Tanpa Arah

11 4 0
                                    

Kemana lagi aku harus berlari, seluruh kawasan ini sudah aku pijaki. Nabastala semakin pekat, menghalangi pandanganku dalam tertatih mencari setitik cahaya untukku bisa keluar dari kawasan iblis ini.

Suara aneh terus saling menyahut, entah itu suara hewan buas atau makhluk yang tak bisa terlihat, intinya sukses membuat bulu kudukku meremang. Rasa lelah semakin menjalar ke seluruh tubuhku, aku istirahat sejenak di bawah pohon yang kelihatan rimbun, nafasku terengah-engah tak beraturan. Di dalam ketakutan aku seperti memegang sesuatu, rasanya agak dingin dan lunak tetapi bergerak-gerak, ketika aku menoleh, Arrghhh sial! seekor ular besar hampir saja mematokku. Demi Tuhan rasanya sangat mengerikan.

Oh shit! aku salah, di depanku sana yang berjarak hanya lima meter terdapat sosok yang lebih mengerikan, dialah sosok bertopeng berjubah hitam yang terus mengejarku. Gawat, dia mulai mengayunkan parangnya ke arahku, syukurlah aku bisa menghindar, kini aku terus berlari tanpa arah. Hingga ....

_Brukk!_

Kakiku tersandung akar pohon dan berhasil membuatku bergulingan di atas tanah. Ketika aku hendak bangkit dan berdiri,

_Dorr!_ 

Tubuhku tak bisa di gerakan kembali, perutku terasa sakit dan perih yang luar biasa. Aku ambruk dan tumbang, mataku mulai tertutup perlahan. Aku melihat Ibu dan Ayahku menangis, mereka mengajakku ikut bersamanya, lalu sinar cahaya yang sangat terang membawaku entah kemana, seketika itu tubuhku terasa ringan dan rasa sakit tadi tak kurasakan lagi. Dan manusia iblis itu , berhasil membantai keluargaku, mereka tega menghabisi nyawa demi keserakahannya rela melakukan hal keji itu.

Purwokerto, 6 Desember 2021

Kumpulan Cerpen Dan ProsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang