mulai dari sini

2 2 1
                                    

Raya berjalan santai menuju sekolah. Tadi ia sempat naik ojek online, tapi di turunkan di seberang jalan. jadi ia perlu menyebrang untuk sampai ke sekolah.

Raya, siswi kelas 11 ini orang yang ramah sekali. mungkin sebagian dari penduduk sekolah mengenalnya. ia selalu menyapa guru-guru, ibu kantin, satpam sekolah, dan yang pasti teman- temannya. Jadi, bisa di bilang raya ini anak yang ceria dan mudah bergaul.

Raya bukan siswi yang berprestasi di sekolah, tetapi ia juga tidak terlalu bodoh dalam hal pelajaran. Ia murid yang biasa saja dalam hal akademik. Ia juga memiliki paras yang cantik. Jadi, wajar jika orang orang mudah sekali mengenal sosok Raya ini.

Raya dengan sweater kesayangan yang selalu ia pakai saat ke sekolah dan dengan membawa totebag yang isinya mungkin hanya sedikit buku pelajaran dan yang pasti Raya selalu membawa buku diary kesangannya. Kenapa kesayangan?

Sebenarnya buku diary Raya ini bukan menceritakan tentang dirinya. Lebih tepatnya tentang Raja. Anak IPA 1 yang sejak hari terakhir menjadi murid kelas 10 itu mulai memikat hatinya. Iya, ia mulai menyukai Raja saat hari terakhir mereka menjadi siswa kelas 10.

flashback on

Waktu itu, selesai pengambilan rapor, hujan mengguyur kota. Karena orang tua sudah pulang sedari pagi dan murid-murid masih di sekolah karena ada acara foto bersama dan acara sebelum liburan. Jadilah, Raya harus pulang sore hari.

Saat itu hujan, Raya yang berangkat-pulang menggunakan ojek online harus menunggu hujan reda. Karena, ojek online yang sedari ia pesan menolak untuk mengantarkan Raya. Alhasil, ia di sini. Di halte seberang sekolah menunggu hujan reda.

Raya menyibukkan diri dengan memandangi hujan yang berjatuhan dan berdoa agar hujan ini dapat cepat berhenti.

Dari seberang, tepatnya dari arah sekolah. Raya melihat seorang siswa laki-laki berlari menerjang hujan menuju ke arah halte yang ia duduki saat ini. dengan hoodie hitam dan tangan yang memegangi hoodie di kepalanya.

lelaki itu duduk di sebelah Raya. Mengusapkan tangannya ke bahu. Sudah pasti karena kedinginan. Lelaki itu menoleh ke arah Raya. Raya yang sedari tadi memandangi laki- laki itu langsung membuang muka.

"eh, lo anak ips bukan sih?" laki- laki itu membuka obrolan.

"iya, kenalin gue Raya." Raya mengulurkan tangannya.

"gue Raja". lelaki itu bernama Raja, membalas uluran tangannya. Tanpa senyum ataupun keramahan di wajahnya.

"Nama kita mirip ya. haha." Ucap Raya yang hanya di balas deheman dari seorang Raja. Mungkin memang Raja ini tipikal orang yang irit omong. pikir raya.

Hening. Hanya suara hujan saat ini yang mereka dengar. Takut rasanya untuk saling memulai percakapan. Takut jika nantinya canggung. Lebih tepatnya, hanya Raya yang berpikiran seperti itu.

Raya belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. bahkan, ia saja baru menyadari ada murid setampan ini di sekolahnya.

Tanpa ia sangka di hari itulah, saat hujan di penghujung bulan Mei. Raya menyukai seseorang bernama Raja. Lelaki dengan wajah tampan dan nama yang indah. dan satu hal lagi yang Raya sadari tentang Raja. Raja si pemilik hati seluas samudera. 

flashback off

Raya memasuki kelasnya. Seperti biasa, sudah ramai murid yang datang di kelasnya. Raya selalu datang kurang dari 10 menit bel berbunyi. Selalu seperti itu. Kenapa? karena dia ingin melihat sosok Raja yang kalau pagi sebelum bel berbunyi selalu duduk di depan kelas bersama teman-temannya.

Pemandangan ini tentu saja tidak dapat ia jumpai jika ia berangkat pagi. Karena, Raja bukan murid rajin yang selalu berangkat pagi ataupun murid yang malas dan nakal yang selalu berangkat siang. Bisa dibilang, Raja ini murid yang biasa saja

Raya duduk di sebelah Vian, teman sebangku Raya sejak kelas 10. Vian si gadis cantik yang pendiam. Bertolak belakang dengan sifat Raya yang cerewet dan mudah bergaul ini. Vian justru pendiam dan juga pemalu. Meski begitu, banyak sekali anak laki-laki di sekolah yang menyukai Vian. Tidak salah, jika Raya seorang lelaki pasti ia juga akan menyukai Vian daripada menyukai dirinya sendiri. 

"Hai Vian, Pagi. Tadi gue liat Raja minum  jus tau di depan kelasnya, padahal kan dia biasanya minum susu kotak ya kalau pagi." belum apa apa  sudah mulai membahas perihal Raja.

Tidak kaget untuk Vian mengetahui tentang kebiasaan Raya ini. Jika di pagi hari, Raya pasti akan selalu menceritakan tadi dia melihat Raja sedang apa, ada yang salah atau tidak dengan seragam yang Raja pakai, atau seperti tadi, menyadari kebiasaan Raja. 

" Emangnya gak boleh Ray, kalau Raja minum jus pagi-pagi?" tanya Vian. Raya yang ditanya menghembuskan nafas sembari mengeluarkan bukunya dari tas

"Ya, boleh aja sih. Cuma aneh aja." Vian yang mendengar itu jadi ikut menghembuskan nafas.

Saat jam istirahat. Raya cepat-cepat mengajak Vian pergi ke kantin. Karena, istirahat kelas mereka tertunda 10 menit. Yang berarti, ia kehilangan 10 menit untuk melihat sosok Raja.

"Ayo Vi, gue laper banget ini." Padahal itu hanyalah alasan saja, karena bukan makan tujuan dia ke kantin.

jika kalian berfikir Raya ini bucin sekali dengan Raja. Ya memang iya.

"Sabar Ray, gue masukin buku dulu." Jawab Vian. Setelah selesai memasuki buku ke dalam tas, Vian menggandeng tangan Raya dan berjalan menuju kantin.

Kantin ternyata sudah ramai. Vian sibuk mencari tempat duduk, sedangkan Raya? ia sibuk mencari sosok Raja. Saat melewati kelas Raja tadi, Raya tidak melihat Raja. Sudah pasti ia ada di kantin.

Akhirnya Vian mendapat tempat duduk. Dan akhirnya juga, Raya mendapatkan sosok Raja yang di carinya. Lelaki itu sedang tertawa bersama teman-temannya. Manis. Satu kata yang menggambarkan senyum Raja saat ini.

Ralat. Bukan hanya saat ini, tapi selalu manis.

  

tentang rajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang