Chapter 38

1.5K 220 741
                                    

Esok hari di Pajajaran

Abikara berjalan dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa.
Ekspresinya yang biasanya datar kini terlihat lebih serius.

Flashback

"Aku akan mengantar Raka Kian Santang ke wismanya."

Abikara menyipitkan matanya.
"Siapa yang memberimu hak untuk itu?"

Kian Santang yang menjadi objek perebutan mereka pun mulai terusik dan perlahan tersadar.

Kian Santang terbangun dalam keadaan masih dipegangi oleh mereka berdua. Dia berpikir bahwa dia tertidur di saat mereka sedang berbincang-bincang.

Abikara dan Surawisesa yang sadar bahwa Kian Santang terbangun pun langsung menghentikan perdebatan mereka.

"Raka, Rayi. Maaf, sepertinya aku sudah terlalu lelah. Aku akan kembali ke wismaku saja." Kian Santang berdiri dari duduknya dan membuat mereka berdua melepaskan pegangannya.

Keduanya langsung berdiri mengikutinya secara bersamaan.

Abikara dan Surawisesa baru saja membuka mulutnya saat Kian Santang bicara lebih dulu.

"Aku bisa sendiri. Tidak perlu repot-repot mengantarkanku." Ucapnya bahkan tanpa mendengar tawaran mereka lebih dulu. Dia sudah memprediksi mereka akan mengajukan diri untuk mengantarkannya ke kamar.

Dia tidak begitu paham apa yang membuat hawa di antara mereka begitu dingin dan tidak ramah, namun yang dia tau, Abikara tidak begitu senang saat dia bersama Surawisesa. Dia tidak ingin membuat situasi di antara mereka semakin keruh, jadi dia pilih jalan tengah.

Abikara dan Surawisesa yang mendapat jawaban bahkan sebelum mereka sempat menawarkan, seketika terdiam di tempatnya.

Lalu setelah mereka tersadar, mereka pun hendak mengikuti Kian Santang yang sudah keluar dari ruangan. Mereka bergerak secara bersamaan dan berhenti hanya untuk saling melemparkan tatapan tajam.

Namun sebelum membuang waktu lebih lama lagi, mereka segera menyusul Kian Santang.
Yang sayangnya saat mereka hampir selesai mengejarnya, Kian Santang sudah masuk ke kamarnya dan langsung menutup pintunya.

Kali ini tidak ada yang menang.
Keduanya pergi ke arah yang berlawanan untuk kembali ke kamar masing-masing dengan perasaan gusar.

Flashback end

"Kali ini tidak akan kubiarkan." Abikara mempercepat langkahnya saat sudah hampir sampai ke kamar Kian Santang.

Dia mengetuk pintu beberapa kali dan memanggil namanya.

Namun tak kunjung mendapat jawaban. Dia yang mulai tidak sabar dan penasaran pun memutuskan untuk menerobos masuk.

Dibukalah pintu kamarnya. Namun dia tidak menemukan siapapun di sana.

"Di mana Rayi Kian Santang?"

Abikara pergi dari sana untuk mencari tau di mana adiknya berada sekarang.
Dan kebetulan sekali dia berpapasan dengan Walangsungsang.

"Rayi? kau mau ke mana?"

"Aku sedang... Raka, apa kau tau di mana Rayi Kian Santang?" Abikara langsung bertanya pada intinya.

"Rayi Kian Santang sepertinya masih berada di ruangan Rayi Prabu sekarang. Aku sempat melihatnya ke sana." Walangsungsang menjawab dengan senyum tipis.

Abikara diam terpaku.
Otaknya memproses informasi yang ia dengar.

"Rayi?"

"Ah... Baiklah, aku mengerti." Abikara menjawab dengan monoton lalu berjalan pergi meninggalkan Walangsungsang.

Raden Kian Santang (Mahkota Baru Pajajaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang