Lima hari kemudian....
Selama Agnes ke luar negri, denis tinggal di rumahnya dengan ditemani Rara sebagai mistress sekaligus pendidik dan pengawas. tentu saja sehar-harinya kalau tidak ada momen khusus ia berpakaian normal dan berlaku biasa layaknya suami Agnes. Rara pun sudah memulai pekerjaannya sebagai ART, memasak seadanya dan bahkan membuatkan kopi dan lain-lain untuk Denis. Karena Rara orang luar, untuk keamanan dan etika, Agnes memerintahkan Rara untuk memasangkan chasitity belt guna mengunci kemaluan Denis, walau Agnes percaya denis tak akan berani berbuat macam-macam terhadap Rara. "Hahaha!" Rara pun sampai tertawa sendiri, ia tak percaya kalau ditangannya kini terdapat kunci yang mengekang alat kelamin Denis, suami Agnes dosennya sendiri.
"Bu, saya boleh bermain-main nggak dengan Pak Denis?" tanya Rara sebelum agnes berangkat waktu itu.
"Main-main gimana maksudnya?" tanya balik Agnes.
"Yaa...main-main suruh pak Denis semaleman jadi anjing lagi, hihi. Terus saya suruh-suruh apalah gitu?"
"Ooh, itu." Agnes berkata. "tidak boleh, Rara, karena denis tiap hari kerja harus ke kantor. Kamu kalau mau main gituan ya sama Dico aja pacar kamu, hehe." Tolaknya.
"yaaah..." Rara sedikit kecewa karena ia pensaran ingin mencobai sensasinya punya anjing budak lelaki. lagian Dico susah, dia belum diberi pencerahan apalagi tunduk sama paham female supremacy.
Akhirnya tiap malam pun mereka hidup normal, Rara kerap begadang menonton tv dan bersantai-santai, sementara Denis sibuk di meja kerjanya entah melakukan apa. Tapi sebelum Denis tidur, suami agnes itu selalu menghampiri Rara dan bersujud rendah di kaki mahasiswi tomboy itu, mengecup hormat jemari kaki mulusnya. Kata bu Agnes sih itu emang etika suami sebelum tidur pada istri atau mistressnya, kalau ia mau tidur duluan.
Aduh, Dico bisa nggak ya dibikin kaya gitu? pikir rara dalam hati.
*********
Setiap harinya sesuai dengan instruksi bu Agnes, Rara diharuskan membuka chastity belt Denis sebelum suaminya itu mandi pagi. Setelah Denis selesai mandi, sarapan, bersiap-siap dan lain-lain hendak pergi ke kantor, Rara pun diminta kembali memasang kerangkeng kemaluan Denis erat-erat.
Di pagi sejuk yang cerah hari ini pun tetap sama. Selepas Denis selesai mandi, Rara tampak duduk santai di kursi meja makan menyuruh lelaki tampan itu membuka celananya. Denis tanpa ragu melakukan itu karena memang atas perintah agnes. Setelah denis menurunkan pakaian dalamnya, munculah kini di depan Rara batang kemaluan Denis yang begitu mulus terawat tanpa bulu.
Wow Hihihi, Rara tertawa dalam hati, Mahasisi tomboy berambut pendek itu iseng sejenak memainkan batang kontol Denis. Ia tertawa cekikikan melihat ukurannya yang lumayan besar dan panjang seperti pisang, Rara angkat organ keintiman suami bu Agnes tersebut dengan telapak tangannya. Ia lalu menggenggam kokoh batang tersebut, dan menarik mundur kulit kulup kemaluannya hingga timbulah kepala penis Denis yang bulat kemerahan. Denis memang tak bersunat, batang kemaluan bagian depannya masih dilapisi selimut kulup yang cukup tebal. Rara kemudian memainkannya sambil tertawa. Memaju-mundurkan kulit kulup pak Denis seakan itu sebuah mainan saja. Telaten juga ya pak Denis membersihkan alat kelaminnya? pikir Rara melihat ujung kulit kulup kemaluan Denis yang berwarna pink kemerahan. Begitu mulus dan kinclong layaknya porselen.
Denis bergidik geli karena Rara terus memainkan kulupnya, tapi ia tak bicara apa-apa pada mistressnya itu. Puas memainkan kontol denis, akhirnya Rara pun membelitkan chastity belt pada lelaki tersebut lalu menguncinya rapat-rapat.