"Pop, nih minumannya," ujar Tiara dengan sedikit gugup. Keringat sedikit membanjiri keningnya.
Poppy langsung meneguk segelas jus apel itu tampa curiga pada sahabatnya itu." Thanks ya," Tiara tersenyum kikuk.
'Huu, gugup banget gue. Sekarang tinggal menunggu racunnya bereaksi!' Batin Tiara dalam hati ia tersenyum penuh kemenangan.
"Tia ... kok kepala gue pusing ya? Akhh ... huuk ... d-darah?!" Poppy memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Sontak hal itu langsung membuat Tiara bahagia.' Berhasil! Usaha gue gak sia-sia!' Batin Tiara
"Hahaha! Mampus! Lo minum racun!" Ujar Tiara kejam.
Poppy sunguh terkejut, dengan napas yang tersengal-sengal ia mendorong Tiara yang duduk di sebelahnya. Di ruang makan itu hanya mereka berdua.
"Auu! Sialan lo! Udah mau mati belagu lagi!" Sinis Tiara dengan mengelus pantatnya yang terasa sakit.
"Sialan! Lo iblis licik! L-lo itu sah-abat gue ... kenapa lo tega?!"
"Hahaha! Sahabat? Cih, gue mau semua yang lo miliki! Termasuk tunangan lo! Gue mau semuanya!" Teriak Tiara meraung seperti orang gila.
"Heii baby! Bagaimana?" Tanya Rehan tiba-tiba muncul di ruang makan di rumah Poppy itu.
Pria itu mendekati Tiara, membantunya berdiri dengan lembut. " Sialan!" Ujarnya menatap nyalang Poppy yang sudah tidak ada harapan lagi.
"Rehan?! Ka-kamu selingkuh?! Sunguh bodohnya diriku ..." ujar Poppy dengan mata sayunya.
"Hahaha! Wanita yang tidak tau merawat diri, dan tidak mau berpekayan minim! Cihh, wajah polos itu gue benci! Gue lebih suka wanita dewasa yang mengoda! Seperti sahabat lo ini!" Rehan sungguh lelaki yang tidak tahu diri. Pria itu mendekati Poppy dengan Tiara mengikutinya dari belakang. Poppy menatap benci pada kedua penghianat itu.
Poppy sudah tidak kuat lagi." Jika gue diberi kesempatan kedua, gue balas penghinaan dan penghiatan kalian! Kalian tidak akan hidup tenang!" Guman Poppy lemah namun masih dapat didengar jelas oleh sepasang manusia hina itu.
"Mimpi! Hidup kedua? Halu lo!" Ujar Tiara dengan sinis.
"Hahaha! Dasar ya bego, gak akan ada! Kalo ada, gue tunggu lo!" Ucap Rehan dengan tak berperasaan.
'Tuhan, jika ini memang ajalnya Poppy, Poppy ihklas masuk neraka, Poppy gak berharap bisa menempati surya mu, dengan Poppy yang penuh dosa. Bisakah Poppy hidup kembali? Dengan kehidupan berbeda, minsalnya seperti Novel-novel yang Poppy baca. Hahaha Poppy tau itu mustahil. Tapi jika engkau bekehendak apa pun pasti mungkin ...' itulah kata-kata dan doa terakhir gadis itu. Perlahan pandangannya mulai gelap. Dan tubuhnya ambruk ke lantai.
Sepasang penghianat itu tersenyum puas.
"Good bye Poppy, yang tenang disana, atau lo hidup kedua?! Hahaha ..." Tiara tertawa layaknya orang gila dan diikuti oleh Rehan, pria itu juga tertawa seperti orang kesetanan.
***
Hallo, selamat datang di cerita ku yang satu ini.
Bagaimana awalnya? Gak dapat feelnya ya? Hehe maaf ya🙏
Baiklah, aku cuman minta kalian Vote dan Komen. Pliss jangan jadi pembaca gelap. Hargailah karya sesorang jika kamu menyukai ceritanya!
Gak suka? Boleh tinggalkan lapak ini. Di cerita ku ini memang kedepannya akan banyak kata-kata kasar dan umpatan dll. Kalo gak suka dengan hal-hal ini, boleh tinggalakan. Aku gak mau nangung dosa buat kalian. Dosa aku aja udah banyak_^
Alcia_09
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Poppy
Teen FictionPoppy yang awalnya bebas, tapi saat menjadi gadis lugu itu, ia malah terkekang. Namun di satu sisi ia merasa bahagia saat memiliki kakak-kakak yang menyayanginya. Namun ia bertekat, di kehidupan kali ini ia tidak akan mempercayai siapa pun, kecuali...