Sekarang keadaan mobil cukup hening hanya suara random dari radio saja yang terputar, joy memainkan ponselnya dan kadang tertawa karna membaca grup chat mereka.
"Mau makan dulu ngga?" Tanya doyoung, mereka baru selesai bertemu tenant yang akan ikut diacara bazzar bersama jimin tapi kemudian berpisah karna jimin menyusul kai dan jennie untuk membahas beberapa hal
"Boleh, mau makan dimana?" Tanya joy
"Lo mau dimana?"
"Gue mau makan ayam bakar deh, yang di dekat kampus" ucap joy
"Oke" doyoung tersenyum baginya jarang seorang wanita menjawab langsung tanpa ada kata "terserah"
Saat sedang ngobrol diwarung ayam bakar seusai makan dengan doyoung, joy tiba-tiba terdiam dan memandang kearah seorang wanita muda dan seorang wanita yang lebih tua masuk kedalam. Hal itu tak luput dari pandangan doyoung, perubahan ekspresi rekannya ini terlalu terlihat. Kemudian doyoung mengingat siapa perempuan ini, dia adalah devina yang dibicarakan anak-anak tempo hari.
Gadis yang digadang-gadang membuat joy marah pada ten kemarin, kedua wanita itu juga memandang joy dengan wajah terkejut.
"Zoyi, apa kabar sayang" sapa wanita yang lebih tua doyoung terkejut melihat respon joy yang hanya terdiam
"Ini temen nya zoyi ya?" Kemudian dia berbicara kepada doyoung
"Iya tante..." Jawab doyoung ragu, apa sebaiknya dia diam saja
"Halo kak, aku devina aku sering denger tentang kakak dari anak kampus" ucap devina mengulurkan tangannya, doyoung kembali dengan ragu ingin membalasnya
"Gue kan uda bilang, anggap kita gak pernah kenal lo semua ngerti ngga sih?" Ucap joy sedikit berteriak membuat doyoung mengurungkan niatnya
"Lo gabisa sopan ngomong sama nyokap gue?" Ucap devina
"Nyokaplo kalau mau dihargai, dia juga harus belajar nge hargai orang" ucap joy yang tersulut emosi
"Kamu sama seperti ibu kamu, ngomong selalu kasar tidak semua harus diselesaikan dengan keributan joy" ucap mama devina
"Namanya seorang anak persis seperti ibunya, kaya devina mungkin jadi kaya lo hobinya nge goda suami orang" ucapan doy membuat devina jengah dan mengayunkan tanganya kearagh joy
Joy sudah pasrah dan menutup matanya, dia sudah terlalu tersulut emosi. Tapi 1 detik 2 detik 3 detik, tidak ada rasa panas yang menghampiri pipi nya. Saat dia membuka mata, tangan devina dihalau oleh tangan doyoung dan dihempaskan pria itu.
"Sakit kak" ucap devina
"Kamu ngga liat tangan anak saya merah karna kamu cengkram" mama devina marah kearah doyoung
Doyoung kemudian menarik joy berdiri dan ditempatkan dibelakangnya, membuat joy hanya diam dan pasrah.
"Ibu ngga liat apa perbuatan anak ibu?"
"Kamu ngga dengar apa yang dibilang perempuan itu? Wajar anak saya marah" teriak mama devina
"Saya ngga mau tau apa masalah kalian, tapi saya ngga bisa ngeliat orang yang sesuka hatinya main tangan dengan orang lain" ucap doyoung menatap tajam devina
"Kakak ngga gitu, tadi denger kan joy ngomong apa... Aku juga sering ditampar sama dia" devina membela diri, joy hanya terdiam dan tertawa pelan mendengar ucapan penuh kebohongan devina
"Kalau pun gue tampar lo sama ibu lo wajar, kalau bisa gue kulitin lo berdua" ucap joy yang membuat kedua ibu dan anak ini lebih emosi
"Kamu ya..." Ibu devina ingin menarik joy yang saat ini berada dibelakang tubuh doyoung dan dihalangi oleh pria itu