Sesuai dengan janjinya, setelah pulang sekolah Vino main ke rumah Fio. Vino memang sudah akrab dengan mama Tiara. Tiara itu adalah adik dari mamanya Vino, dia lah orang yang sejak kecil merawat Vino karena dia memang menyukai anak laki-laki serta kesibukan kedua orangtua Vino yang tak bisa ditinggalkan. Karena itulah Vino menjadi anak yang keras dan tempramental.
Sebenarnya tujuan utama Vino main ke rumah Fio adalah untuk mencari tau tentang kehidupan Bella. Dia yakin Bella pasti sering menceritakan semua hal ke Fio.
"Assalamualaikum," ucap Vino.
"Wa'alaikumussalam, eh Vino sini masuk sayang," ucap mama Tiara.
"Tante gimana kabarnya?" tanya Vino.
"Alhamdulillah, kabar tante baik. Kamu sejak kapan pulang ke sini?" tanya Tiara.
"Tadi pagi Tan, mama sama papa mutusin buat tinggal di Semarang," jawab Vino.
Melihat keakraban sepupu dan mama nya, Fio lantas ikut mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah mama nya.
"Wih akrab banget ya, udah kek anak sama ibunya," celetuk Fio.
"Kan kalian berdua anak kesayangan mama, dan Vino juga udah mama anggap seperti anak mama sendiri," jelas Tiara.
Setelah mengatakan itu, Tiara berdiri meninggalkan Fio dan Vino. Dia pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan karena hari memang hampir menjelang malam.
Keduanya asyik menonton film kartun di tv. Film yang menayangkan kebodohan Patrick dan kepolosan Spongebob yang menjadikan mereka berdua sahabat sejati.
"Eh Fi, lo kan sahabatnya Bella btw dia pernah cerita-cerita ke lo ga?" tanya Vino.
"Cerita-cerita tentang apa dulu nih? Soalnya banyak yang Bella ceritain ke gue, tentang Hollywood, drakor, drachin, thaidrama, film Turki pun pernah Bella ceritain ke gue," jawab Fio.
"Buset banyak bener, emm kalo tentang masa lalunya dia pas masih SMP pernah cerita-cerita ke lo ga?" tanya Vino penasaran.
"Emm, dulu pas awal kelas 11 dia pernah cerita ke gue, kalo dia pernah mutusin pacarnya karena dia cuma ngejadiin cowoknya sebagai pelampiasan doang," terang Fio.
"Terus dia nyebutin nama cowoknya ga?" tanya Vino penasaran.
"Ga sih, tapi dulu dia sempet nyebutin inisialnya," balas Fio sambil mengingat kejadian 1 tahun yang lalu.
"Siapa tu inisialnya?" sela Vino penasaran.
"Kalo ga salah seinget gue inisialnya V deh," jawab Fio.
Deg
"Jantung kini berdetak dua kali lipat, jadi dia mutusin gue karna itu dan dia dengan gampangnya ngilang gitu aja dari kehidupan gue?" batin Vino.
Vino bimbang, hatinya kini tak tenang mendengar perkataan Fio barusan. Tapi, sebisa mungkin dia akan menyingkirkan kata-kata itu dari pikirannya dan dia akan menyelidiki dulu apakah dulu Bella benar-benar setega itu kepadanya.
Karena senja sudah tiba, kini tugas matahari digantikan dengan bulan. Tak terasa sudah hampir dua jam lebih Vino main di rumah Fio. Setelah mencari-cari informasi tentang Bella, Vino berpamitan kepada Fio dan tante Tiara.
Di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Vino memikirkan tentang Bella. Dari dulu dia tulus mencinta Bella tapi kenyataannya yang dia dengar dari Fio bahwa Bella hanya menjadikannya pelampiasan. Kini tekadnya sudah bulat, dia akan membuat Bella jatuh cinta kepadanya dan mendapatkan hati Bella dengan cara apapun sekalipun dengan cara licik.
°°°❄︎°°°❄︎°°°❄︎°°°
Sesampainya di rumah, Vino langsung merebahkan dirinya di kasur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Seragam sekolah yang tadi pagi dikenakannya masih melekat ditubuhnya.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu kamar membuat Vino bangun dan mengubah posisi rebahannya. Dia berjalan membuka pintu itu. Terlihat di depan pintu ada mamanya.
"Vin, mama sama papa mau ngomong sesuatu, kamu mandi terus nanti nyusul ke ruang keluarga ya," ujar Rani.
"Oke Ma, nanti Vino ke bawah," sahut Vino.
Setelah mengatakan itu, Rani turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam. Dan Vino bergegas mandi dan mengikuti perintah mamanya. Setelah selesai mandi, satu notifikasi muncul di layar handphonenya. Lantas dia semangat untuk membuat notifikasi tersebut.
"Ternyata alasan Bella dulu mau jadi pacar gue karena mata gue mirip sama cowok yang dia suka alias teman kecilnya dia? Sialan, berarti bener yang Fio omongin tadi sore inisial V berarti gue, awas aja lo Bel tunggu pembalasan gue," gumam Vino sambil menatap layar handphonenya.
Setelah membaca info yang dikirimkan orang suruhannya, Vino semakin semangat dan yakin untuk membalaskan dendamnya kepada Bella dan akan berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan hati Bella kembali.
Sesuai keinginan mamanya tadi. Vino bergegas turun dan menuju ruang makan untuk mengisi perutnya. Setelah itu, papa dan mamanya mengajak bicara di ruang keluarga.
"Vin, sini papa mau bicara sama kamu," ujar Dito.
"Iya Pa, mau ngomong tentang apa?" tanya Vino.
"Jadi gini, papa punya temen kerja di kantor, nah dia punya anak perempuan Vin, anaknya cantik, baik, lembut dan sopan. Jadi, dari dulu papa dan temen papa memang berencana menjodohkan kamu dengannya." Dito menjelaskan sambil menatap anak semata wayangnya.
"Namanya Bella, nama panjangnya kalo ga salah Nabrilia Alyssa Bella," lanjut Dito.
Mendengar nama Bella, bibir Vino terangkat membentuk sebuah senyuman. Bukan senyuman tulus, melainkan senyum miring dengan penuh rahasia dibaliknya.
"Kesempatan yang bagus nih," batin Vino.
"Vino mau dijodohin Pa, nikahnya dipercepat juga gapapa, nikahnya besok juga Vino udah siap Pa," ungkap Vino sambil tersenyum miring.
"Loh kamu kok aneh Vin, di mana-mana ya seorang anak kalo orang tuanya mau ngejodohin tuh si anak pada ga setuju, lah ini kamu malah seneng banget dengar kabar mau dijodohin," heran Rani.
"Bagus kalo kamu setuju Vin, jadi papa sama mama ga repot bujuk kamu lagi," ujar Dito.
Setelah percakapan dengan kedua orang tuanya selesai, hati Vino rasanya berbunga-bunga semenjak mendengar dirinya akan dijodohkan dengan Bella. Satu langkah lebih dekat untuk membalaskan dendamnya.
Sisi gelapnya kini muncul, dia memang terlahir tidak sempurna. Tapi, dia bisa berlaku kasar kepada orang yang telah mengkhianatinya.
"Kira-kira kedepannya hal apa ya yang enak buat gue lakuin ke Bella," batin Vino.
Tak henti-hentinya senyum itu terbit di bibir Vino. Bibir yang terlihat tebal, kenyal dan berwarna pink yang terlihat begitu menggoda iman dihadapan kaum hawa.
Yang Vino pikirkan sekarang adalah startegi untuk membalaskan dendamnya ke Bella. Dia tak akan memberi ampun kepada orang yang dengan teganya mempermainkan hatinya begitu saja.
"Bel, lo tunggu aja pembalasan dari gue," batin Vino.
Setelah Vino mengatakan itu, dia bergelung manja di bawah selimutnya untuk menuju alam mimpi sambil menunggu sinar rembulan digantikan dengan sinar mentari.
Jangan lupa tinggalin jejak woii
Vote & komennya sabilah kawan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Rude [On Going]
Romance𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆 𝙳𝚄𝙻𝚄 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙱𝙰𝙲𝙰 𝚅𝙾𝚃𝙴 & 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽𝙽𝚈𝙰 𝙹𝙰𝙽𝙶𝙰𝙽 𝙻𝚄𝙿𝙰 :') "Lepasin tangan gue!! Mau ngapain lagi sih lo ngikutin gue mulu!" teriak Bella kencang. "Utututu, galak banget sih sama calon suami," ujar Vino. "Vi...