Ending

559 23 2
                                    

Sudah satu minggu Andita membawa mobil sendiri ke sekolahnya. Benar saja dugaan Andita, kemarin teman-temannya langsung terkagum-kagum sekaligus terheran-heran. Bahkan tak segan-segan ada yang numpang pulang bareng, katanya sih biar irit ongkos.

"Aduh kesiangan banget. Mamah kenapa gak bangunin Andita sih?" Andita jalan cepat, bahkan ia berjalan dua anak tangga sekaligus.

"Aduh sayang, jalannya biasa aja kali. Lagian tadi kan mamah udah bangunin kamu. Kamunya aja yang gak denger. Yaudah sarapan dulu sayang." Memang tadi mamahnya sudah membangunkan Andita. Tapi Andita gak bangun-bangun. Andita memang susah dibangunin. Biasanya mamahnya suka menyiram Andita kalau susah dibangunin, tapi entah kenapa mamahnya tak tega, dan mamahnya ingin kalau Andita gak usah keluar rumah hari ini.

"Yaudah deh Andita langsung berangkat aja. Udah kesiangan banget nih." Sambil jalan menghampiri mamanya di meja makan.

"Yaudah hati-hati ya sayang. Jangan ngebut-ngebut." Mamahnya gak enak hati. Mamahnya takut terjadi apa-apa dengan Andita. Tapi pikiran itu dibuang jauh-jauh oleh mamahnya.

***

Sambil terus mengemudi mobil dengan kecepatan 50 km/jam. Tiba-tiba anak SMP menyebrang, tepat berada di depan mobil Andita kira-kira berjarak 1 m. Andita panik. Seharusnya ia menginjak rem. Tapi karena ia panik jadi ia menginjak gas. Dan akhirnya.

Bruk

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang