Sang Dewa Kegelapan

276 35 4
                                    

Ben dan teman - temannya yang lain, lalu kembali menegakan badan mereka dan menatap Azael dengan tatapan kebingungan.

"Maaf jika saya lancang, tapi saya belum pernah mendengar nama dewa sebelumnya ?" ucap Ben

"Hmmm, begitu ya. Kalau begitu bisakah aku bertanya sesuatu?"

"Tentu, apa yang ingin anda tanyakan ?"

"Apakah sewaktu kalian kecil, kalian pernah mempelajari tentang Dewa dan Dewi ?"

Ben mengangguk, dan kemudian kembali berbicara untuk menjawab pertanyaan Azael

"Ya, kami semua memang diajarkan tentang dewa dan dewi. Di kerajaan juga ada ajaran untuk menyembah kepada 12 dewa yang ada di alam, termasuk kepada 2 dewa dan dewi tertua. Yaitu Dewa Aksion, dan Dewi Artila"

"Hanya 2, bukan kah seharusnya ada 3 dengan ku ?" Pikir Azael

Ia sebenarnya sudah menduga jika hal seperti ini pasti akan terjadi.

Sepertinya sejarah di dunia ini telah diubah, seolah - olah jika Azael tidak pernah ada.

Entah ini karena ulah dewa dan dewi yang lain, atau ini memang murni karena perkembangan peradaban manusia, sehingga keberadaannya lama kelamaan terlupakan.

Yang mana pun dari itu yang benar, ia tidak boleh memikirkan itu terlebih dahulu.

Saat ini, ia harus tetap fokus pada pembicaraannya. Ia harus terus menggali informasi sedalam - dalamnya

"Tapi dari mana kalian tahu, jika dewa dan dewi yang kalian sembah itu benar - benar ada dan bukan hanya cerita dongeng semata ?"

"Gereja suci yang memberitahukannya. Gereja suci merupakan penghubung, antara manusia fana dan dewa. Gereja Suci juga membuat sekolah yang diperuntukan untuk mengajarkan kami pelajaran - pelajaran dasar pada saat kami kecil. Dari sana juga lah kami mengetahui nama dewa dan dewi." Jawab Pricilla

"Oh ya, kalian juga sebelumnya menyebutkan Pasukan Gereja Suci, siapa sebenarnya mereka ?" tanya Azael kembali.

Namun kali ini, semua orang terdiam.

Tidak ada orang yang menjawab pertanyaan Azael tersebut.

Mereka justru malah mengalihkan pandangan mereka kepada Rivea, yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya.

"Sekali lagi aku bertanya, sebenarnya apa atau siapa pasukan gereja suci itu ?" tanya Azael kembali.

Namun tetap tidak ada orang yang menjawabnya, bahkan Rivea sendiri masih tetap diam dan tidak berkata apapun.

Azael yang mulai merasa bosan pun menguap, dan setelah itu ia tiba - tiba saja berada di depan Rivea yang membuat semua orang terkejut.

Rivea yang juga terkejut kemudian mengangkat kepalanya, dan pada saat itu lah Azael tiba-tiba saja mencekiknya dan menariknya mendekat untuk menatap matanya.

Setelah menatap mata Azael, Rivea tiba - tiba mengalami kejang - kejang dan ia juga berteriak kencang.

Azael kemudian menjatuhkan nya ke tanah, dan Rivea pun hanya bisa terus menjerit kesakitan sambil memegang kepalanya.

"AGH... TOLONG HENTIKAN, SAKIT... KEPALAKU SAKIT, SAKIT SEKALI..." teriak Rivea kesakitan

Azael yang melihat itu, kemudian berjongkok di hadapannya dan berbicara kepada Rivea.

"Kau tahu, seperti ini lah rasa sakit yang kurasakan pada saat aku bangkit. Dan kau akan terus merasakan rasa sakit ini hingga kau menjawab pertanyaan ku. Sekarang kau tinggal memilih, kau ingin terus merasakan sakit, atau kau ingin menjawab pertanyaan ku ?."

The Laziest GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang