Hai guys... aku balik lagi nih.. maaf lama ya, kendala nya banyak bgt di tahun ini tp gpp, kali ini aku bawa sunhun.. SIAPA YANG SHIPPER MEREKA? AYO MERAPAT!
Okey, langsung aja yah..
Semoga kalian ga bosen ya... kalo bosen boleh di skip aja..
Hehe.. Happy Reading Guys 💕💕
------------------------------------------------------------------------------------------
Seoul Hospital
Siang itu, ruang inap dengan nomor 304 itu sangat ramai dengan suara tawa dan candaan. Lee Jihoon, pemuda bertubuh mungil itu tengah asik bercengkrama dengan teman – teman yang datang menjenguknya. Jihoon 2 hari yang lalu baru saja mengalami kecelakaan yang mengakibatkan bahu kirinya tergeser dan beberapa luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Dan teman – teman dekat yang mendengarnya pun berinisiatif untuk menjenguknya ke rumah sakit.
"Lain kali kamu harus hati – hati kak, jangan teledor lagi seperti sekarang. Aku tahu kamu pengemudi yang pro tapi jangan seenaknya juga membawa mobil kebut – kebutan begini." Omel pria paling tinggi di ruangan tersebut, Kim Mingyu.
"Iya iya Gyu, ya ampun sudah berapa kali aku mendengar kamu mengucapkan itu hari ini darimu?" Jihoon menghela nafas, lelah mendengarkan omelan dari orang yang sudah dianggapnya adik itu.
Soonyoung yang juga berada di dalam ruangan itu sedikit jengah dengan sikap (sok) perhatian Mingyu pada kekasihnya. Dia tidak suka jika Mingyu berada di dekat Jihoon, tidak tahu mengapa. Pria harimau itu hanya bisa duduk diam di sofa yang tersedia dan memperhatikan semuanya.
"Kak, aku begini karena khawatir padamu, aku perduli, dan aku tidak ingin melihatmu sakit. Orang tuamu itu menitipkan anaknya padaku untuk dijaga bukan malah sakit dan berakhir di rumah sakit seperti ini. Nanti kalau ditanya, aku jawab apa hah?" Mingyu mulai merajuk pada Jihoon dan mulai memainkan tangan yang lebih tua dengan raut wajah cemberutnya. Jihoon tertawa dengan kebiasaan pemuda Kim itu jika sedang merajuk.
"Hahaha, biasa saja dong mukanya, tidak cocok dengan tubuhmu yang bongsor itu." Dan kembali, semua yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Soonyoung. Pria bermata sipit itu masih menahan kesal yang semakin menjadi.
~O~
Waktu jenguk sudah habis, kini saatnya para penjenguk harus kembali. Satu per satu teman Jihoon pergi dari ruangan, menyisakan Mingyu, Jihoon, dan Sooyoung. Mingyu masih berpamitan pada Jihoon.
"Kak, kabari aku kalau ada apa – apa, aku akan segera mendatangimu. Tidak perlu sungkan, aku ada disetiap kamu membutuhkanku. Aku pergi dulu. Nanti sampai rumah aku kabari." Mingyu mengelus kepala yang lebih tua dengan sayang, lalu memeluk tubuh mungil itu agak lama, Soonyoung yang sudah menahan kesal segera pergi dari ruangan kekasihnya menuju tempat yang dapat membuatnya merasa lebih segar dan dingin. Ruangan sang kekasih terasa panas untuknya.
"Emm, hati – hati Kim. Langsung kabari aku setelah sampai, kalau tidak aku akan memusuhimu." Mingyu mengangguk dan melangkah pergi dari ruangan Jihoon. Kini ruangan tampak sepi. Sisa canda dan tawa dari teman yang menjenguknya tadi masih terasa sehingga senyum masih terpatri di wajah pemuda Lee tersebut.
Sampai dia menyadari, bahwa sang kekasih sudah tidak ada lagi di kamarnya. Senyum itu tergantikan oleh raut heran yang terlalu ketara. Soonyoung tidak biasanya pergi diam – diam tanpa pamitan pada Jihoon. Jadi, Jihoon memutuskan untuk mencari dimana keberadaan kekasih harimaunya. Yang pasti, pria Kwon itu masih berada disekitar rumah sakit. Dia tidak akan tega meninggalkan Jihoon sendirian di rumah sakit.
Jihoon mulai turun dari ranjangnya dan menggeser tiang infusnya mendekat agar dia bisa mendorong dan membawa tiang infus itu dengan lebih leluasa. Dia mulai berjalan keluar dari ruangan inapnya.
~O~
"Kwon, dimana?" seorang laki-laki bertubuh mungil terlihat sedang kebingungan mencari seseorang. Sudah 15 menit lamanya dia menyusuri lorong rumah sakit tempatnya di rawat untuk menemukan orang yang dicarinya. Masih dengan pakaian pasien lengkap dan juga infus yang masih menancap, laki-laki mungil itu terus berjalan sambil mendorong tiang infusnya dan berhenti sampai di taman yang berada tepat di belakang rumah sakit. Laki-laki mungil itu berjalan perlahan mendekatkan dirinya pada laki-laki yang bertubuh lebih tinggi yang sedang duduk membelakanginya.
Jihoon akhirnya menepuk pundak laki-laki yang juga berstatuskan kekasihnya tersebut. Laki-laki bertubuh tinggi itu sedikit tersentak karena sentuhan yang diberikan lalu menoleh kearah belakangnya guna menengok siapa yang berani mengusik lamunannya.
"Ji? Kenapa disini?" Kwon Soonyoung sedikitnya terkejut mendapati keberadaan sang kekasih yang sudah berdiri dibelakang tubuhnya. Jihoon tersenyum lalu ikut duduk disebelah Soonyoung tanpa dipersilahkan oleh pemuda Kwon tersebut.
"Aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Kenapa disini? Kenapa tidak menemaniku di ruangan saja? Kamu marah?" Tanya Jihoon to the point membuat Soonyoung sedikit kelabakan. Dirinya ketahuan sedang merajuk. Jihoon menoleh kearah Soonyoung dan sedikit tertawa melihat tingkah kekasihnya tersebut.
"Kamu marah padaku? Atau marah karena dia menjengukku?" Soonyoung mendengus. Pemuda Kwon itu lantas menatap Jihoon yang juga masih setia menatapnya.
Dengan wajah cemberutnya, Soonyoung berkata "Aku tidak marah, hanya kesal saja. Dia boleh saja menjenguk Cuma jangan seperti itu. Dia menyentuhmu disaat aku ada disana." Tanpa disadari Soonyoung, bibirnya sedikit maju saat bercerita seperti itu. Dan itu terlihat menggemaskan bagi Jihoon. Laki-laki mungil itu masih setia menatap wajah sang kekasih. Kedua tangannya yang bebas menyentuh wajah cemberut Soonyoung, menangkup wajah seperti hamster itu dengan kedua telapak tangannya dan mengelus kedua pipinya, membuat mata Soonyoung mau tidak mau terpejam merasakan sentuhan halus diwajahnya.
"Dia hanya mengelus kepalaku, memegang tanganku, dan memelukku saja Soon tidak lebih. Oke maafkan aku karena sudah membiarkan orang lain menyentuhku tanpa izin. Jangan cemburu begitu dong." Soonyoung membuka matanya dan menatap Jihoon lama.
"Tapi tetap saja. Aku tidak suka melihat Kim Mingyu menyentuhmu apa lagi sampai memelukmu seperti tadi. Menjenguk boleh saja aku tidak melarang tapi jangan sampai begitu aku tidak suka." Kata Soonyoung dengan nada yang merajuk. Jihoon tersenyum.
"Baiklah maafkan aku. Aku harusnya menolak tadi. Aku lupa kalau kamu itu cemburu berat pada Kim Mingyu. Padahal dia tidak akan mengambilku darimu, dia sudah seperti adik bagiku. Sekarang, jangan cemberut lagi aku tidak suka. Wajah hamstermu tidak imut lagi kalau cemberut." Jihoon tertawa melihat raut wajah Soonyoung semakin kesal karena disebut wajah hamster.
"Aku tidak imut seperti hamster. Aku ini seperti macan tahu." Soonyoung kembali merajuk dengan mengarahkan seluruh perhatiannya kearah tumbuhan yang ada didepannya dan tangannya yang bersidekap didepan dada. Jihoon tertawa keras melihat kekasihnya merajuk seperti ini. Lucu pikirnya.
"Hahahaha. Baiklah maaf maaf. Ayo kembali ke ruangan, aku ingin istirahat." Soonyoung menghela nafasnya. Akhirnya Soonyoung mengalah. Pemuda Kwon itu benar-benar tidak bisa marah lama padakekasih mungilnya. Dia berdiri disusul Jihoon yang masih setia memegang tiang infusnya, keduanya bersiap kembali ke ruang rawat Jihoon. Soonyoung menggandeng tangan Jihoon dan mereka berdua kembali keruangan Jihoon dirawat.
END...
tunggu ceritaku selanjutnya ya..
jangan lupa vote dan komen..
satu kritik dan saran dari kalian sangat berarti buat aku..
Thx readers.. =^.^=
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen's Oneshoot Story
FanfictieKumpulan one story dari para member seventeen. Semua kisah yang ada di dalam cerita adalah murni dari hasil pemikiran saya sendiri. Bagi yang tidak suka bxb, silahkan skip. Mohon kritik dan sarannya. Jika ingin mengkritik atau memberikan saran, moho...