sama seperti 70.000 tahun yang lalu. Aku semakin berkembang dan bertambah kuat. Dan sekarang, kekuatan ku setara dengan Dewa dan Dewi lainnya. Jadi jangan pernah sekali pun kau meremehkan ku lagi."
Aqua mengangkat pedangnya ke udara, dan membentuk sebuah lingkaran sihir yang terbuat dari air.
Perlahan air kolam itu mulai berkumpul diatas lingkaran sihir itu, hingga akhirnya membentuk sebuah bola air yang sangat besar.
Azael mengangkat pedangnya dengan gugup. Ia seharusnya tidak pernah meremehkan Aqua sejak awal, dia mungkin akan kalah olehnya disini.
"Aqua sudah lah mari hentikan ini. Aku menyerah, aku minta maaf telah meremehkan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Laziest God
FantasyKurokube Daisuke, adalah seorang remaja berumur 17 tahun yang sangat malas. Ia selalu saja bermalas - malasan baik itu di rumah maupun di sekolah. Tetapi terlepas dari sikap malasnya, dia merupakan anak yang cerdas, dan selalu masuk ranking 10 besar...