2.Family Time

2.8K 159 2
                                    

Aira masih berada dirumah peninggalan Bundanya bersama Daddy dan Mommy nya, setelah acara berpelukan tadi mereka masih berbincang seru mengenai sekolah Aira selama ini, tentu saja Aira yang anaknya sangat aktif menjawab dengan sangat ekspresif yang membuat kedua orang tuanya merasa gemas kepadanya dan dilampiaskan ke pipi bulat gadis mungil itu.

Telapak tangan Aira yang tadi terluka juga sudah dibersihkan oleh Mommy nya.

Saat ini setelah melakukan sholat ashar berjamaah, mereka kembali berkumpul dihalaman kecil di belakang rumah ini, rumah sederhana yang menjadi saksi masa kecil Aira dan kenangan bersama Bundanya.

Aira bersandar nyaman di dada Daddy nya dengan tangan menggenggam jemari sang Mommy yang sesekali akan mencium pipinya dan membuat Aira terkikik geli.

Ketiganya masih larut akan pikiran sendiri, dan rasa syukur yang tidak akan ada habisnya akan nikmat yang diberikan Tuhan.

Aura mengelus sayang kepala Aira
"Ai tinggal disini cuman berdua sama Bunda?" Aira mengangkat kepalanya dari dada sang Daddy dan menatap Mommy nya lalu menggeleng
"Aira dulunya tinggal bertiga sama Ayah sama Bunda juga, tapi ayah sering marah-marah, sering pukulin Bunda juga, Ayah sering pulang malam, eh tapi pagi juga kayaknya sering deh. kata Bunda, Ayah udah gak bisa tinggal bareng disini lagi, karena Ayah udah ada istri baru, itu kata Bunda" Ucap Aira panjang.

Alan hanya mendengarkan dengan seksama percakapan dua wanita yang begitu disayangnya.

"Ayah pernah pukul Ai gak sayang?" tanya Aura lagi.

"Iya!" angguk Aira "waktu itu Aira di pukul di kaki pake kayu, tapi Bunda datang terus bela Aira jadinya bunda deh yang dipukul ayah" jawab Aira dengan wajah sendu ketika mengingat perlakuan Ayahnya itu.

Alan mengepalkan tangannya tanda amarah yang akan meluap setelah mengetahui jika Aira juga pernah mengalami kekerasan dari orang yang disebut Ayah olehnya.

Aura juga merasa sedih mendengar cerita Aira, astagaa dia merasa sangat bersalah karena tidak bisa melindungi putrinya.

Aira mengangkat wajahnya ketika mendapati Mimom yang tengah mendusel di kakinya tanda ingin diberi makan.

"Mimom mau makan lagi? Ih kan tadi udah Aira kasih makan, kok mau lagi, Mimom banyak makan ih" dumel Aira berjalan kearah dapur untuk mengambil makanan khusus untuk Mimom.

Sepeninggal Aira, Aura langsung mengelus lengan suaminya untuk meredakan amarah sang suami.

Alan menengok kearah istrinya yang sedang tersenyum kepadanya.
"Mas harus kontrol emosi mas, Aku juga ngerasa jadi ibu yang gak baik buat Aira mas, tapi kita sebisa mungkin harus buat Aira nyaman di samping kita"

Alan menghembuskan nafasnya dan berusaha terlihat baik-baik saja, tapi tidak akan semudah itu, tunggu saja siapa yang sudah berani menyentuh putrinya akan mendapat kejutan dari dirinya.

Alan tersenyum menatap istrinya dan masuk kedalam rumah ingin melihat apa yang dilakukan Aira.

"Ihh Mimom jangan lari-lari loh" ucapnya memarahi Mimom yang tak bisa diam itu.

Aira menatap tepung yang berserakan di bawah lantai karena ulahnya sendiri eh tapi tidak ini juga karena Mimom yang tidak bisa diam.

Baru saja Mommy dan Daddy nya masuk sudah di sambut dengan wajah anaknya yang dilumuri tepung terigu di sekitar pipinya.

"astaga sayang, kok muka kamu cemong sih" ucap Aura sembari membersihkan tepung diwajah Aira.

Aira menatap polos Mommy nya dan menunjuk Mimom yang sedang memakan makanannya
"Mimomnya nakal Mommy, masa tadi lari-lari, terus Aira mau tangkap eh malah kena tepung jadinya jatuh deh"

little FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang