[CHAPTER 5]

692 49 1
                                    

HAPPY READING 📖💗

Rayendra membuka matanya ketika tidak merasakan Carletta di sampingnya. Langit sudah berawan gelap, selama itu kah ia tidur. Carletta keluar kamar mandi dan menatap Rayendra yang sedang terlihat kebingungan.

Carletta menyalakan lampu kamar lalu Rayendra menoleh menatap Carletta kemudian ke arah jam dinding, jarum jam bergerak pada angka 7.

Rayendra mengecek ponselnya dan ternyata banyak telpon dan pesan masuk dari Bara dan Ervan.

Carletta melangkah mendekati Rayendra lalu duduk di pinggir ranjang. Rayendra menatap Carletta dengan mata khas bangun tidur.

"I love you"

Ucap Rayendra dengan suara berat dan serak basah, Carletta suka mendengar suara Rayendra ketika bangun tidur.

Rayendra mengecup pelan bibir Carletta lalu berdiri dan masuk kedalam kamar mandi. Ketika Rayendra mandi, Carletta membereskan kamar tidur dan turun untuk membuat makan malam.

Carletta membuat makanan simpel tapi tetep enak, Carletta membuat tumis kangkung, nugget ayam dan sosis instan.

Rayendra turun ketika mencium aroma sedap dari tumis kangkung yang Carletta buat lalu segera duduk di meja makan.

Carletta berbalik badan dan terkejut melihat Rayendra yang sudah duduk di meja makan. Rayendra terkekeh melihat Carletta yang terkejut.

"Ambil sendiri atau di ambilin?"

"Ambilin"

Carletta segera menyiapkan makan malam lalu mereka segera menyantap makanan yang Carletta buat tanpa percakapan apapun.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari tapi Rayendra belum juga memejamkan matanya, alasannya karena Rayendra belum mengantuk.

Rayendra menatap Carletta yang tertidur pulas di sampingnya, Rayendra menatap lekat wajah Carletta mengelus pelan pipi nya sampai turun ke leher putih nan mulus.

Hubungan mereka memang tidak sehat tapi sudah berjalan 2 tahun. Carletta perempuan pertama yang bisa meredakan emosi dan amarahnya, bahkan orang tua nya tidak bisa mereka hanya membiarkan Rayendra sendirian berniat untuk memberi ruang, padahal Rayendra tidak suka sendirian.

Rayendra mengelus rambut Carletta menyingkirkan anak anak rambut yang menghalangi wajah cantik nya. Rayendra membawa Carletta ke pelukannya dan berjanji jika tidak akan pernah membiarkan Carletta pergi dari hidup nya.

"Hmm, kenapa Ray?"

Carletta mengelus rahang Rayendra dengan mata terpejam karena masih mengantuk. Rayendra menutup matanya merasakan lembutnya tangan Carletta di rahang nya.

Rayendra menggeleng. "Lagi mikirin kalau aku udah engga sama kamu, kayanya aku gila"

Carletta mengerutkan keningnya lalu membuka mata. "Engga akan gila, kan aku masih disini"

"Jangan deketin Gibran!"

Carletta menutup mata nya masih saja Rayendra membahas Gibran. Rayendra menatap Carletta dan mengecup kening nya.

"Sayang jawab aku"

Carletta mengangguk singkat.

Rayendra tersenyum kecil lalu mencium bibir Carletta dengan tiba tiba memaksa masuk untuk mengabsen deretan gigi. Carletta tidak pernah bisa mengimbangi permainan yang Rayendra buat karena terlalu terburu buru.

"Masih belum bisa? padahal hampir sering"

Sebelum Carletta mengucapkan kata Rayendra segera kembali mencium bibir nya dan tangan kanan nya masuk ke dalam baju tidur untuk mengelus punggung Carletta.

***

Rayendra menghampiri Bara dan Ervan yang sedang duduk dan merokok di belakang sekolah. Bara yang melihat Rayendra datang langsung meraih balok kayu terdekat lalu mengarahkan ke arah Rayendra.

"NGAPAIN LU DATENG MONYET!"

Rayendra menatap Bara datar lalu akan duduk di samping Ervan. Bara mengacungkan kayu balok itu ketika Rayendra ingin duduk.

"SIAPA LU, LEBIH MENTINGIN PACAR DARI PADA SAHABAT!?"

"Ya iyalah Bar, mana mau Rayen ninggalin Carletta cuma demi kita. Lagian selama ini yang jagain Rayen juga Carletta"

"Ya bener sih" Bara menurunkan kayu balok nya lalu tersenyum kecil ke arah Rayendra.

"Dasar prik lu Bar!"

Rayendra meraih satu rokok di meja namun di tahan oleh Ervan. Rayendra mengerutkan keningnya.

"Yakin masih mau ngerokok? ga takut kepergok Carletta?"

"Ngapain Carletta sampe sini?" Kata Rayendra lalu menepis tangan Ervan.

"Batu banget ni orang tapi gapapa deh seterah lu aja"

"Carletta ga cape apa ya ngurusin Rayen, ema bapak nya aja cape"

Rayendra tersenyum miring mendengar ucapan teman temannya. Ervan menatap Bara lalu Bara mengangguk.

"Oh iya Ray, kemarin itu Carletta di minta tolong Gibran buat ngasih selembar kertas buat acara luar sekolah"

"Luar sekolah?"

"Iya kan mereka udah kelas 11 jadi mereka mau buat acara di luar sekolah kaya kita tahun kemarin"

"Panitia nya ya udah pasti Gibran sama Erina, tapi Erina kan sering sama Carletta jadi mungkin mereka bakal bertiga tiga"

To Be Continued

sorry baru up lagi

Rayendra : Bad ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang