Hubungan dua manusia ini bukan cinta biasa itu tarik ulur antara kendali dan ketakutan, antara luka dan kenyamanan.
Ketika rahasia masa lalu, tekanan keluarga, dan luka-luka tersembunyi mulai terkuak, keduanya terjebak dalam hubungan yang tak jelas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah drama pagi yang cukup melelahkan, tentang Viona yang bersikeras tidak mau berangkat bareng, dan Revan yang ngotot memaksanya agar ikut dan berangkat bersama ke sekolah.
Bukan apa Viona hanya malas dengan manusia-manusia penggemar Revan yang entah kenapa, selalu menatapnya seperti musuh. Tapi seperti biasa, seribu alasan pun tetap tidak cukup melawan keras kepalanya Revan.
Maka dengan setengah hati, Viona ikut ke sekolah, membonceng motor Revan tanpa banyak bicara sepanjang jalan.
Sesampainya di sekolah, Revan memarkirkan motornya di tempat biasa. Begitu mesin mati, suara-suara sumbang langsung menyambut.
"Wih, si bos udah datang, kiw!" seru Fajar, nyengir lebar.
"Beda emang yang udah halal, nempel terus," timpal Arayan ketika motor Revan berada di sebelahnya.
"Iri kan lo," ledek Zegan yang memang mempunyai kekasih.
"Sialan,"
Viona turun dari motor tanpa menanggapi ocehan mereka. Ia membuka helm dengan malas, risih dengan tatapan-tatapan dari siswa lain. Apalagi teman-teman Revan terkenal menyebalkan—terutama setelah kejadian memalukan saat hari pernikahan mereka.
Sebenarnya, bukan cuma itu. Sejak Revan masuk ke hidupnya, sekolah yang tadinya damai berubah jadi drama center membuat hari-hari nya berantakan karna mereka semua.
"Na, kok lo mau sih dibonceng orang jelek?" celetuk Fajar dengan kekehanya dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Revan.
"Kayak lo ganteng aja!" Naufal lebih dulu membela Revan sebelum Revan sempat angkat suara.
"Bukannya dukung gue jadi orang ketiga, malah belain dia, sat!" protes Fajar karna biasanya Naufal ada di pihaknya.
"Ogah, males, lo kere,"
"Sekate-kate ni anak, kurang ajar!" Maki Fajar tak terima tapi itu kenyataan.
"Pacaran kenapa sih harus dua orang doang? kenapa ga bertiga, gue juga kan mau join," lanjut Fajar membuat mereka menggelengkan kepala.
"Sialan, mereka udah nikah ya. Lagian yang bener aja bertiga, kalau bertiga berarti lo jadi setan,"