Tiga Hati

5 3 0
                                    

Malam yang begitu kelam terpadam, aku layaknya insan yang hanya bisa bungkam. Akan soal hati yang terbagi menjadi dua bagian, terdayuh akan kenyataan yang ia tuding sebagai ancaman.

"Sudah ya, aku izin pergi dari hidupmu," ucapku dengan kalbu yang kian menggebu.

"Kalau itu maumu, baiklah aku izinkan kamu pergi," balasmu dengan tatapan entah.

"Semoga kamu tidak marah denganku," jawabku pelan sambil menunduk.

"Mana mungkin aku marah, sudah kubilang 'kan, apa maumu pasti akan ku kabulkan. Meski itu sulit." ucapmu sembari membelai pelan pipiku.

Aku kian tak kuasa menahan air mata, biarlah ini keluar yang penting di pelukanmu. kau merengkuh tubuhku dengan sayang, seolah aku adalah milikmu yang tak seorang pun boleh memiliki.

Tapi takdir tetaplah takdir, bagaimanapun, aku tak mungkin bisa bersatu denganmu. Bukan aku tak cinta, jujur aku sangat dan sangat mencintaimu, aku sangat kehilanganmu bila sehari saja kau tak ada kabar, aku yang menanyai dengan bawelnya kau kemana saja, dan kau hanya bisa tersenyum lalu mencubit pipiku dengan gemas.

"Sudah, jangan menangis lagi. Aku akan tetap di sini," bisiknya sembari meletakkan telunjuknya di dadaku.

Sungguh kenyataan apa ini aku tak sanggup bila berpisah denganmu, aku ingin kau yang menenangkanku di saat seperti ini, kau yang mengecup keningku di saat kita sedang menikmati senjanya langit sore, dan kau yang menggandeng tanganku di saat aku butuh genggaman.

Sesak melihat kau berjalan meninggalkanku, bahkan kau masih dapat melambaikan tanganmu, meski dapat aku lihat kau mengusap butiran bening yang nampak mengucur di pelupuk aksamu. Aku ambruk terisak memandangmu yang kian jauh.

"Tetap jadilah seseorang yang aku kenal seperti dulu. Dan juga, sayangilah suamimu."

Perkataan itu masih terngiang di kepalaku, aku memang menyayangi suamiku, dan juga mencintaimu. Iya, aku memang egois mencintai dua hati sekaligus, meski kau dan dia datangnya tak bersamaan. Namun, apakah itu salah? Aku hanya mencoba mensyukuri nikmat Tuhan yang telah Dia berikan yaitu cinta. Tuhan, tak bisakah ketiga hati ini bersatu tanpa seteru? Ah kurasa itu mustahil.

Purwokerto, 21 Januari 2022

Kumpulan Cerpen Dan ProsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang