17: Dor versi sehun

1.4K 292 34
                                    

Menuju ending~

Jangan lupa votenya

Disinilah Sehun saat ini, di dalam mobil meratapi nasibnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Sehun saat ini, di dalam mobil meratapi nasibnya.

"CK! Nih Google gk ngebantu" Sehun melempar hpnya ke bangku sebelah.

Ah sial, kenapa dia gk ada pengalaman nembak cewe sih!?

Untuk apa punya wajah ganteng? Jika nembak cewe pun masih nanya Mbah gugel, wkwk

"Kecepatan gk sih kalau gue nembak dia?"

Sehun merenung. Memikirkan semuanya.

"Gue suka dia karna apa? Cantik? Ya emang cantik sih."

Sehun membutuhkan alasan kuat, kenapa harus Liya?

Ya walau Sehun nyebelin gitu, namun anaknya cukup berfikir panjang.

Dia gk mau nanti malah ngangong ngangong doank pas udah pacaran.

Capek berpikir membuat Sehun tak sadar jendelanya sudah di ketok-ketok.

"Astagah" Sehun sedikit melotot dan segera membuka tombol yang buat open-close pintu mobil gitu, tau kan ya?

Reflek Sehun cukup cepat juga, ia segera mengambil hpnya yang tadi dilempar.

Liya tersenyum dan langsung masuk, "permisi" ucapnya sopan sebelum menutup pintu.

Sehun mengelus dada, "aduh idaman banget."

Sikap Liya yang sopan membuat point plus dimata Sehun.

Oke girls catet! Cowo suka cewe sopan.

"Lo udah nunggu lama?" Tanya Sehun, Liya menoleh dan menggeleng.

"Enggk kok kak, aku juga baru nyampe. Kita mau kemana kalau boleh tau kak?" Tanya Liya penasaran.

Karna pertemuan ini mendadak, sama kayak sebelumnya..

Sehun juga bingung, mereka mau kemana?

Tujuan Sehun ketemu Liya bukan untuk jalan-jalan soalnya..

"Gue ajak lo ketemu bukan buat jalan-jalan sih" balas Sehun yang membuat senyum Liya luntur.

Liya malu karna kepedean.

Nih Sehun menghancurkan ekspektasi Liya saja.

"Gue mau ajak lo pacaran." Sambung Sehun yang membuat Liya melotot.

Ibaratnya kayak ada petir di siang bolong, bikin Liya kaget setengah hidup.

"Orang kalau nembak gimana sih?" Tanya Sehun setengah frustasi, dia malu

Ah! Kenapa mulutnya harus menyampaikan yang ada di otaknya sih!?

Pertanyaan Sehun membuat Liya ikutan bingung.

Liya menggeleng, "gk tau sih kak, belum pernah nembak orang soalnya." Balasan Liya diangguki setuju oleh Sehun.

Lah?

Nih Klian berdua aneh, semua aneh, saya capek.

"Eh tapi pas aku di tembak cowo gitu, mereka kasih bunga, coklat, boneka, bahkan ada yang kasih cincin." Ucapan Liya membuat Sehun berpikir alisnya bahkan mengerut.

"Itu ngajak pacaran apa berumah tangga dah?" Ujar Sehun yang membuat Liya tertawa.

"Yaudah kita cari bunga, coklat, boneka, sama cincin." Balas Sehun yang langsung menjalankan mobilnya.

Liya hanya bisa menunduk, menahan senyumannya aduh pipi dia pasti merah banget!

"Kita mau lamaran kak?" Pertanyaan polos Liya membuat Sehun menoleh dan kaget.

SPOT JANTUNG!

Sehun tak bisa menjawab pertanyaan Liya selain merespon dengan tawa gantengnya.

Halah padahal tinggal jawab, "enggk Liya" gitu aja susah banget pak. Bilang aja situ juga ngarep.

"Lo suka cincin model gimana?" Tanya Sehun yang pusing melihat perhiasan dan benda benda mengkilat yang terpajang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo suka cincin model gimana?" Tanya Sehun yang pusing melihat perhiasan dan benda benda mengkilat yang terpajang itu.

Kalau bukan karena Liya, Sehun tak akan pernah menginjakkan kakinya di toko perhiasan begini.

Pertanyaan Sehun bikin Liya ikutan bingung.

"Permisi ibu bapak, ada yang bisa saya bantu?"

Sehun tersenyum kaku melihat pelayan toko yang menghampiri mereka.

"Iya mba, ini saya mau cari cincin yang cantik buat dia"

Pelayan tersebut tersenyum, kemudian menatap Liya yang tersenyum kotak padanya, "bapak dan ibu mau cari cincin pertunangan atau pernikahan?" Tanya pelayan yang membuat keduanya gugup dan canggung.

"Itu mba, buat orang pacaran" balasan Sehun yang apa adanya membuat pelayan tersebut tersenyum ikut merasa malu, pasangan muda yang menggemaskan.

"Baik, silahkan ikut saya." Sang pelayan membawa keduanya ke etalase cincin.

Setelah melalui proses yang sedikit lama, Sehun dan Liya akhirnya keluar dari toko.

"Kak ini mahal banget loh" Liya benar-benar merasa tidak enak, demi apapun.

Sehun mengangguk, "iya mahal, jadi lo harus jaga, oke?" Sehun tersenyum kemudian mengelus kepala Liya.

Aduh jangan ditanya keadaan keduanya saat ini, klian pernah liat cacing kena garem? Klepek-klepek trus tepar.

Nah keduanya begitu, untung saja bukan di kamar, kalau gk.. iya betul keduanya bakal dilempar bantal dan di umpat oleh Bobi atau Anya.

Bentar jadi ini status kalian tuh apa?

Liya udah terima belum?

Dah main beli cincin aje

_____

Udah sejauh ini, dan kamu belum vote? Ada dendam apa sih sobat 😩 hahahaha

Oke gengss see you in the last chapter.

+62 [Hunlis] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang