[CHAPTER 2]

2K 129 3
                                    

HAPPY READING 📖💗

Erina menemui Carletta dan Mayang di perpustakaan setelah keluar dari ruang OSIS. Mayang sedari tadi bersama Carletta karena Erina sedang rapat jadi Erina meminta tolong Mayang untuk menemani Carletta.

"Hai maaf ya gue tadi rapat dulu sama Ka Gibran jadi ga bisa nemenin kalian makan siang" Kata Erina dengan nada menyesal.

Carletta menatap Erina lalu mengangguk. "Gapapa Er, itu udah tugas nya wakil ketua OSIS, lagian gue sama Mayang juga seru tadi"

Mayang mengangguk membenarkan ucapan Carletta.

"Kalau gitu, gue pamit dulu ya cowo gua udah nunggu di rooftop"

"Awas ya Mayang kalau sampai macem macem, lu tau kan akibatnya" Mayang yang mendengar itu hanya menampilkan deretan gigi nya.

"Tadi makan siang apa Lett?"

"Makan lontong sayur sama Rayen" Erina menoleh dengan cepat ketika mendengar nama Rayen.

"Lu masih aja ya deket deket dia, gue cape denger lu curhat tentang Rayen yang seenak jidat, tapi kenapa malah balik lagi?"

"Sia sia nasehat gue kalau lu sama aja ga mau ambil tindakan"

Carletta menutup buku berjudul 'The Hobbit' kemudian berdiri di hadapan Erina.
Carletta merebut buku yang Erina baca lalu mengembalikan lagi di tempat semula.

"Er. Kalau gua bisa lakuin apa yang gue mau, dari dulu gue udah lakuin Er"

"Kalau bisa lu gantiin gue sehari aja supaya lu tau gimana sikap dia dan keluarganya, semua nya di titipin ke-keluarga gue"

"Sebenarnya kalau liat Rayen gue engga tega, tapi balik lagi sama sikap dia yang seenaknya"

"Gue bimbang"

Rayendra's Calling.....

"Kalau gitu, gue engga bisa bantu banyak Lett, semua nya ada di tangan lu kalau emang lu udah engga kuat jangan di paksa"

"Lu harus liat diri lu sendiri, jangan ngalah terus kasian sama diri lu"

Rayendra : Sayang kamu dimana?
Rayendra : Kenapa ga diangkat?
Rayendra : Angkat telepon aku sayang

Carletta mengangguk lalu memeluk Erina sebentar sebelum mulai keluar perpustakaan untuk mengangkat telepon Rayendra.

Erina sangat iba dengan Carletta, Erina bersyukur memiliki kekasih yang pengertian, selalu ada dan mendukung dirinya di situasi apapun.

Carletta menekan tombol hijau di panggilan Rayendra dan langsung terdengar suara Rayendra bersama teman temannya.

"Bangsat lu Pan, jangan suka ngasih nomer gue ke cewe jablay apa!"

"Lu ga tau gue udah ganti nomer berapa kali!?"

"Halo sayang, hari ini aku mau main ya sama yang lain"

"Maaf ga bisa anter pulang, ini gawat darurat temen aku di keroyok sama grup sebelah"

"Grup sebelah mana?"

"Ya pokoknya sebelah deh, aku engga bisa kasih tau nanti kamu di deketin mereka juga"

"Aku marah besar kalau mereka tau, kalau aku punya bidadari"

Carletta terkekeh geli mendengar gombalan basi dari Rayendra. "Aku juga bakal marah kalau mau tiba tiba kerumah keadaan mabuk atau luka luka, aku ga akan mau nemuin kamu"

"Yahh jangan gitu dong sayang, aku janji nanti ga akan kenapa kenapa"

"Carletta, boleh ikut gue ke ruang osis ga?"

Carletta menoleh menatap Gibran lalu menatap layar ponselnya yang masuh terhubung lalu mengangguk.

"Rayen, aku ke ruang osis dulu ya"

Tut

Carletta segera mematikan panggilan Rayendra supaya ia tidak bisa berkata apa apa.

***

Rayendra menatap layar ponselnya dengan tatapan tajam, apa apaan ini kenapa Carletta dekat dengan Gibran? ruang osis? berdua?

Rayendra meremas ponselnya lalu berbalik menatap Bara dan juga Ervan. Rayendra memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku.

"Sorry gua ga bisa ikut" Kata Rayendra lalu segera berlari ke parkiran dan pergi ke SMA Lawrence untuk menjemput Carletta.

"RAYEN!"

"WOI TEMEN LU BUTUH KEADILAN ANJENG!"

"BUCIN MULU!"

To Be Continued

Rayendra : Bad ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang