Niki memasuki rumahnya sambil menutup mulutnya. "Kamu darimana aja nik?" Tanya Laura, mamanya Niki. Laki-laki itu tidak menjawab dan segera masuk ke kamar mandi.Dia muntah darah lagi.
Darah segar terus keluar dari mulut Niki membuat Laura yang sedang berdiri di pintu kamar mandi terdiam dengan wajah shock. Seketika lantai kamar mandi penuh dengan darah.
Wajah Niki sangat pucat dan tubuhnya sangat lemah, ini yang selalu terjadi setelah dia pulang ke rumah entah dari sekolah atau setelah jalan sama Nea.
Niki duduk bersandar di dinding kamar mandi sambil memegang perutnya. Laura langsung menghampiri anaknya itu dengan panik. "Niki..." Laura menangis. Tapi Niki malah tersenyum dan memegang tangan mamanya.
"Niki seneng mama pulang."
Air mata Laura semakin tidak terkontrol. Dia segera memeluk Niki sangat erat. "Sayang maafin mama." Ucap Laura penuh perasaan bersalah. Itu karena dia merasa dia ibu yang buruk karena tidak bisa mengurus Niki dengan baik sampai Niki bisa sakit seperti sekarang.
"Aku gapapa, setelah ini pasti balik normal lagi kok."
"Kamu bisa marah sama mama nik, mama terlalu sibuk sama kerjaan mama sampai lupain kamu disini, bahkan saat kamu lagi sakit pun mama tetap sibuk kerja."
"Gapapa ma."
Laura menghapus darah yang ada dibibir Niki dengan tangannya. "Kita berobat ya nik, kamu pasti sembuh."
"Kata tante Rea aku bisa berobat disini, tapi aku sengaja gak mau mulai prosesnya sebelum mama pulang." Ucap Niki dengan sisa tenaganya.
Wajah Laura tampak sangat khawatir dan sedih, dia mengelus pipi Niki dan memegang tangan Niki erat. "Mama pengen kamu berobat di tempat yang lebih baik dan lebih bagus nik."
.・✫・゜・。.
Untuk yang kedua kalinya Niki tidak datang ke sekolah. Nea bahkan sempat menunggu di gerbang tapi Niki tidak kunjung datang. Nea sempat menelponnya tapi ponsel Niki tidak aktif.
"Nea ngapain disini? Udah bunyi bel tuh." Kata satpam dengan ramah. Nea mengangguk kemudian kembali mengantongi ponselnya. Perempuan itu pergi ke kelasnya dengan wajah murung.
Sampainya ditempat duduknya Nea kembali menyalakan ponselnya berharap ada pesan dari Niki tapi yang masuk hanya pesan dari bu Windy yang meminta untuk menulis soal di papan tulis katanya dia akan terlambat masuk karena ada orang tua murid yang datang.
Nea melakukan apa yang disuruh bu Windy setelah itu berjongkok di depan papan tulis sambil ngechat Niki.
Setelah itu Nea langsung mematikan ponselnya dan dimasukkan lagi ke sakunya. "Nea, nomor soal yang lo tulis kok gak berurutan? Dari nomor satu langsung loncat nomor tiga." Tanya teman kelas Nea.