Fact

667 31 1
                                    

Andita sedang menulis sesuatu di atas kertas selembar. Padahal sekarang masih pukul 04.30 WIB.

"Duh gue lupa lagi deh. Tadi malem di mimpi gue. Gue baca puisi apa ya?" Sambil mengetukkan pulpen ke atas meja. Andita sambil memikirkan semalam dia bermimpi dan membacakan puisi apa. Andita punya feeling kalau mimpinya pasti ngasih petunjuk. Kalau hari ini ada perlombaan puisi secara dadakan. Sebenernya Andita tidak mahir dalam bidang sastra. Tidak seperti mimpinya tadi malam, kalau dia mahir dalam bidang sastra. Jadi untuk berjaga-jaga jika nanti ada lomba puisi. Andita sudah punya puisinya, sesuai dengan puisi yang di mimpikan tadi malam.

Setelah ia selesai menulis puisinya. Ia pun berangkat ke sekolah, tanpa rasa cemas sedikit pun.

***
SMA Nature School

"Oke anak-anak. Mungkin ini membuat kalian kaget" Andita sudah tahu pasti guru itu bakalan ngomong 'sekarang ada lomba puisi dan semua siswa wajib ikut"

" Ya anak-anak sekarang bakalan ada lomba bikin pantun dan dibacakan di atas panggung dan juga semua siswa wajib ikut"

Apahhh?? Jadi bukan lomba puisi? Tapi lomba pantun. Duh gimana nih? Gue kan gak bisa apa-apa. Ini bener-bener GAWAT.

****
Lapangan SMA Nature School

"Baik anak-anak, silahkan mempersiapkan diri terlebih dahulu. Nanti akan saya panggil satu persatu untuk membacakan pantunnya di atas panggung"

"Waduh ini gimana?"Andita tak henti-hentinya mondar-mandir. Emang sih seharusnya dia mempergunakan waktunya untuk membuat pantun, bukan mondar-mandir gak jelas. Tapi apa daya. Andita kan sama sekali gak bisa. Gak ada bayangan sama sekali di kepalanya. Akhirnya dia pasarah aja. Semoga Yang Maha Kuasa menolongnya. Amin

"Oke. Siswa selanjutnya yang akan membacakan hasil pantunnya yaitu, Andita Priska Natania. Dipersilahkan kepada Andita harap naik keatas panggung"

"Selamat pagi teman-teman" Keringat dingin mulai bercucuran. Dia takut, dia bingung, karena dia gak tau harus bilang apa lagi setelah ini.

"Pagi" jawab siswa-siswa serempak.

"Emm. Ehh . Uhh" Andita udah gak tahan lagi berdiri diatas panggung. Dia pengen lari secepatnya, dan gak usah lagi nengok ke belakang.

Siswa-siswa mulai kesal, karena Andita tidak mengatakan apa-apa.

"Turun,turun,turun" Anak-anak mulai heboh.

Andita pun turun dari atas panggung. Dengan menundukkan kepala, karena dia malu.

"Pokoknya kalau nanti gue mimpi lagi. Gue gak akan percaya kalau mimpi itu pertanda. Pokoknya gue gak percaya"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang