Setelah Denis menjalani hubungan female supremacy bersama Agnes, denis tak memiliki apa-apa lagi dalam hidupnya. Semua telah ia serahkan pada sang istri. Rumah, tanah, mobil, dan harta-harta berharga lainnya telah Denis serahkan pada Agnes secara hukum sebagai tanda ketundukan dan pengabdian. Begitu juga baju, sepatu, jam tangan yang melekat pada tubuh Denis pun semua kini milik Agnes. Denis tak bisa memiliki apa-apa,,, karena Denis sendiri pun statusnya adalah sebuah 'barang' milik Agnes. Sebuah properti. Budak harta benda setara hewan ternak kepunyaan Agnes. Maka, aneh kan kalau sebuah 'barang' bisa memiliki barang?
Sepulannya dari kantor, Denis langsung melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat, lalu dia duduk bersimpuh di samping Agnes yang sedang duduk menerima tamu. Sebetulnya di hari-hari biasa peraturan yang Agnes berikan tidaklah begitu. Denis tetap boleh berpakaian normal dan hidup berlaku seperti biasa selayaknya suami agnes. Namun kini ada tamu spesial di rumah Agnes. Dia adalah Siska, seorang pengacara muda cantik teman Agnes yang mengurusi perpindahan harta benda keluarga mereka. Kebetulan, Siska juga adalah penganut paham female supremacy. Maka Denis harus menyambutnya secara telanjang bulat sambil duduk bersimpuh di bawah Agnes. Tentu saja batang kemaluannya dikunci oleh chastity cage.
"jadi... Denis ini taksiran harganya berapa kira-kira ya Nes?"
Agnes mengusap dagu, "Denis itu laki-laki berkualitas tinggi, Ka. Dia anjing budak yang pintar dan menjabat sebagai manajer di perusahaan XXX. Aku mematokinya harga sekitar 5 miliaran lah"
"Baiklah, nanti saya urus." Siska tersenyum sambil mengetikan sesuatu di laptopnya. Mereka sedang membicarakan harga pasaran Denis dalam satuan mata uang agar statusnya sebagai properti harta benda Agnes semakin jelas.
"Tapi tentu saja itu hanya formalitas, kan?, Denis banyak sekali memberiku profit keuangan. Sampai kapan pun sepertinya Denis tak pernah akan saya jual." lanjut Agnes tegas yang disambut rasa terima kasih haru Denis dengan cara mencium-cium lama kaki istrinya.
Ya benar, meski Denis adalah seorang manajer berbayaran tinggi, ia tidak berhak memiliki atau menguasai gajinya yang ia terima tersebut. Intinnya semua milik agnes. Anggaplah Denis itu semacam binatang ternak sapi perah yang menghasilkan susu. Tentula semua hasil produk susunya kepunyaan si pemilik sapi, dalam hal ini Agnes. Begitulah derajat hewan ternak seperti Denis.
Denis merasa bahagia melakukan semua itu. Hatinya meraa plong, kosong, dan lega tidak memiliki apa-apa. Bahkan dirinya sendiri pun tidak bisa ia miliki. Fungsi hidupnya denis sekarang hanyalah mengabdi total pada Agnes, Dewi Ratunya. Paham female supremacy adalah paham yang terbaik baginya, pikir Denis.
"Oh iya, Ka?"
"Iya Nes?"
"Adik saya Stefanie, dia ingin menjalani hidup female supremacy juga. Sekarang ia ingin segera menikah dan mendapat suami budak. Dia agak malas mencari dan mendidik laki-laki biasa tentang paham ini. Kamu punya data pasar penjualan laki-laki?"
Siska mengangguk lalu mengeluarkan sebuah map dari tasnya. Di situ ada data-data owner perempuan yang ingin menjual budaknya.
"Ini Nes, mungkin ada yang cocok buat stefanie." Kata Siska. "tapi makin pintar dan tinggi pendidikan serta pekrjaaan si laki-laki, makin mahal harganya."
Agnes mengambil map yang disodorkan Siska, lalu memeriksa.
1.
Budak Properti : Rizal 35 tahun, dokter spesialis.
Harga : 800 juta
Owner : Ratna (Adik perempuan)