❄ 20

3.7K 384 36
                                    


Mendadak lupa ini update-an aku yg keberapa di hari ini wkwk

yg penting kalian enjoy deh ya baca nya 🤗

Happy reading! ❄

||


Tidak ada acara membeli nasi goreng.

Tidak ada acara menikmati makan nasi goreng berdua dengan nikmat.

Tidak ada obrolan.

Tidak.

Semuanya menjadi terasa terhenti ketika Jeongguk mendengar semua yang tadi sempat di katakan sebelum pulang.

Tidak ada eratan pelukan lagi yang Taehyung rasakan ketika membonceng Jeongguk.

Hampa.

Saat pulang kembali ke kosan, semuanya menjadi hampa.

Jeongguk tidak menangis, tetapia tetap terdiam sejak tadi.

Taehyung, pemuda itu sedari tadi selalu ada di depannya.

Memperhatikannya.

Sudah lebih dari setengah jam.

Taehyung menghela nafasnya, ini sudah hampir jam 10 malam.

Tapi Jeongguk enggan beranjak dari duduknya.

"Dek—"

Lepas. Satu titik air mata lepas Jeongguk keluarkan dari pelupuh matanya.

Jeongguk menangis, ya, Taehyung melihatnya.

Jeongguk menangis dalam diam, tidak ada suara isakan atau segukan, hanya diam namun air matanya terus menangis.

"Hey, udah malem nih, lo pasti ngantuk, lo tidur ya?"

Jeongguk ngga menjawab, senyum yang berusaha bangun pun kembali runtuh.

Taehyung bingung, dia ingin bicara, ingin menanyakan, tapi kayaknya ini bukan waktu yang tepat.

Namun setelah itu..

"Aku beneran ngga pantes ada di dunia ini ya, Kak?"

"Eh?" Taehyung jelas kaget pemuda manis tiba-tiba ngomong kayak gitu.

"Aku udah tau, aku udah tau dari lama kenapa Kak Yoongi selalu kayak gini ke aku."

"Karena emang aku ngga diinginkan untuk hadir di dunia ini. Iya kan, Kak?"

"Jeongguk—"

"Selama tujuh belas tahun kebelakang, rasanya aku kayak hidup di tempat yang salah."

"Aku salah jadi bagian dari mereka."

"Aku salah hidup di antara mereka."

"Aku salah ada dunia ini."

"Aku.. Aku ngga berhak untuk ada di dunia in—"

Sebelum menyelesaikan kalimatnya, tubuh Jeongguk langsung limbung karena di tarik dan langsung di peluk oleh Taehyung.

"Jangan sampe lo ngomong kalimat-kalimat kayak barusan lagi."

"Jangan sampe gue denger lo ngomong kayak gini lagi."

"Lo ngga salah."

"Lo pantes hidup di dunia ini."

"Lo berhak hidup di dunia ini."

"Lo berhak bahagia di dunia ini."

"Tuhan, ngasih lo hidup sampe sekarang tuh berarti Tuhan emang ngizinin lo hidup sampe sekarang."

"Gue yakin lo anak baik, Dek."

"Gue yakin lo anak yang kuat."

"Makasih ya udah bertahan sampe sejauh ini?"

Pelukan, dukungan, perkataan yang mendukung, juga sentuhan yang menenangkan, setidaknya membuat Jeongguk sedikit merasa tenang atas kejadian tadi.

Taehyung melepaskan pelukannya.

"Lo udah gue anggap kayak adek gue sendiri."

"Lo ini kecil, lo ini manis, lo ini hebat."

"Gue bangga sama lo, dek."

Senyuman Taehyung yang tulus membuat Jeongguk berpikir.

Jadi, selama ini Taehyung menganggapnya sebagai seperti adiknya sendiri?

"Jangan nangis lagi ya?"

Ibu jari Taehyung digunakan untuk mengusap air mata yang emang sedari tadi berlinang turun melewati pipi gembulnya.

"Sekarang lo aman sama gue, Jeongguk."

"Gausah khawatir, oke?"

Disana, Jeongguk tidak mengangguk, ia hanya membalas dengan senyuman kecilnya.

"Lo pasti laper ya?"

"Mau gue beliin nasi goreng ke depan?"

"Nasi gorengnya enak lho, apalagi yang spesial pake bakso, itu favorit banget sih.."

"Pedes kan? tunggu disini, oke?"

Jeongguk nahan tangan Taehyung yang udah mau berdiri,

"Kenapa?"

"Kak, aku boleh minta sesuatu sama Kak Taehyung ngga?"

Sebelum menjawab, Taehyung ulas senyumannya.

"Boleh, apa tuh?"

"T-tadi kan kakak bilang udah anggep aku sebagai adik Kak Taehyung sendiri ya?"

Taehyung ngangguk disana.

"Jadi, boleh ngga malem ini aku minta di peluk pas lagi tidur sama Kakakku sendiri?"

Seketika, Taehyung terdiam di posisinya.

Salah.

Ini semua salah.

Ternyata ucapan dia yang menganggapnya sebagai adik itu salah.

Mata bulat cerah Jeongguk menatap manik Taehyung yang menatapnya dalam diam.

"Kak?"

"B-boleh kan?"

Taehyung meneguk ludahnya susah payah, otaknya bekerja dengan keras untuk memberikan jawaban.

Taehyung belum menjawabnya, sebelum akhirnya Jeongguk terkekeh kecil.

"Kalo Kak Taehyung gamau juga ngga papa kok.. Aku ngga maksa, hehe." kata Jeongguk dengan sedikit kikuk.

Taehyung natap mata Jeongguk, dia senyum sebentar, tulus sekali.

"Iya, boleh. Nanti pas tidur gue peluk ya?"

"Asal lo janji, harus tidur dengan nyenyak, jangan sampe mikirin apapun lagi, apalagi hal-hal yang udah-udah yang ganggu pikiran lo."

"Oke?"

Maka pada akhirnya, anggukan setuju pun Jeongguk layangkan disana.











Malam yang cukup melelahkan bagi Jeongguk,

semoga, anak baik ini bisa dapat kebahagiaannya, ya?





















[]

Bara apinya di tunda dulu,

Kayaknya bakal lanjut ke ' udara sejuk ' dulu nih..

gimana?

Kalian lebih setuju hawa-hawa panas, atau hawa sejuk dan dingin nih? 🤔






Ternyata cuma di anggap adek sendiri, ya?






seperti biasa,

15 komentar untuk buka kunci update cepat ke chapter selanjutnya yaa! 😚






❄ to be continue ❄

Home - taekook ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang