Gadis itu menatap bayangannya di depan cermin toilet. Mengatur deru napasnya yang seakan berlomba mencapai garis finish.
Kanina memejamkan kedua matanya dengan erat setelah mengingat kejadian di ruang BK tadi.
Kenapa selalu dia yang menjadi samsak tinju bagi orang orang yang dewasa itu?
Kata mereka, akar dari perkelahian Megan dan Arumi adalah dirinya.
Kata mereka, Arumi tidak bersalah atas dirinya dikarenakan gadis itu melakukan perlindungan diri.
Kata mereka.. kata mereka, Kanina adalah sumber masalah.
Sayangnya dia tidak bisa membela diri, dia terlalu kecil untuk melawan orang besar seperti mereka.
Ya, gadis cantik itu akan selalu menjadi samsak tinju dan pelampiasan kesalahan orang lain.
Kanina mengambil ponselnya kemudian mencari kontak Megan, berniat menyuruh gadis itu pulang lebih dulu.
Tangannya dengan perlahan menyentuh ujung bibirnya yang masih terlihat luka segar.
"Aw.."
Kanina menghela napas dengan berat, gadis itu segera merapikan barangnya dan keluar dari toilet.
Namun saat membuka pintu, dirinya terlonjak kaget saat mendapati tubuh jangkung Jendral yang bersandar pada dinding dekat pintu.
"Kamu ngapain di sini?"
Jendral terdiam, menatap luka pada bibir Kanina dengan kening yang berkerut samar.
Kanina yang menyadari tatapan Jendral itu segera memasang maskernya lalu berjalan lurus meninggalkan Jendral.
Sayangnya, langkah kaki Jendral lebih cepat dikarenakan kakinya yang panjang. Kemudian, lelaki itu menarik lengan Kanina hingga membuat si gadis berbalik menubruk dada bidangnya.
Kanina mendongak menatap Jendral yang menunduk menatapnya. Gadis itu mengerjapkan kedua matanya dengan cepat.
Menggemaskan.
Setelahnya, Jendral perlahan menyentuh ujung bibir tipis itu. Pelan. Sangat pelan. Sekan sobekan pada ujung bibir Kanina akan semakin lebar jika dia menyentuhnya dengan kasar.
"Bibir lo harus di obatin."
Kanina tidak menjawab, gadis itu sibuk terdiam kaku dalam dekapan Jendral.
Lelaki itu menurunkan tangannya kemudian mengapit jemari Kanina. Membawa si gadis menuju markasnya.
Setibanya mereka di sana, Kanina terdiam. Dia tidak tahu jika ternyata di balik gedung olah raga ada basecamp Jendral dan teman-temannya.
Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah Naresh. Si ketua kelas XII IPS 3 yang dijuluki soft boy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy : NCT JENO x AESPA KARINA
Fiksi PenggemarDia terlalu gelap untuk berada di lingkungan yang penuh warna, terlalu mendekap erat kesepian di tengah keramaian dunia. Sehingga luka yang seharusnya di obati, dia biarkan menganga lebar begitu saja. Dan pada akhirnya, dia menyadari satu hal. Bahw...