Mentari tak segan-segan menunjukkan sinarnya, sinar dengan pancaran berwarna kuning yang terasa hangat.
Terlihat di bawah selimut itu terdapat gadis dengan tangan kekar seseorang yang melingkar di tubuhnya.Eunghh
Lenguhan itu terdengar merdu, suara berat menyapa indra pendengarannya. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya kumpul Bella bangun dan betapa terkejutnya dia melihat ke sisi sampingnya. Ada tubuh lelaki yang dengan posesifnya memeluk pinggang rampingnya dengan erat, siapa lagi kalo bukan Vino lelaki setengah gila itu. Bella menyebutnya lelaki gila karena Vino yang terkadang bersikap seperti iblis yang menyeramkan.
"Lepas, lo apa-apaan sih Vin." gertak Bella.
"Emmm." ucap Vino semakin mengeratkan pelukannya.
Vino masih memejamkan matanya, dia masih merasa ngantuk karena semalam dia tak bisa tidur, alhasil dia membawa Bella yang tadinya tidur di samping Fio kini menjadi tidur dipeluknya.
"Apasih Bell, gue ngantuk jangan ganggu gue." perintah Vino.
"Lo yang apaan, udah gila ya lo, ini kenapa gue bisa ada di sini semalam gue kan tidur di kamar Fio." Bella berucap sambil berusaha melepaskan tangan Vino yang masih setia berada di pinggangnya.
"Gue yang mindahin lo ke sini, habisnya gue ga bisa tidur." tutur Vino.
"Yaudah minggirin tangan lo, gue mau bangun awas." pinta Bella.
Vino enggan mengindahkan ucapan Bella, dia malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Bella dan menelungkupkan wajahnya di ceruk leher Bella, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Bella yang memabukkan baginya.
Degupan jantungnya tak normal. Bella hanya diam tak berani berkutik, salah gerak sedikit saja nyawanya tak aman. Yang dia hadapi sekarang bukanlah sosok manusia biasa, tetapi manusia titisan iblis. Bella mencoba mencari cara agar dirinya bisa terlepas dari pelukan Vino.
"Lo tuli atau gimana sih, gue gerah mau mandi anj-"
Belum sempat Bella melanjutkan ucapannya, Vino membalikan badannya. Kini posisi mereka tak aman dengan Vino yang berada di atas Bella mengungkung badan serta tangan Bella yang dipegangnya kuat ke atas kepala gadis itu.
Vino menatap tajam bola mata coklat itu dengan bibir yang menggeram marah. Dia tipekal cowok yang tak suka melihat gadis berbicara kasar kepadanya. Dia akan memberikan pelajaran kepada siapapun yang dengan berani-beraninya mengatakan kata kasar tepat di hadapannya.
Lelaki itu mengambil dasi yang ada di saku celananya, lantas mengikat kedua tangan Bella di atas kepala gadis itu. Vino benar-benar memberi pelajaran untuk gadis nakal seperti Bella yang berani-beraninya membangunkan sisi gelap seorang Vino.
"Lepasin gue Vino, lo ngapain sih ngiket tangan gue kek gini," pinta Bella dengan nada tinggi.
"Diam!!" gertak Vino dengan nada tak kalah tinggi.
"Gue mau ngasih pelajaran dulu buat gadis nakal kayak lo," bisik Vino tepat di telinga Bella yang membuat bulu kuduknya berdiri.
"Ga usah macem-macem lo, gue bakal teriak nih," ancam Bella sambil menendang Vino dengan kakinya yang bebas.
"Teriak aja silakan, kamar ini kedap suara asal lo tau, jadi Fio ga bakal denger suara lo Bella," ucap Vino dengan smirk di bibirnya.
Bella hanya bisa menendang-nendang Vino dengan kakinya secara brutal. Tak terima dirinya diikat-ikat. Vino geram karena Bella yang berusaha menendang tubuhnya, lelaki itu menahan kaki Bella dan mengikatkan kaki Bella ke ujung kasur yang ada dengan tali yang entah dari mana dia dapatkan, tiba-tiba saja udah ada digenggaman tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Rude [On Going]
Lãng mạn𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝙳𝚄𝙻𝚄 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙱𝙰𝙲𝙰 𝚅𝙾𝚃𝙴 & 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽𝙽𝚈𝙰 𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙻𝚄𝙿𝙰 :') "Lepasin tangan gue!! Mau ngapain lagi sih lo ngikutin gue mulu!" teriak Bella kencang. "Utututu, galak banget sih sama calon suami," ujar Vino. "Vi...