Kong modus as usual
Beep!
Suara klakson mobil itu mengagetkan Tian yang sedang memegangi perutnya lemah, dan Kongpob yang baru saja keluar dari rumah. Namun saat si empunya mobil membuka jendela mobilnya barulah kedua pemuda mahasiswa itu menghela napas lega.
Langsung saja Kongpob memapah Tian untuk masuk ke dalam jok belakang.
"kak, Tian udah lemes banget, tolong kakak aja yang temenin dia di belakang ya? Saya aja yang bawa mobilnya" Arthit mengangguk dan pindah tempat duduk ke belakang menemani Tian. Jujur saja Arthit tak akan bisa menyetir tenang jika ia membawa orang sakit.
🔥🔥🔥
"alergi MSG, Tian sebelum diare makan apa?" tanya dokter
"bakso gerobakan" jawab Tian lemah, Arthit mendengus.
"makannya lebih dijaga lagi ya? Ini saya kasih resepnya nanti di tebus di apotek"
"makasih dokter" ucap Arthit selagi memapah Tian keluar ruangan.
Kongpob yang menunggu di luar ruangan langsung berdiri ketika melihat Arthit dan Tian keluar dari ruang periksa.
"Kong, ke apotek dulu nebus obatnya Tian"
Setelah mengantar Tian ke dokter....
Sepeduli itu kak Arthit sama kita, dia rela ke kost malem-malem buat nganterin kak Tian ke dokter, dia suka banget bikinin makanan buat kita semua, padahal belum setahun kita tinggal disini, rasanya nyaman banget ada di sekitar dia!
Kenapa sih orang-orang kampung pada gak suka sama kak Arthit? Orang dewasa pada jahat ya?
Selain Pat, aku ketemu orang-orang hebat lagi disini, mereka keren! Dibalik senyum mereka dan bercandaan mereka, kisah hidupnya gak main-main! Aku pikir Pat orang paling gak beruntung, tapi setelah aku kenal sama kakak-kakak disini, aku sadar sesuatu : Semua orang punya cerita hidupnya masing-masing dan gak bisa dibuat perbandingan, kita cuma bisa dengerin curhatan mereka dan ngasih semangat, semua orang itu baik, dunia yang bikin jahat aja!
Pran menutup buku hariannya yang wajib ia isi sebelum tidur, menatap sekelilingnya dan tersenyum. "aku beruntung banget!" gumamnya.
Bonus!
Hallo👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Kak Arthit
LosoweSOTUSxBAD BUDDY LOKAL AU Kisah Arthit yang ingin menghilangkan bayang-bayang almarhum suaminya, namun enggan melupakan bukti cinta mereka. Sehingga ia memutuskan menjadikan rumahnya sebagai rumah kost. Kisah para perantau yang mencari ilmu, namun t...