CHAPTER 1 | That's News

196 46 34
                                    

CHAPTER 1 | That's News

-:-

4 months ago.

Suara bising yang terdengar sayup di telinga Seungmin membuat empunya meringis jengkel. Jam tidurnya yang memang minim karena terus dikikis habis untuk latihan secara perlahan membuat emosi Seungmin gampang terombang-ambing. Contohnya saja ketika pagi-pagi suara Gun-Il sudah terdengar menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

Seungmin berusaha acuh, mengubah fungsi bantal untuk menenggelamkan wajahnya. Namun nampaknya Seungmin melakukan hal yang sia-sia, teriakan Gun-Il disusul jeritan histeris Jiseok dan Jooyeon malah terdengar makin menyebalkan. Serius, ini masih pukul lima, haruskah mereka membuat keributan disaat seharusnya waktu yang berharga ini digunakan untuk tidur dan mengistirahatkan diri?

"Woy, woy! Bangun dulu, besti, bangun."

"Hyung, bangun-bangun!"

Jungsu yang posisi tidurnya berseberangan dengan kasur milik Seungmin, perlahan bangkit duduk sambil mengucek mata. Nyawanya belum penuh, namun netranya yang masih menyipit dipaksa untuk menghadapi Jiseok dan Jooyeon yang sudah heboh sendiri. Di kasur atas Jungsu, Hyeongjun perlahan turun dengan mata yang sedikit memerah. Pilih untuk duduk di tepi kasur Seungmin lantas menepuk pelan lengan pemuda itu.

"Seung, bangun. Ada yang mau Gun-Il hyung kasih tau."

Alih-alih mendengarkan, Seungmin malah membungkus tubuhnya dengan selimut kemudian mengubah posisinya membelakangi Hyeongjun. "Males, Jun, kalau gak penting."

"Ini penting ya, anjir!" Gun-Il menyahut sedikit geram. Diayunkan tangannya untuk menabok pantat Seungmin keras-keras hingga si empu mengaduh kencang. "Bangun gak lo!"

Suara Gun-Il terdengar lantang, mau tak mau membuat Seungmin terpaksa bangun dari tidurnya. Dengan malas pemuda itu bangkit, sambil menguap dan mendecak keras, Seungmin memposisikan dirinya persis di sebelah Hyeongjun. Gun-Il hanya sanggup menggeleng ketika Seungmin menyenderkan kepala di atas pundak Hyeongjun dengan mata setengah terpejam.

"Dengerin gue baik-baik, ya." Gun-Il menarik napas, sengaja menjeda ucapannya untuk menatap satu-persatu pemuda yang berada di satu ruangan ini. Dari lima pemuda yang ditatapnya, cuma dua yang terlihat excited dan berseri-seri. Tak lain tak bukan adalah Jiseok dan Jooyeon. Kedua pemuda itu berdiri dengan wajah berseri tepat di depan Gun-Il, menunggu si tetua untuk melanjutkan kalimat.

Jungsu yang masih setengah terpejam, mencoba untuk membuka kelopaknya lebar-lebar demi menghargai presensi Gun-Il yang jujur saja, mengganggu waktu tidurnya. Hyeongjun bisa mengkondisikan diri dengan baik, kantuknya telah sirna seiring Gun-Il berbicara. Hanya Seungmin yang membuat Gun-Il ingin meledakkan petasan.

Gun-Il mencoba acuh dengan Seungmin, ia hanya ingin mengatakan kabar yang ia dapat dari atasan pukul tiga tadi. Terlalu mendadak memang.

"Kita bakal debut, guys!"

Hanya satu kalimat, tapi cukup untuk membuat sepasang mata Jungsu yang semula berat sekedar untuk berkedip, mendadak membola dalam satu sekon saja. Hyeongjun sama kagetnya, sementara Jiseok dan Jooyeon sudah terlonjak senang. Keduanya malah berisik, sibuk selebrasi dengan memeluk satu sama lain dan tertawa kencang.

Mata Seungmin terbuka sepenuhnya. Pemuda itu menoleh cepat, spontan memandang Gun-Il yang saat ini tersenyum tipis, dengan sedikit ketidakpercayaan. Bibirnya sedikit terbuka, Seungmin terlihat mencoba merangkai kata namun suaranya seolah hilang di kerongkongan.

"Kapan, hyung?"

Seungmin sedikit bersyukur sebab Hyeongjun mewakilkan satu pertanyaan yang hendak ia lontar.

"Lumayan, sih." Jawaban Gun-Il sedikit ambigu, secara tak sengaja membuat Seungmin kembali dapati suaranya yang sempat raib.

"Lumayan cepet apa lumayan lama?"

Gun-Il diam, bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Seungmin. "Empat bulan."

Semua terdiam cukup lama setelah kalimat terakhir Gun-Il terucap. Jungsu bergerak di atas kasurnya, terlihat sedang memperbaiki posisi duduk sebelum kembali menatap Gun-Il yang kini bergeming.

"Lo yakin kita gak cuma dikasih harapan palsu, kan?"

-:-

"Jadi, bener kita dikasih kebebasan buat handle debut kita nanti?"

Gun-Il baru mempertemukan pantatnya dengan salah satu kursi di ujung kafetaria pagi ini, namun Jungsu sudah memberondongnya dengan satu pertanyaan. Sebagai jawaban, Gun-Il mengangguk singkat sebelum meletakkan segelas es kopinya ke atas meja.

"Gak seratus persen bebas sih, staff masih ikut campur tangan."

Jungsu mengangguk takzim, ia telah menduga sebelumnya. Tak mungkin konsep band, lagu, komposer, produksi, atau tetek bengek yang lain, ia—maksudnya mereka— tangani sendiri.

"Mending lo hubungi anak-anak buat diskusiin ini, hyung." Jungsu meraih cappucino-nya, menyedot minuman itu sekilas sebelum lanjut bicara. "Biar mereka ikut kasih masukan. Kasian kalau ngikut-ngikut doang."

"Tapi gue cuma percaya—"

"Wih, sabi nih kalau gue ikut kasih saran konsep sama judul lagu."

Datang tak diundang, Seungmin main menyerobot minuman Gun-Il. Duduk di sebelah pemuda yang kini menganga tak percaya, lantas menenggak es kopi curian tiga detik lalu tanpa memiliki beban. Si pemilik es kopi hanya mendengus, menatap jengkel pada Seungmin yang tersenyum lebar hingga gigi-gigi rapinya menyemburat.

"Yang sopan, bego, sama orang tua!" Kesal Gun-Il, hampir menempeleng kepala Seungmin namun ia menahan diri.

"Sorry-sorry." Kekeh Seungmin, sedikit tertawa kecil membuat Gun-Il mencibir. "Gue ikut nimbrung dong."

"Yang lain kemana?" Jungsu angkat suara, otomatis mengalihkan atensi Seungmin untuk mengarah padanya.

"Lagi pada latihan. Si Jooyeon heboh bener, jor-joran banget ngebetot bass. Untung gak putus senarnya." Seungmin menggeleng dramatis, kembali meraih gelas minuman Gun-Il namun tak jadi ia tenggak karena pemiliknya sudah melotot. Alhasil, pemuda itu kembali tercengir seraya meletakkan kembali gelas di genggamannya ke atas meja.

"Gue ikut mikir konsep debut dong!" Ungkap Seungmin dengan wajah berseri, tanpa menyadari jika Gun-Il dan Jungsu saling tatap.

"Mulai dari mana?"

:-:

Happy Death Day - Xdinary HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang