[1/10]

5.7K 489 54
                                    

Jika kau bisa...

===

Hari ini, Halilintar berencana untuk mengungkapkan perasaannya kepada teman sekelasnya.

Mereka memang tidak terlalu akrab, tapi entah mengapa Halilintar bisa menyukainya, apalagi saat gadis itu merawatnya di UKS.

Halilintar menyusuri semua tempat di sekolah. Aslinya dia tidak mau mengungkapkan ini, tapi kata adik kembarnya, jangan mengulur waktu, tidak sedikit juga yang menyukai [Name].

Dia gadis yang terkenal pintar dan cantik. Bagaimana tidak sedikit yang menyukainya? apalagi sifatnya yang ramah.

Halilintar sampai di kantin, kakinya lelah menyusuri sekolah yang luas. Ia melihat bahwa gadis itu sedang duduk di tempat saudara serta sahabatnya sedang berkumpul. Seketika ada yang membuatnya terkejut.

[Name], dia ada disini bersama saudara dan sahabatnya. Kenapa dia tidak ke kantin sedaritadi? membuatnya lelah saja.

"Hali! Sampai kapan kau akan berdiri di situ?" ujar seseorang yang membuat Halilintar tersadar dari lamunannya. Tanpa pikir panjang, Halilintar duduk tepat di depan [Name]. Jangan lupa untuk selalu menjaga sikap dimanapun keadaannya.

"Hey, Kak Hali, kau tidak mau mengungkapkannya di depan kami?" bisik Solar, saudara kembar terakhirnya. Halilintar menjawabnya dengan menggeleng.

"Kak Hali! Ayo sekarang!" ucap Blaze dengan lantang, sementara yang bersangkutan menatap Blaze tajam.

"Ada apa ini? kalian merencanakan sesuatu?" ucap Yaya .

"Oh, itu, Kak Hali mau-" Ucapan Thorn terpotong karena mulutmya ditutup oleh Ice .

"Haiya, Hali mau apa?" tanya Ying .

"Ish, cepatlah, Kak Hali!" rengek Taufan .

"Emm, bolehkah aku berbicara sesuatu dengan Halilintar?" Semua isi meja menatap [Name] dengan wajah bingung. Termasuk Halilintar.

"Apa itu?"

"Aku dulu." ucap dingin Halilintar.

"Aku saja dulu, boleh?"

"Tidak, aku dulu."

"Ayolah, biarkan aku lebih dahulu!"

"Tidak."

"Ayolah!"

"Tidak!"

"Boleh!"

"Tidak!!"

Ayolah, pertengkaran antara tidak dan boleh di mulai.

"Aku dulu!" tegas Halilintar. Membuat seisi meja menatap Halilintar dengan tatapan ngeri.

"Hish, cepatlah!"

"Aku menyukaimu." Taufan kegirangan, Gempa tersenyum, Blaze masih setia dengan senyumnya yang lebar dan menunggu reaksi malu dari Halilintar, Ice masih stay cool, Thorn menatap polos ke arah saudaranya, ia tidak tahu apa yang terjadi, dan Solar merekam kejadian langka ini. Yang lain? Fang sama seperti Blaze, Gopal tetap makan dengan rakusnya, Yaya dan Ying keburu nangis bawang.

"Aku tidak, tuh." Yap, sekarang isi meja menatap [Name] dengan tatapan bertanya-tanya serta kecewa--namun ada yang sudah ketawa duluan karena rivalnya jadi ngenes--, bagaimana ia tidak menyukai lelaki yang terbilang, hampir diidamkan oleh semua gadis di sekolah ini?

"A-apa mak-" Halilintar bahkan telah dihujani bilah pisau yang menusuk hatinya.

"Ah, aku typo ternyata, maksudku, aku juga menyukaimu, kok!" Hampir saja jantung Halilintar jatuh.

"Ahahah! Wajah mu terlihat lucu tadi Halilintar! Aku jadi semakin sayang!" Empat kata terakhir membuat wajah Halilintar memerah. Dan lagi-lagi tertangkap basah dengan [Name], bahkan teman-temannya juga.

*Cekrek

"E-eh?" Halilintar melihat Gopal yang sedang memegang kamera. Ternyata Gopal memotretnya saat sedang blushing. Lari Gopal! Sayangi nyawamu seperti kamu menyayangi ususmu!

"Semoga dipermudahkan" ucap Fang, Taufan, Blaze, dan Solar bersamaan. Lalu kabur setelah itu.

Halilintar masih shock soal tadi. Namun di detik kelima, ia baru menyadarinya.

"GOPAL!! BERIKAN TANGAN MU!"

>I< BONUS >I<

"Hei, [Name]! Kau hampir saja membuat Halilintar potek-potek." Ucap Yaya sembari mengeluarkan buku yang akan di pelajari, yah, mereka sudah berada di kelas. Namun guru belum datang.

"Ahahahah, aku hanya ingin melihat ekspresinya tadi, sangat lucu!!"

"Hahah... Lihat saja saat dia blushing, lucu sekalii!"

"Ekhem!"

"Eh?!"

"[Name], aku ke meja Ying dulu, ya, selamat pacaran!" Yaya pergi meninggalkan mereka berdua. [Name] merasa malu tadi, sempat membicarakan orang ini.

Halilintar tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai, "[Fullname], May I be your boyfriend?" Baiklah, sekarang karma berbalik. Halilintar mengucapkannya dengan lantang! Catat! Sehingga mereka jadi pusat perhatian sekarang.

[Name] seperti udang rebus sekarang, Halilintar sangat puas melihat itu.

"Aku ini, sangat mencintaimu, lho, manis~"

===

... aku juga bisa lebih dari itu.

Mine [Halilintar]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang