• Your Light •

10 2 0
                                    

Part 5 :

"In your shining eyes, I feel like everything's going to work."

🍁

"Dava." Beo Anara yang terpaku tahu lelaki brandal itu sudah nangkring depan rumah Anara di atas motor nya. Dava menoleh mendengar suara pelan Anara terlihat lelaki itu menunjukkan smirk-nya seperti biasa.

"Ngapain disini?" Ujar Anara tak nyaman. Matanya celingukan melihat sekitar.

Patut Anara syukuri karena ayahnya dan kakaknya sudah lebih dulu pergi jadi tidak akan ada yang tahu kehadiran Dava di depan rumahnya sekarang kecuali bi Marni yang mungkin sekarang sibuk membereskan sisa sarapan tadi.

"Jemput Lo." Jawabnya cuek. Mata lelaki itu bergulir kesana-kemari memperhatikan setiap celah rumah Anara. Merasa tak nyaman dengan Dava, Anara berlari menghampiri lelaki dengan motor hitamnya.

"Kenapa tau alamat rumah aku?" Tanya Anara menarik tatapan Dava untuk melihat gadis itu. "Pasti kemarin ngikutin ya?!" Tuduhnya menunjuk wajah garang Dava.

"Pede lu! Ngapain gue buang-buang waktu ikutin Lo segala?" Sanggah lelaki itu mencibir sinis.

"Terus kenapa bisa disini?"

"Lo mau buat kita berdua telat karena pertanyaan gak guna Lo?!" Sentaknya menarik tangan Anara untuk cepat naik ke atas motornya.

"Ish... Dav sakit tau!" Anara menggeram kecil. Matanya melirik kesal pada spion yang menampilkan wajah tanpa dosa lelaki itu.

"Pegangan!"

Tanpa menghiraukan Anara, Dava sudah lebih dulu menginjak pedal gas.

Dalam hati Anara sudah menyumpah serapahi lelaki yang ada di depannya. Jika tidak dalam perjalan ingin sekali Anara mendorong Dava sampai terjatuh, tapi jika dipikir-pikir jika ia lakukan sama saja bunuh diri.

Dava jatuh dirinya pun akan ikut jatuh.

"Babu! Lo udah lama tinggal disini?" Tanya Dava selepas mereka keluar gerbang komplek.

"Dari lahir aku udah disini." Jawab Anara setengah teriak.

"Kok gue gak pernah liat Lo di sekitaran sini? Padahal rumah gue satu komplek sama Lo."

Anara seketika diam, Anara lupa untuk menutup mulutnya dan malah menjawab gamblang pertanyaan Dava tadi.

"A...ku jarang dirumah." Jawab Anara setelah sekian lama. Dava hanya mengangguk kecil.

"Gue kira setelah kejadian itu Lo pindah karena takut." Ujar Dava sedikit merubah nada suaranya menjadi dingin. Anara menggigit bibirnya merasa suasana di atas motor Dava menjadi mencekam.

"Dav... Dulu aku panik banget makanya aku langsung kabur dan gak tanggung jawab." Dava memelankan motornya setelah hampir sampai sekolah.

Lelaki itu bungkam bahkan sampai motornya telah terparkir sempurna dengan Anara yang masih setia berdiri di samping Dava menunggu Kalimat seperti apa yang akan menjadi balasan dari Dava, lelaki itu masih bungkam.

Dava menghela panjang matanya menatap lurus pada Anara. Ditatapnya dengan lekat mata bulat milik gadis itu.

"Tapi Lo gak pernah balik lagi untuk tanggung jawab. Seolah Lo emang kabur atas apa yang Lo hancurin dulu." Dava yang biasanya terdengar menyeramkan kini malah terdengar menyedihkan.

Tatapan lelaki itu berubah menjadi sendu. Menyesakkan dada Anara melihatnya seperti itu apalagi Anara sangat sadar bahwa itu karena dirinya.

"Kalo aku tanggung jaw...."

LO$ER = LO♥️ERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang