[2/10]

3.7K 431 51
                                    

Apa karena badak belum punah?...

===

Hari Sabtu. Iya, Sabtu.

Malam ini Halilintar dan [Name] akan berkencan. Kencan pertama setelah mereka resmi berpacaran 4 hari lalu.

Sekarang sudah pukul 15.48. Halilintar sudah bersiap-siap untuk menjemput [Name]. Sekarang dia sedang diam di kamarnya dan mengumpulkan nyalinya untuk melewati adik-adik kembarnya yang sedang berada di ruang tengah, pasti ia akan ditanya, "Ingin pergi kemana?"

"Huh, bodoamat." ketus Halilintar dan langsung keluar dari kamarnya.

Sampai di ruang tengah, ia melihat Taufan, Blaze, Ice, dan Solar. Tumben sekali si Bensin itu ikut-ikutan.

Mungkin Thorn dan Gempa sedang di halaman belakang. batin Halilintar.

Ia berjalan dengan santai tanpa menoleh pada keempat adiknya.

"Mau kemana, Kak?" ucap Solar tanpa beralih dari ponselnya itu.

"Alah, paling malmingan sama [Name]." ucap Blaze santai dan diacungi jempol oleh Ice yang sedang bersandar di sebelahnya.

"Tch." Halilintar berdecak, berusaha menyembunyikan gugupnya.

"JANGAN PULANG KLO GA BELIIN MARTABAK!"

"Dih, sapa lo?"

===

"Ah, aku harus pakai apa?"

"Hm, merah? Terlalu mencolok."

Wanita? Pasti bingung kalau diajak pergi dengan pacar dan tidak tau harus mengenakan pakaian apa. Itu sudah ciri khas wanita.

"Kuning? Hih, aku kencan di waktu malam, bukan siang!"

Baru beberapa menit, ralat-- jam, [Name] mengubrak-abrik lemarinya hanya mencari pakaian yang sesuai.

Pilihannya jatuh ke dress warna hitam, tapi terlalu elegan. Tapi mau yang mana lagi? ini sudah dress terakhir yang ia cari.

"[Name]!! COWOK LO DATENG NIH!" teriak seorang lelaki, ah, sebut dia Kakak laki-laki [Name].

Paniklah sudah gadis ini, untung saja ia sudah mandi, "IYA, BANG! BENTARAN!"

"Huh, yaudah ini aja, lah!"

===

Halilintar ternganga melihat penampilan pacarnya sekarang. Dress selutut, rambut digerai, make-up sederhana. Sederhana tapi elegan. Pantas saja dirinya bisa jatuh pada gadis itu.

"Udah kali, gausah segitunya ngeliatin adek gue. Cakep? Gue tau, liat aja abangnya." ucap Supra narsis.

Dengan tampang tak berdosa, [Name] menjitak kepala kakaknya itu, berniat meluruskan otaknya yang terkadang narsis terkadang dingin.

"Woy, sakit!"

"Abisnya lo aneh, kadang kulkas, kadang narsis, pantes gada yang mau sama lo!" ucap [Name] tak mau kalah.

"Heh, sembarangan lo! Temen lo aja naksir ke gue! Gue mah banyak yang ngantri."

"Heleh, ntar ujung-ujungnya sedboi."

"Heh, jan solimi lo, ye!"

"Solimi lagi, solehah!"

Halilintar sweatdrop melihatnya, kenapa mereka berdua seperti Tom and Jerry? Hah, jangan bilang Halilintar lupa bagaimana ketika ia dengan Taufan disatukan.

"Dahlah, capek gue ngomong sama lo."

"Lah, yang nyuruh lo ngomong siapa?"

"Lo duluan yang ngajak gelud, ye, jangan sampe gue pites lo."

"BUNDA!! [Name] BERANGKAT DULU, YA!! OH, IYA! ITU KATANYA, BANG SUPRA MAU BANTU BUNDA BERBURU DISKON, TUH!" teriak [Name] sembari menarik Halilintar. Halilintar hanya bisa pasrah.

Supra terkejut, ia paling tidak mau ketika disuruh menemani bundanya berburu diskon bersama temannya itu, "EH, EH, ANOA! AWAS LO, YE !"

"SUPRA! BURUAN SIAP-SIAP! KATANYA MAU NEMENIN BUNDA." Lantas Supra kesal dan menghentakkan kakinya.

"Ishh! Gue sumpahin gue makin ganteng!" Supra pergi ke kamarnya untuk bersiap, yah, dia ikut saja daripada bosan di rumah.

===

"Heheheh, nunggu lama, ya, Lin?" ucap [Name] sembari memasang sabuk pengamannya. Tidak ada balasan dari Halilintar. Ia menoleh ke arah Halilintar yang ada di sebelahnya. Pipi chubby nya memerah ketika melihat Halilintar menatapnya tanpa kedip.

"Ekhem.. Hali!!" [Name] melambaikan tangannya didepan wajah Halilintar.

Sang empu terkejut. Ia memalingkan wajahnya yang memerah.

"Kamu kenapa?"

"Nggak! Gak papa!"

"Emm, oke?"

Halilintar segera menyalakan mesin mobilnya dan melaju menuju tujuannya.

Hening. Itulah keadaan mobil ini sekarang.

"[Name]"

"Hmm? Kenapa?"

"Ternyata mitos itu benar - benar ada, ya?" [Name] memalingkan perhatiannya pada Halilintar yang sedang menyetir.

"Mitos apa?"

"Mitos kalau bidadari pernah turun ke bumi. Buktinya, dia ada di sini." [Name] terdiam. Ia mencerna apa yang makhluk titisan kutub selatan ini katakan. Ketika tersadar, ia memalingkan wajahnya yang merah karena malu.

Halilintar terkekeh, "Ternyata bidadari bisa malu ya?"

"HALIII!!!"

>I< BONUS >I<

"Ahahah, cuma bercanda, [Name]" Halilintar tertawa, [Name] sedang kesal malah dianggap lucu.

"Jangan panggil [Name] dulu, [Name] lagi malu!!"

Smirk Halilintar pun muncul , "[Name],"

"Dibilang, jangan manggil dulu!"

"[Fullname],"

"Tau, ah!"

"Sayanggg," [Name] terkejut, bisa gila dia jika terus dibuat melayang oleh makhluk kutub ini.

"GLEDEKKKKKK!!!"

===

... mitos tentang bidadari itu menjadi benar 100% halal.

Mine [Halilintar]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang