"kak siska, jadi kan hari ini?"
"Oh iya stef, nanti aku jemput jam 7"
"Eh jangan kak, aku aja yang ke tempat kakak. Nanti kita berangkat bareng dari sana."
"cheers."
Siska menutup telepon genggamnya. Hari itu kebetulan ia ada janji mendampingi Stefanie untuk membeli calon suami budaknya yang sudah ia tetapkan. Tentu saja tak langsung deal, Stefanie ingin melihat langsung dulu barangnya sebelum membeli. Stefani memilih Yandi sebagai lelaki budak incarannya karena selain pertimbangan umur yg gak terlalu jauh, yandi juga belum punya pekerjaan yang tetap sehingga bisa fokus melayani Stefani. dia pun harganya murah. Stefani sendiri sudah bekerja di sebuah finance company dengan gaji lumayan tinggi jadi dia tak keberatan memiliki suami budak yang tak bisa menghasilkan uang untuknya.
Siska jadi berpikir, apakah ia harus mempertimbangkan menyuruh Arga keluar dari pekerjaannya? Penghasilan siska sebetunya amat berlebih, dan ia ingin arga fokus menjadi suami budak domestik.
Siska menyeduh segelas kopi kemudian duduk di teras rumahnya sambil menunggu malam menjelang. Dia merenungkan perjalanan hidupnya bersama Arga yang sekarang sungguh berbalik 180 derajat. Dulu arga adalah suami yang dominan, yang sifatnya itu sebetulnya sudah terlihat sebelum mereka menikah.
Flashback
"siska, aku ingin kamu berhenti kerja saja di biro hukum." Ujar Arga.
"Kenapa?"
"aku gak suka. Aku lebih suka kmu ngurus rumah tangga." Arga melotot.
"tapi nanti gimana biaya hidup kita?" dalih Siska.
Siska sih tak keberatan andai saja arga posisinya bagus dan menghasilkan banyak gaji, tapi dia sudah pas-pasan malah nyuruh Siska berhenti kerja? Setelah dijelaskan baik-baik barulah dia mengerti. Itu pun muka Arga kecut sekali menerimanya.
Tak hanya itu, Arga pun sebagai suami suka mabuk dan melakukan kekerasan. Ia juga tak bertanggung jawab.
flashback
suatu hari siska pulang kerja diantar oleh rekan laki-lakinya, dan arga marah.
"kamu bareng siapa itu, hah?"
"dia fahri, rekan aku.
"bohong, kamu pasti selingkuh ya!"
"ya tuhan, arga, kamu kenapa siih!"
"Aku gak suka kamu seperti itu! Lebih baik pulang sendiri aja naik taksi!"
"iya deh maaf."
"maaf maaf dasar pelacur!"
Plakkk! Arga memukul siska dan siska pun menangis di kamar. Betul-betul pernikahan yang membuat siska menderita. Tapi siska tetap tabah dan berusaha fokus pada pekerjaanya. Akhirnya keadaan pun perlahan-lahan berbalik ketika karier siska beranjak naik dan penghasilannya pun semakin tinggi. Ia mulai berani untuk melawan arga dan karena siska pintar soal hukum arga menjadi tak berkutik sama sekali. Siska mulai memberi arga pelajaran dengan tak menghormati atau mengacuhkannya di rumah. Harga diri arga terluka namun dia tak bisa apa-apa. pekerjaan arga sendiri pun mandeg, dan dia sering dimarahi bosnya, selain itu dia juga boros karena hobinya mabuk dan judi. Uang arga selalu habis tak jelas sedangkan Siska tentu saja tak mau memberikan gajinya pada arga.
Siska sempat ingin menceraikan Arga, tapi arga merengek tidak mau ditinggalkan oleh Siska. Akhirnya siskaa setuju asalkan Arga berhenti berjudi+mabuk selain itu Siska juga menawarkan model pernikahan female supremacy ini pada Arga dimana arga statusnya menjadi budak istri dan tak memiliki hak apa-apa. Derajatnya pun akan diturunkan di mata Siska setara hewan ternak/peliharaan. Awalnya Arga sempat marah dan menganggap Siska sebagai wanita gila, tapi ia betul-betul tak punya pilihan. Siska terus mengancam arga dan akhirnya lama kelamaan Arga pun tunduk dan pasrah pada keinginan siska.