Upacara yang dilaksanakan hari senin, yang mungkin kegiatan yang tidak disukai oleh sebagian murid, tapi sangat disukai oleh Raya. Karena seperti remaja yang sedang kasmaran pada umumnya, yang selalu mencari di mana gebetannya berbaris. Itulah, yang selalu dilakukan Raya di hari senin pagi. Memantau pergerakkan Raja diam-diam saat upacara ternyata menjadi kebiasaan yang menyenangkan. walaupun yang ia lihat hanya punggung belakang saja.
Raya berjalan menuju lapangan. Dengan tangan menggandeng tangan Vian dan dengan mata yang sibuk mencari laki-laki favoritnya itu. Mereka, Raya dan Vian berbaris di antara teman-teman sekelasnya. Di barisan anak Ips. Karena, urutan baris disesuaikan berdasarkan jurusan.
Tapi, kemana raja? batin raya. biasanya raja akan berada di tengah barisan anak ipa. Tapi, sekarang ke mana dia?.
Saat Raya sedang memikirkan kemana perginya Raja, ada yang menepuk bahunya. Raya menoleh.
"Raya kan? bawa topi berapa? kalau bawa dua gue boleh pinjam satu?" tanyanya beruntun. Raya kaget karena seseorang yang menepuk pundaknya adalah Raja. lelaki yang sejak tadi ia cari. Raja terlihat kebingungan.
"Ha?... oh bawa kok. gue bawa topi dua, tapi yang satu ada di kelas" jawab Raya. " kalau mau pinjam, ayo ke kelas gue" ajak Raya. Sebenarnya, saat ini Raya sedang mengatur ekspresi wajahnya agar tidak terlihat gugup.
"boleh deh, ayo! gue males nih kalau di hukum pak Narman." ujar Raja.
Raya dan Raja kemudian berlari menuju kelas Raya yang berada di lantai 2 itu, karena upacara sebentar lagi akan di mulai dengan Raya yang berlari membuntuti Raya.
Saat sampai di kelas, Raya berjalan cepat menuju mejanya dan mengambil topi cadangannya di dalam tas. Raja menunggu di depan pintu kelas.
Saat sedang mengambil topi, terdengar suara upacara telah dimulai dari lapangan sekolah. Raya panik dan cepat-cepat berlari ke luar kelas memberikan topi itu kepada Raja dengan nafas yang terengah-engah
"Nih, Ja." Raya memberikan topi itu kepada Raja. "Thanks, Ray" Ucap Raja yang hanya dibalas anggukan oleh Raya. Raya sudah bersiap untuk berlari kecil menuju lapangan ia takut dihukum karena telat mengikuti upacara.
Namun niatnya itu terhenti oleh ucapan Raja.
"Lo percuma lari Ray, upacaranya udah di mulai." Ujar Raja dengan berjalan santai dan sembari memakai topinya.
Raya menghentikan langkahnya. Ia bingung, bukannya tadi dia yang malas kalau di hukum? kenapa sekarang gaya bicaranya itu santai dan seperti menyepelekan?.
Raya menoleh nafas. "Yah, terus kita dihukum nih?" tanya Raya yang terdengar pasrah.
"Ya, kalau menurut lo sendiri gimana? pasti dihukum kan?" ucap raja sambil menoleh kebelakang melihat Raya yang berdiri menatap Raja bingung sekaligus kesal.
Ya sudahlah, toh dihukum juga bersama Raja.
Raya mengurungkan niatnya untuk berlari tadi, dan berakhir mensejajarkan langkahnya dengan Raja. Sejujurnya, jantung Raya sedang kerja rodi karena bisa sedekat ini dengan lelaki yang ia sukai. Tapi, ia harus mengatur ekspresinya se-biasa mungkin.
"Katanya tadi lo males kalo di hukum pak Narman, terus kan kita pasti di hukum nih. Hmm ... Lo, gapapa?" tanya Raya.
