07.PLAYBOY

9.2K 532 7
                                    

Hasilnya...sama seperti dugaanku sebelumnya , setelah aku memasak ramen yang ditunggu Wendy , aku ragu ragu meletakkan nya dimeja makan namun Wendy ya Wendy jika kelaparan apapun jadi , Wendy yang menunggu bosan akhirnya memakan ramen itu beberapa kali lalu ... pingsan .
Ok .. aku shock berat melihatnya jatuh ke karpet dibawah meja makan , karena aku tidak disana . Aku mengambil air untuk ia minum jika kepedasan namun ia malah pingsan .

semua pikiran negatif tiba-tiba memenuhi kepalaku , akhirnya ... kubawa Wendy kerumah sakit yang sama seperti tadi siang .

15 menit peluhku qmenetes dari sudut-sudut kulit kepala menunggu hasil yang akan datang karena kecerobohanku sendiri .

Dokter park keluar dari ruangan itu dan aku langsung menghampiri nya , menanyakan apa Wendyku baik-baik saja , dengan muka datar dokter itu menjawab 'ya,nyonya Wendy tidak apa apa'
Aku mendengarnya berlari melewati dokter itu dan mendorong pintu ruangan Wendy berada ,
Bunyi pintu yang kudorong sangat keras , saking kerasnya Wendy yang memejamkan mata terbangun dan berdecak kesal .

'Aish.. pasti sebentar lagi Wendy akan menyalahkanku.. aku tahu dia tidak suka suntikan dan sekarang ditangannya ada infus yang menancap ...sesusah inikah menjadi suami ?'

Aku berjalan perlahan medekati Wendy dan menarik kursi disamping tempat tidur itu .
Setelah duduk,aku memegang tangannya dan sungguh .. tangannya sangat dingin . Entah dari AC ruangan itu atau dari dirinya sendiri.

"Apa kau baik-baik saja? Aku sangat menyesal Wendy.. maafkan aku.."
"Hm.."
"Kau marah?"
"Ani"
"Lalu kenapa ? Kau sangat cuek Wendy.. aku kangen dirimu yang ceria "
"Yak!aku lapar kau tahu !? Tidak adakah makanan disini? Ayo kita pulang saja hunnie~"
"Ah?kau lapar? Tunggu ne? Aku ambilkan ,"

Aku memutar kursi dan mengambil makanan yang sudah disediakan rumah sakit , Wendy membuka mulutnya dan aku menyuapinya sedikit demi sedikit dan akhirnya habis .

Satu pertanyaanku
'Apa Wendy tidak sadar ada jarum ditangannya?'

"Kyaaaa , hunnie.. ini jarum!!! tolong lepaskan! Aku tidak mau!! kumohon.."
Teriak histeris nya menyadarkan lamunanku .
Ternyata dia baru sadar .

Selama aku tinggal dengannya aku mulai tau apa yang ada dalam dirinya secara perlahan  , aku tau bagaimana cara menenangkannya saat situasi seperti ini
'Pelukan hangat' 

Aku berdiri dan kupeluk dirinya yang masih meronta ,
'Tenanglah,semua akan baik-baik saja . Ada aku disini'
Itu satu kalimat yang kuucapkan sembari menunggunya tenang , kata itu yang biasa Wendy ucapkan jika kita berdua mengalami sesuatu .

Setelah kurasa ia tenang , kubiarkan pelukanku sampai ia yang ingin dilepas kan .
Bukan tanpa alasan bukan? Sejak ia mengandung itu , Wendy jarang sekali mau berdekatan denganku katanya aku begitu dekil padahal sudah mandi , kucoba memakai baju warna biru kesukaan nya aku dibilang kotor , dan lain lain .

Ia mulai bergerak , kulepaskan pelukan itu dan kembali duduk menatapnya .
"Jadi kapan aku boleh pulang? Aku bosan disini hunnie~ jadi bisakah kita pulang hari ini? Jebal?" Tanyanya manja berusaha membujukku , namun seiring waktu berjalan aku sudah mulai kebal dengan rayuannya yang dulu membuatku melakukan apapun yang ia mau padahal sangat membahayakan ,
"Tidak bisa."
"Ah?!ayolahh.. disini putih! Aku tidak suka putih , aku mau biru ! Dimana kamar biru disini?" Ucapnya konyol seperti anak kecil , aku tertawa kecil bingung menanggapi nya .
"Kau mau biru? Disana" telunjukku menunjuk pintu keluar
"Lalu kau belok kanan dan masuk ke ruangan diujung sana , "
"Ada apa dikamar biru?"
"Anak-anak yang sakit . Mereka anak kecil , dan kau sudah besar ! Tidak seharusnya kau disana eoh? Jadi diamlah disini bersamaku saja sampai besok baru kita pulang?"
.
.
.
.
.
Besoknya setelah dokter memeriksa keadaan nya , yang dinyatakan sehat dan boleh pulang , segera kukemasi barang-barangnya dan kutuntun ia perlahan ke mobil .
Apartemen nomor 1294 adlaah apartemenku , kubuka kunci password nya dan Wendy berlari! Ya! Dia berlari! Lagi-lagi aku shock melihatnya tiba-tiba tiduran dengan santai diatas sofa seperti tidak merasa bahwa perutnya sudah membesar .

Ok.aku tidak tahan,lebih tepatnya takut melihatnya seperti itu dan aku langsung memarahinya sampai ia menangis . Aku memang terlalu menekannya tadi tapi aku tidak ingin hal buruk terjadi pada Wendy dan aegyku .
Setelah 1 jam setelah aku memarahinya dan ia mengurung diri dikamar , samar kudengar ia menangis lagi , aku tidak tahan melihat Wendy menangis akhirnya kudobrak pintu kamar kita dan melihatnya duduk disamping pintu menenggelamkan kepalanya diantara kakinya .

Aku memeluknya lagi dan memberi tau kenapa aku bisa marah kepadanya , dengan mata yang masih nanar ia melihatku dan kucium bibirnya lembut sejenak , tidak lebih , hanya ciuman lembut .

Akhirnya kita keluar dan bersenang-senang menonton acara kartun kesukaannya , ini demi Wendy. Jika tidak demi Wendy aku tidak akan menonton kartun konyol seperti ini , Wendy mengantuk dan akhirnya masuk kekamar bersamaku . Ketika kulihat ia dengan meta terpejam sangat manis . Lagi-lagi aku merasa aku adalah pria beruntung dapat memiliki Wendy ...
.
.
.
.
.
.
.
.

Cieh , akhirnyaa impian para readers tercapai . Author udah berhasil membuat chapter kelanjutannya nih .

Comment dan vote lagi ya '-'
Sehunniexo94💙
*CHU* 

Dibaca juga ya story author yang lain "Became His Wife?!" & "Triangle love"

Tolong di vote+komen sebanyak-banyaknya di "triangle love" karena itu buat Project White Waltz Writter .

Gomawo,readers💕

[Finish] Our Married [EXO fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang