confess

187 39 22
                                    

malam ini Ikaris duduk dimeja makan berhadapan dengan Thena yang sedang menggambar. Ikaris memperhatikan Thena yang terlihat sangat fokus pada kegiatannya sampai saat Gilgamesh datang dan menyentuh pundaknya pelan yang membuatnya terkejut. 

"kambuh bang?" tanya Ikaris pada Gilgamesh

"iya." jawab Gilgamesh dan hanya di balas anggukan kepala oleh Ikaris.

Ikaris tak berani banyak bicara apalagi melihat Thena yang tengah kambuh bisa bisa dia hilang dari dunia.

Sprite menuruni tangga menuju ke dapur, ia melihat ada Ikaris disana. dengan langkah mantap ia mendatangi Ikaris lalu berbicara pelan.

"bisa ngomong bentar ga?" tanya Sprite.

"ngomong apaan?" tanya Ikaris balik.

"ga disini." Sprite memutar kepalanya lalu menujuk teras rumah diluar, "tuh disana." jawabnya lalu berjalan keluar rumah.

Ikaris yang bingung soal Sprite ingin membicarakan apa hanya berdiam diri dan berjalan mengikuti Sprite.

———

"lagi apa nih?" tanya Kingo setelah sampai di meja makan, melihat ada Thena dan Gilgamesh disana.

"biasalah," jawab Gilgamesh santai sambil mengoleskan selai cokelat pada roti tawar yang akan dia berikan pada Thena.

"hmm." Kingo mengangguk-ngangguk melihat Thena dan Gilgamesh.

Kingo berjalan ke arah kulkas mencari minuman dingin untuk diminum, saat berbalik badan ia melihat Sersi tengah berdiri di balik jendela kaca yang langsung berhadapan dengan Sprite dan Ikaris disana.

Kingo berdiri disamping Sersi yang sibuk memperhatikan gerak gerik Sprite yang terlihat ingin mengatakan sesuatu pada Ikaris.

"ngapain?" bisik Kingo

"shuutt." jawab Sersi menaruh telunjuknya ke depan bibirnya. "tuh liat." tunjuk Sersi pada Sprite dan Ikaris yang berdiri berhadapan.

————
"nggg.." Sprite menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"apasih Sprite? cepet gue kepo." ucap Ikaris

"lo jangan ketawa atau bereaksi macem-macem ya." ancam Sprite.

"iya iya."'jawab Ikaris cepat

"janji dulu lo, ntar lo curang." ucap Sprite mengajukan jari kelingkingnya dan langsung di apit oleh kelingking Ikaris.

"gue sebenernya udah lama suka sama lo." belum juga tangan mereka terlepas Sprite sudah lebih dahulu menyebutkan hal itu secara cepat.

"hah." jawab Ikaris terkejut. "ini gue ga salah denger? coba ulangin." sambugnya.

Sprite melepas tangannya dari tangan Ikaris lalu memutar bola matanya jengah, "gue suka sama lo." ucap Sprite.

—————

Kingo dan Sersi terkejut mendengar pengakuan Sprite pada Ikaris. Sersi menutup mulutnya lalu pergi menjauh dari sana, sedangkan Kingo menatap mereka tak bersuara dengan pandangan yang sulit diartikan ia kembali ke kamarnya.

tanpa mereka sadari disana ada Druig dan Makkari yang dari tadi memperhatikan mereka berempat.

"yahh salah paham deh tuh." ucap Makkari.

"biarin lah, lumayan hiburan anak kost haha," jawab Druig sambil tertawa dan dapat tabokan dari Phastos disampingnya.

"heh kok ada elo." ucap Druig terkejut melihat Phastos.

"dih ga sadar dari tadi gua ngikutin lo berdua, soalnya lo berdua udah kaya mata-mata aja disini." jawab Phastos pada Druig dan Makkari yang sedari tadi ngumpet dibelakang pohon depan rumah dengan view yang dapat melihat dengan jelas keberadaan Kingo-Sersi dan Ikaris-Sprite.

"ganggu aja lo." ucap Druig mendorong Phastos

"udah udah, itu dengerin mereka ngomong apa." lerai Makkari sebelum ada baku hantam.
—————

"dulu, sekarang gue udah gasuka lagi ama lo makanya gue berani bilang." sambung Sprite.

"mingkem goblok." Sprite menepuk dagu Ikaris kencang sampai mulutnya tertutup dengan keras.

"anj!" kaget Ikaris. "lo beneran suka ama gue?" tanya Ikaris lagi.

"DULU!" jawab Sprite ngegas.

"iya iya dulu, lo beneran suka sama gue?" tanya Ikaris lagi dan lagi.

"iya kenapa sih, bacot bener lo." jawab Sprite lalu berjalan meninggalkan Ikaris.

"kok gasuka sampe sekarang aja sih." kejar Ikaris sampai disamping Sprite.

"jijik." jawab Sprite.

Kost EternalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang