Mine [Halilintar]✔️

[6/10]

Itu hanya sebuah kebetulan...

=====

Hari ini, Halilintar kembali bersekolah setelah libur akhir tahun. Ia cukup bersemangat untuk menemui kekasihnya, karena selama liburan akhir tahun ini, mereka hanya bertukar kabar lewat telepon.

Senyum tipis terpampang saat melihat perempuan yang sedang menyapu di depan kelas. Ia segera mendekatinya dan memeluk gadis itu dari belakang.

Sang empu yang terkejut lantas menghentikan aktivitasnya. Dia berusaha melepas pelukan itu dengan memutar tubuhnya.

"Ih, apaan, sih?"

Halilintar terkekeh, "Kangen."

"Iya, tau. Tapi gak meluk depan kelas!" protesnya dengan memasang wajah cemberut.

Halilintar menjadi gemas melihat itu, ia menahan untuk tidak mencubit pipi sang pacar.

"Maunya dimana?"

"Ya.. pokoknya jangan depan umum!!"

"Oh, jadi mau langsung di tempat sepi?" goda Halilintar dengan seringai tipis.

"Woy!"

Sepasang kekasih itu menoleh ke arah suara. Halilintar langsung menatap orang itu dengan tatapan datar khas miliknya.

"Gak usah kangen-kangen'an depan kelas! Kasian yang jomblo, tau!"

Halilintar mendelik tak percaya, "Lo jomblo?"

"Eh, Taufan! M-maaf, ya. Mau ngapain? Ketemu Yaya, ya?" ucap [Name] dengan semburat merah tipis di pipinya. Taufan pun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"A-ahahah! I-iya. [Name] peka, deh! Emang kakak ipar terbaik!"

Ucapan Taufan sukses membuat Halilintar dan [Name] tersipu malu. Apalagi [Name], dia benar-benar membayangkan hal itu terjadi.

"Yaudah, minggir, ya! Taufan ganteng juga mau kangen-kangen'an sama calon pacar dulu!" seru Taufan sembari menerobos dua insan yang sedang mematung itu.

Halilintar dan [Name] pun saling bertatap mata. Halilintar menyeringai (lagi) kala melihat rona merah yang merambat dari wajah sampai ke telinga [Name].

"Kamu beneran mau, ya?"

>|< BONUS >|<

"Nanti kalo udah nikah, kamu mau honeymoon dimana?"

"Lili, kamu bisa diam 'kan?"

=====

... tapi aku sungguh senang. Untuk kali ini, aku berterimakasih padamu, Taufan.