"Buset udah rapi aja lo, mau kemana?" Ucap Kila saat mendapati Nea sedang duduk santai di sofa ruang tengah dengan pakaian rapi. Tapi si Nea malah sibuk menonton youtube."Mau jalan bareng bocil depan rumah, tapi tuh orang belum datang juga." Nea melirik jam yang menempel di dinding. "Padahal udah jam 1."
"Hadeh namanya juga Niki, cowok paling gak tepat waktu." Balas Kila lalu pergi ke dapur untuk mencari makanan.
"Ya bener juga sih tapi gue capek nunggu anjrit." Nea menghela nafas kemudian langsung ngechat Niki. Tapi gak dibalas sama sekali.
Perempuan itu mengucek matanya yang tampak mengantuk. "Ah gue ngantuk banget." Nea melepas ponselnya lalu membaringkan tubuhnya di sofa. "Bodoh amat nik, gue ngantuk."
Sebelum Nea tertidur ponselnya berbunyi, Nea agak kaget saat melihat siapa yang ngechat dia. Itu Vina yang mengajaknya ketemuan.
Nea menatap bingung chat dari Vina. "Ngomongin apa ya? Niki?" Gumam Nea. Perempuan itu kembali mematikan ponselnya dan baru saja menutup matanya sambil tiduran disofa. Tapi tiba-tiba Kila datang dan membangunkan Nea dengan wajah panik.
"NEA! NEA!" Teriak Kila. Nea agak terkejut melihat tangan Kila berlumuran darah. "Lo kenapa?!" Perempuan itu menatap Kila bingung.
"Niki." Kila terus menunjuk ke arah pintu.
"Niki kenapa?!" Nea cepat-cepat berdiri dan berlari keluar rumah. Di depan rumah Niki banyak sekali orang dan polisi bahkan rumah Niki sudah di pasang garis polisi membuat Nea semakin panik. Nea masih kebingungan, dia menerobos kerumunan orang-orang itu dan sampai tepat didepan garis polisi.
"Astaga si Niki yang baru naik kelas 12 itu kan? Kasihan banget padahal masih muda kok bunuh diri?"
"Aduh orang tuanya kemana sih, masa anak SMA dibiarin tinggal sendirian akhirnya malah jadi kayak gini kan."
"Loh? Bunuh diri?"
Nea membatu di tempatnya. Mendengar semua ucapan orang-orang di sana Nea merasa dadanya sesak dan mual. Tapi dia tidak mau berhenti di sana, Nea berusaha masuk ke dalam rumah Niki tapi ditahan polisi.