Perpisahan. (Part 2, full mature content)

27.5K 144 21
                                    

Sebuah mobil SUV  hitam muncul dari pintu keluar gedung Hotel Mulia. Sang pengemudi mobil tersebut sedang menangis dengan ekspresi wajah yang terlihat penuh emosi. Bagaimana tidak? Ia meninggalkan istrinya berdua dengan "selingkuhan"nya didalam gedung hotel tersebut.

"Bangsaaaaaaatttth!!!!!!" teriak Bimo sekeras-kerasnya didalam mobil itu. Luapan emosinya bergejolak tatkala menyadari bahwa kini istrinya yang ia amat cintai itu akan bercinta dengan pria lain. Ia menyadari bahwa keputusannya ini bisa saja salah. Kekhawatirannya menjadi-jadi, mengingat dirinya bukanlah tandingan Mang Deden soal bercinta. Ia membayangkan bagaimana malam ini istrinya akan bercinta dengan liar dengan tukang sayur bertubuh hitam kekar bernama Deden itu. Benar benar sebuah kegilaan yang tak pernah ia bayangkan.

Sementara di kamar hotel.

"Cuupphh.....mmmmmhhh....slllrrrphh.."
Suara cumbuan dua bibir dari sepasang kekasih yang saling memagut tiada henti. Menuntaskan rasa rindu mereka selama ini. Sehabis memasuki kamar hotel, mereka segera saling menerjang kembali tubuh lawan mereka. Keduanya ingin memulai segalanya dengan liar.

"Ahhhh deden sayaang, terus jilati tubuhkuuu.. aku milikmuuu..."

"Mulus banget badanmu sayangkuuuu...."
Sahut Mang Deden sambil menjilati leher, pundak dan juga bagian atas dada Oca.

Oca kini terpojok bersandar di dinding sementara Mang Deden mulai menyingkap tank top yang dikenakan Oca, dan membiarkan kedua payudara betinanya itu menyeruak keluar dari tanktopnya. Langsung saja, mulut Mang Deden mencaplok gunung kembar milik Oca itu, dengan telaten ia menghisapi, menjilat dan meremas manja payudara kekasihnya. Gigitan kecil Mang Deden pada puting payudara Oca pun menambah ribuan getaran birahi pada diri Oca. Oca hanya memejamkan mata, menengadahkan kepalanya sambil mulutnya ternganga, mendesah menikmati kenikmatan yang diberikan oleh mulut, lidah dan gigi Mang Deden itu di payudaranya.

"Ahhhh nikmat banget sayaangghh..ssshhhh...isep terus maangghh..." Erang Oca saat ia merasakan gigi Mang Deden yang tengah bergesekan dengan puting payudaranya.

Nilai plus dari Mang Deden adalah kesabarannya dalam mengekplorasi titik titik rangsangan di tubuh Oca. Setelah cukup lama bermain dengan buah dada kekasihnya itu. Mang Deden kini berjongkok dihadapan Oca, tangannya masuk kedalam rok mini Oca, dan dipelorotkannya g-string Oca. Oca pun kini meletakan pahanya diatas pundak Mang Deden, membuka ruang bagi bibir Mang Deden bertemu dengan bibir kewanitaannya. Vagina Oca yang sudah becek itu pun segera dilahap Mang Deden. Lidahnya menyeruak masuk kedalam vagina Oca, sementara jari tangannya memainkan klitoris betinanya itu. Erangan Oca semakin menjadi-jadi, sudah lama tubuhnya tidak mendapat rangsangan seperti ini. Ia menyenderkan bahunya ke dinding, menahan tubuhnya agar tidak terjatuh karena terpaan gelombang birahi yang sangat dashyat dalam tubuhnya.

"Maaaanggg....sshhh..aaaakkkhhh....aku mau keluaaaaar......terus maaaang....akhhhh...."

Tubuh Oca bergetar dengan hebat, seiring derasnya cairan cinta yang keluar dalam vaginanya. Hal itu membuat Mang Deden tambah bernafsu untuk melumat dan menghisapi semua cairan dalam vagina kekasihnya itu.

Tak ingin kalah, Oca segera melepaskan tanktopnya. Ia menarik tubuh Mang Deden agar bangkit, dan segera memagut bibir pejantannya itu. Dalam pagutan itu, tangan Oca kini bergerak melepaskan ikat pinggang serta celana jeans yang masih menempel di tubuh Mang Deden. Oca membalikan tubuh Mang Deden memojokan lelakinya itu lalu ia berjongkok didepannya. Kini wajah Oca berhadapan dengan gundukan batang penis Mang Deden yang tercetak di celana dalamnya itu. Kepala penisnya menyembul keluar seakan menyapa pemiliknya yang sudah lama tak bertemu.

"Gede banget sayang, kangen.." ujar Oca

"Itu punya kamu sayang" jawab Mang Deden dengan tegas.

Tanpa basa basi lagi, kini Oca memelorotkan celana dalam Mang Deden. Terpampanglah penis hitam, besar dan panjang. Terlihat kekar dengan garis garis urat yang menghiasi sisi penisnya. Oca pun terpana memandangi batang penis Mang Deden. Inilah penis yang beberapa waktu lalu mampu memompa mata birahi Oca tiada henti. Dengan perlahan, Oca mengecup lembut setiap senti batang penis Mang Deden. Matanya sesekali melirik manja ke arah wajah lelakinya itu. Mang Deden hanya tersenyum sumringah melihat tingkah wanita pujaannya itu pada penisnya. Tak kalah dengan Mang Deden, Oca begitu sabar menngecup juga menjilati penis Mang Deden. Terkadang dengan sengaja lidahnya itu menggelitik lubang pipis Mang Deden. Kaki Mang Deden pun bergetar merespon rangsangan liar seperti itu. Lalu akhirnya, secara perlahan Oca memasukan penis itu masuk kedalam mulutnya. Perlahan namun pasti, Oca memposisikan kepalanya sedemikian rupa, agar mulutnya mampu menelan seluruh penis Mang Deden.

Kesepian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang