Malam ini Alea habiskan dengan mengunjungi Rise Night salah satu klub malam terkenal di kalangan kota itu. Seorang bartender menuangkan kembali wine ke dalam gelas dan Alea langsung meminumnya kembali.
"Hei, apa aku boleh duduk disini menemanimu?" seseorang menghampirinya seraya tersenyum manis kepadanya.
Alea mengangguk tidak memperdulikan pria yang di sampingnya.
"Kau sepertinya nampak begitu tidak bersemangat, apa kau mau berbagi cerita denganku?"
"Aku tidak terbiasa bercerita pada orang yang tidak ku kenali," pria itu langsung mengulurkan tangannya.
"Perkenalkan namaku Damian,"
"Alea," menyambut lembut tangan Damian.
"Sekarang kau bisa cerita kepadaku," Alea menggelengkan kepalanya."Tetap saja, kita baru berkenalan mana mungkin aku bercerita pada seseorang yang baru ku kenali," Damian terkekeh mendengarnya, wanita ini sangat unik di matanya.
"Baiklah, kamu boleh bercerita lain waktu kepadaku."
Alea mengangguk dan setelah itu Damian ikut memesan wine menemani wanita yang terlihat sedang galau. Damian terus mengajaknya berbicara tapi Alea selalu menanggapinya hanya dengan menganggukkan kepalanya.
***
Damian membantunya keluar dari dalam klub wanita ini sebenarnya tidak bisa minum tapi tetap saja menghabiskannya, jadilah sekarang Damian harus mengantarkannya pulang.
"Ternyata kau berat juga,"
"Aku ingin pulang," Alea mengigau.
"Iya.. iya kau akan segera pulang," katanya seraya mendudukkannya di kursi depan.Damian sebenarnya tidak tahu dimana tempat tinggal Alea jadi ia bertanya kepada Alea tapi percuma saja keadaan wanita itu sedang mabuk jawabannya selalu kemana-mana.
"Cepat katakan dimana tempat tinggalmu," tanyanya seraya fokus menyetir.
Bukannya menjawab Alea justru malah memeluknya berhasil membuat Damian tersentak akan aksinya.
"Hei, duduklah di tempatmu biar aku fokus menyetir dan katakan dimana rumahmu,"
"Kau ternyata sangat tampan juga," katanya seraya menepuk-nepuk pipi Damian.
"Alea duduklah dengan benar,"Bukannya mendengarkan Alea semakin nekat tangan berpindah ke bawah meremas gundukan milik Damian, berhasil membuat sang empu terkejut.
"Hei apa yang kau lakukan, hentikan."
"Besar juga.. "Damian secepatnya menyingkirkan tangan Alea mendorong paksa Alea agar duduk di tempat dan seketika Alea tertidur.
***
Damian terpaksa memesan satu kamar hotel untuk Alea pasalnya wanita itu tidak menjawab pertanyaan dimana tempat tinggalnya.
"Masuklah kau bisa beristirahat disini, aku hanya bisa mengantarkanmu sampai sini," Damian merebahkan tubuh Alea di kasur.
Ia hendak pergi tapi Alea menahan tangannya, bahkan ia menariknya berhasil membuat keseimbangan tak terjaga ia ambruk juga.
"Apa sih yang kau mau hah,"
"Aku menginginkanmu," katanya seraya mengalungkan tangannya ke leher Damian."Shit! Kau yang memintanya, I can't refuse."
Damian mencium bibir mungil milik Alea seketika mereka saling berciuman, melumat bibirnya dengan lahap dan satu hal yang membuat Damian semakin bersemangat Alea membalasnya.
Tak tahan, Damian melepas jaket dan kaosnya menunjukkan dada bidangnya berhasil membuat Alea tersenyum dalam keadaan tidak sadarnya.
"Kau menyukainya hem.. " Tak menjawab Damian menciumnya kembali, lidah mereka saling bertautan kembali.
Damian segera melucuti pakaian Alea ia sudah mempersiapkannya sebelum itu ia mencium kening Alea setelah memasukinya perlahan , jeritan kesakitan membuat Damian tertegun.
"Ah! Sakit," erangnya.
"First time for you?" Alea mengangguk. Damian menciumnya kembali, ia akan bermain pelan karena ini pertama kalinya bagi Alea.***
Alea menggeliat dari tidurnya, pandangan masih mengabur. Badannya terasa tertimpa suatu benda berat, sesaat setelah nyawa telah terkumpul ia melihat dengan jelas sebuah tangan melingkar di perutnya dan yang paling parah Alea dalam keadaan naked.
"Aaa.. "
Alea berteriak membangun Damian yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Kau.. " Alea memundurkan tubuh seraya menutupi tubuhnya dengan selimut ia menatap tajam pria yang di sampingnya, ia baru ingat pria itu Damian namanya yang semalam baru saja berkenalan dengannya.
"Alea,"
"Apa yang kau lakukan kepadaku!" ujarnya berteriak.Damian kebingungan bagaimana ia menjelaskannya, ia tahu Alea mabuk berat semalam.
"Al, kau yang meminta ku untuk melakukannya," katanya.
"A.. apa! Aku yang memintanya itu tidak mungkin, kau.. dasar pria brengsek." ujarnya seraya melempar bantal kearah Damian dengan keras.
Damian benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, karena percuma juga menenangkan Alea yang sedang murka kepadanya tapi anehnya apakah Alea tidak mengingat sedikitpun kejadian semalam, bukankah Alea juga menikmatinya tapi kenapa setelah bangun di pagi hari wanita itu nampak seperti seekor macan betina yang mengamuk begitu saja.
To Be Continued..

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR With You [END]
Romansa⚠️🔞 WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE. ⚠️🔞 untuk yang di bawah umur tolong jangan nekat buat baca.❗ Bertemu dengannya adalah salah satu penyebab rusaknya hubungannya, dia membuat seorang Alea mengkhianati kekasihnya...