03

266 59 2
                                    

Kanina menatap kepergian Jendral dibalik jendela depan, gadis itu menghela nafas lega saat dirinya menginjakkan kaki dirumah.

Meskipun, rumahnya adalah duplikat neraka.

Neraka dunia.

Plak

"Lo tuh ya! Ini gue udah kelaperan banget nungguin lo. Malah asikan pacaran."

Amuk Arumi, saat melihat Kanina yang tengah mengintip di luar sana.
Pukulan di belakang kepalanya membuat Kanina meringis perih.

"Maaf, aku tadi dikejar sama om-om. Makanya aku lama, maaf Arumi."

Arumi mengangguk kemudian menatap Kanina remeh. Bersedekap dada lalu mendekati Kanina.

"Bukannya selama ini lo main sama om-om, ya? Gak usah sok suci deh lo, bitch!"

Telunjuk Arumi menyentuh kening Kanina. Mendorong kepalanya beberapa kali menggunakan jari itu.

"Atau.. Jangan-jangan yang nganterin lo tadi.. Kanina, lo abis open bo kah?"

Tanya Arumi dengan gerakan tambahan yang sangat hiperbola. Kanina yang mendengar itu menggeleng dengan kencang.

"Seru nih, kalau satu sekolah tau. Kalau lo, abis open bo malem ini."

Arumi membuka ponselnya, memperlihatkan kepada Kanina sebuah foto yang memperlihatkan dirinya yang terlihat seperti tengah berciuman dengan lelaki tadi, Jendral.

Gadis itu menatap Arumi, "ini foto kalo kesebar, benefitnya lo bakal jadi pusat perhatian sih, eum.. sama apa ya kira-kira?"

Raut ketakutan dan kepanikan terlihat jelas di wajah Kanina.

"Ah! Sama lo bakal dideketin banyak cowo sih karena mereka mikirnya lo mu.ra.han, lo suka kan?"

"Ngga Arumi. Tolong, jangan. Itu ngga seperti yang kamu lihat."

Arumi menatap foto itu, terlihat menimbang ucapan Kanina.

"Hmm, gimana ya? Gue liat di foto ini lo ciuman sih."

Kanina menggeleng keras. Tadi dia mendekatkan wajah karena ingin memastikan luka disudut bibir Jendral.

Pasti Arumi mengambil foto itu dari angle yang kurang pas. Makanya, foto tersebut terlihat seolah-olah mereka berciuman.

"Gue bakal kirim ini ke base sekolah, supaya mereka semua tau kalo lo-"

Kanina mencoba merebut ponsel itu dan berhasil. Menghindari Arumi yang terlihat sangat murka.

"KANINA! CARI MATI LO!?"

Gadis itu berlari mengitari ruang tamu, berlindung pada sofa dan benda apapun yang memisahkannya dari Arumi sembari dia mencoba menghapus foto tersebut.

"BALIKIN NGGA!?"

"Maaf Arumi, aku harus hapus foto ini sebelum kamu sebarin."

Baru saja ingin menerjang Kanina, Arumi melihat pintu kamar mamahnya terbuka.

Arumi tersenyum miring. Otaknya menyusun skenario menarik malam ini.

PRANG!

Pecahan guci antik itu membuat Mama Sinta yang baru terbangun dari tidurnya membelalakan kedua bola mata.

"Astaga, Kanina! Lo ko pecahin guci mamah si?"

Kanina terdiam, menatap pucat pada Mama Sinta yang menghampiri mereka dengan ekspresi wajah penuh amarah.

Gadis cantik itu menggeleng kuat, menolak tuduhan Arumi.

"KANINA!"

Teriakan menggelegar itu memenuhi seisi rumah, Mama Sinta menatap murka pada Kanina.

Daisy : NCT JENO x AESPA KARINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang