"kak Arthit ini susu buat Lyn" Pran menyerahkan sebotol susu formula berukuran kecil pada Arthit yang tengah menenangkan putri kecilnya.
Ini sudah jam dua pagi, namun Lyn tidak mau memejamkan matanya dan terus merengek. Arthit yang tak ingin menggannggu istirahat Kongpob karena esok akan bekerja pun memilih untuk menimang Lyn di luar kamar, untungnya ada Pran yang masih berkutik dengan pekerjaannya di jam dua pagi dan mendengar tangisan Lyn. Akhirnya Pran turun tangan ikut membantu.
"makasih ya Pran, ini udah biar kakak aja yang urus, kamu balik kerjain tugas kamu, deh" ucap Arthit tanpa melihat Pran yang mengangguk.
Pran kembali ke kamarnya mendapati Pat yang tengah merebah di kasur milik Pran sambil tersenyum tanpa dosa, bocah ini selalu saja! Padahal tadi tidur! Gerutu Pran dalam hati
"balik ke kasur kamu!" Pran mendorong-dorong tubuh Pat agat sahabatnya itu kembali ke kasurnya sendiri.
Pat menggeleng manja "gak mau! Mau bobo berdua sama kamu di satu ranjang" rengek Pat. Pran menghela napas "gak muat, awakmu kui jembar! Kasurnya cuma muat buat satu orang" ketus Pran sambil terus mendorong tubuh Pat kasar.
[translate : badanmu itu lebar]
Sedangkan Pat terus menggeleng dan membuat wajah memelas yang membuat Pran melemah, pemuda Jogja itu sangat lemah dengan sahabat kecilnya itu "hmm... iya!"
Pat teraenyum riang sambil menggeser tubuhnya agar Pat dapat masuk kedalam pelukannya. Entah sejak kapan mereka seperti itu, yang pasti sejak mereka memasuki bangku kuliah Pat sudah sangat manja seperti itu.
"Pran, kalo kamu pacaran sama temen kamu sendiri, rasanya gimana?" Pat memulai pembicaraannya.
Pran mengendikkan bahunya "gatau, aku belum pernah pacaran. Kan kamu yang udah pernah pacaran sama temen sendiri" Pran membalikkan pertanyaan Pat dengan Pernyataan.
"iya juga sih, tapi Ink itu friendly, dia bahkan masih kontakan sama mantannya sebelum aku, dia juga masih kontakan sama aku yang udah jadi mantannya" keluh Pat.
Pran membenarkan dalam hati, sebenarnya Pran tahu jika Ink hanya menyukai satu orang, yaitu Pha sepupu Win salah satu kakak kostnya yang sekarang sudah keluar dari kost. Ink memacari lelaki-lelaki yang mendekatinya, karena saat itu Ink juga sama brengseknya seperti Pat.
"aku suka kamu, Pran" ungkap Pat serius"
"goblok, ora ngandel, su! Ojo guyon!" umpat Pran sambil melepaskan tubuhnya dari Pat.
[translate : enggak percaya, njing! Jangan bercanda!]
Pat terkekeh pedih "kamu anggepnya bercanda, ya? Tapi sayangnya aku serius" ungkap Pat sekali lagi.
Pran menetralkan dirinya sendiri "haruskah nerima Pat? Ini kesempatan bagus! Tapi Pat nyakitin kamu berkali! Jangan goblok, Pran!" ucap Pran dalam hati.
Pran berdeham "simpen buat kamu sendiri aja, aku gak bisa nerima perasaan kamu" tolak Pran dingin.
Pat tersenyum pahit "gak diterima gapapa, kok. Aku cuma mau bilang aja"
"balik ke kasur kamu" titah Pran dingin, namun Pat menggeleng "besok aku mau pulang ke Jogja, disuruh bapak buat ngembangin bengkelnya. Aku bakalan main ke Jakarta sesekali..."
"jadi?" potong Pran cepat.
"bobo sama aku, di malem terakhir aku di Jakarta" pinta Pat lemah.
Tanpa bicara apapun Pran langsung menyusup dalam dekapan sahabatnya tersebut, mencari nyaman di dekat jantung Pat yang begitu cepat "tidur" titah Pran dingin dan langsung memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Kak Arthit
AcakSOTUSxBAD BUDDY LOKAL AU Kisah Arthit yang ingin menghilangkan bayang-bayang almarhum suaminya, namun enggan melupakan bukti cinta mereka. Sehingga ia memutuskan menjadikan rumahnya sebagai rumah kost. Kisah para perantau yang mencari ilmu, namun t...