"Gapapa sih, justru gue yang ngerasa ga enak karena udah bikin lo dihukum juga," jawab Raja. "Seharusnya gue yang tanya. Lo, gapapa gitu dihukum gara-gara gue?"
"Ya, sebenernya gue males sih. Tapi mau gimana lagi kan?" ujar Raya acuh.
Kini mereka menuruni tangga menuju ke arah lapangan. Upacara sudah di mulai. Guru tata tertib yang mengawasi kegiatan upacara melihat ke arah Raja dan Raya yang sedang berjalan santai. Seakan pasrah atas apa hukuman yang akan diberikan oleh guru itu nanti.
"Kalian berdua kesini cepat!" seru guru itu. Mereka berdua pun berlari kecil ke arah pak guru. Mereka sempat menjadi sorotan sesaat oleh anak-anak yang berbaris disekitar guru itu.
"Kalian darimana?"
"Kita dari ngambil topi pak, ketinggalan di kelas." jawab Raja
"Yasudah, sekarang ikut berbaris upacara di sebelah bapak, nanti setelah upacara akan bapak beri hukuman." ujarnya. Mereka berdua pun pasrah dan menuruti perintahnya.
Raya berdiri di sebelah Raja. Rupanya, pagi ini matahari begitu terik dan sinar matahari meyorot tepat ke arah Raya.
Raya merasa kepanasan. keringat mulai keluar dari ujung pelipisnya. Ia mengibaskan tangannya ke wajahnya dan mengelap keringat yang muncul di dahinya. Raja yang merasa ada pergerakkan di sebelahnya kemudian menoleh.
"Panas Ray?" tanyanya berbisik dan sedikit medekatkan badannya ke arah Raya.
"Panas banget, ja. Mataharinya pas kena gue." Jawab Raya yang juga ikut mengecilkan suaranya. Dahinya berkerut karena sinar matahari yang terlalu menyorot.
Raja kemudian bergerak ke sebelah Raya dan mendorong kecil tubuh Raya agar bergeser ke tempat yang tadi ia tempati. Karena, di tempat Raja tadi tidak terlalu terkena sinar matahari.
"Eh, apasih Ja?" Raya kaget sekaligus bingung. Raja yang ditanya itu kembali fokus. Pertanyaan yang tidak digubris oleh Raja itu membuat dirinya mendengus.
"Biar lo gak kepanasan Ray, masa gitu aja ga peka." kata Raja dengan wajah tanpa ekspresinya itu.
mendengar jawaban Raha membuat Jantung Raya saat ini sedang berpacu hebat. Kalau begini caranya, siapa yang tidak jatuh cinta dengan sosok Raja?.
~~~~~~~~
Contoh isi diary rayadiary rayaaa,
hari ini aku seneng bangeett, soalnya hari ini jantung aku deg-degan lagi karena Raja. Tengil banget emang anaknya, suka bikin jantung orang kerja rodi. Jadi, hari ini Raja gak bawa topi waktu upacara, terus dia pinjem ke aku. Awalnya sih heran ya, kenapa dia pinjem ke aku? padahal kita baru kenal belum lama ini. Singkatnya, aku bawa topi dua dan aku pinjemin, eh waktu kita berdua mau balik dari kelas ternyata kita telat upacara dan harus di hukum. Waktu berdiri di sebelah pak guru, mataharinya nyorot ke aku dan panas banget. Tiba-tiba Raja dorong aku buat ganti posisi. Kaget sih di dorong tiba-tiba, tapi gapapa haha. Raja tau gak ya kalo jantung aku deg-degan??
NB: Oh iya, kita gak jadi di hukum, soalnya Raja pinter ngerayu pak Narman xixi.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang raja
Teen Fictionbuku yang selalu jadi buku favoritnya ini. Hari ini membawanya mengenang masa itu kembali. buku dengan judul "tentang Raja" ini. Hari ini, berhasil mengingatkannya kembali tentang nama indah itu dan tentu sajak si pemilik nama itu. ~~~~~~~ "gue tu...