Tempat kematian 2

269 37 2
                                    

"Semuanya, sebaiknya kita turuti saja perkataanya. Jika tidak, maka tempat ini akan menjadi tempat kematian kita." Ujar Ben

"Apa kau gila! kau tidak lihat apa yang telah di lakukan gadis itu kepadanya. Jika pun seandainya kita menuruti perintah gadis itu, kita justru malah akan berakhir mengenaskan sama sepertinya." Ujar pria berarmor biru.

"Tapi, dia telah berjanji untuk membiarkan kita hidup jika kita menuruti kemauannya. Kurasa menurutinya juga bukan lah hal yang buruk." Ucap Priscilla

"Kita saat ini menang jumlah, dan di tambah lagi ada Pasukan Gereja Suci disini. Jika kita melawannya bersama – sama, kita pasti bisa mengalahkannya." Kali ini giliran wanita beramor perunggu yang berbicara

"Kau benar, kita tidak bisa menuruti perintahnya begitu saja. Aku akan maju menyerang terlebih dahulu, kalian para petualang bantu aku dari belakang." Ujar Chrome

Ia dan Rivea lalu maju menyerang gadis maid itu.

Dengan cepat, mereka saat ini sudah berada di sampingnya dan menyerang gadis itu dari sisi kiri dan kanan.

Karena serangan mereka. gadis maid itu langsung melangkah mundur, dan bersiap untuk bertarung.

Rivea lalu dengan tombaknya mencoba untuk kembali menyerangnya dari sisi kanan, namun serangannya kali ini di tahan menggunakan nampan yang dibawa nya,

Sementara di sisi kirinya, Chrome juga mencoba untuk menebasnya. Di sisi ini gadis itu tidak memiliki perlindungan apapun, dan Chrome pun yakin jika dia pasti berhasil melukainya

*slash*

Tangan kiri gadis maid itu berhasil terpotong dan jatuh ke tanah.

Gadis mais itu pun langsung melompat mundur dan memegangi tangannya yang saat ini keluar banyak darah. Tapi anehnya, darah yang keluar bukan lah berwarna merah, melainkan hitam pekat.

"Apa kah hanya segitu kemampuan mu ?" ucap Chrome dengan nada sombong

"Jadi, apakah dengan ini kalian bermaksud melawanku ? Kalian akan mati loh..."

"Kau lah yang akan mati disini nona..."

Rivea kembali maju menyerangnya menggunakan tombak nya.

Ia memusatkan energy sihir nya ke ujung bilah tombaknya, dan ujung tombak itu tiba-tiba saja mengeluarkan api yang membara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memusatkan energy sihir nya ke ujung bilah tombaknya, dan ujung tombak itu tiba-tiba saja mengeluarkan api yang membara.

"Teknik tombak langit, Amukan dewa Ayrus"

Gadis maid itu bukannya menghindar ia justru malah berjalan mendekat.

Pada saat tombak Rivea sudah berada beberapa meter di depannya, gadis itu tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya.

Rivea langsung menghentikan langkahnya dan melihat kesekililing ruangan untuk mencari di mana gadis itu berada.

"Keluar lah nona manis, permainan kita bahkan belum dimulai." Ucap Rivea

The Laziest GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang