CHAPTER 4 | On Top

97 33 4
                                    

CHAPTER 4 | On Top

-:-

"Gue ke toilet dulu. Lo jangan cabut kemana-mana ya, anjir. Langsung ke kamar."

Seungmin tak mengindahkan peringatan Jungsu yang saat ini berbelok ke lorong sebelah menuju toilet. Pemuda itu dengan santai melangkahkan kaki. Berderap dalam kesunyian malam sampai sepasang kaki berselimut sepatu mahal itu berhenti tepat di depan tangga.

Alih-alih berbelok ke kiri sebab kamarnya terletak beberapa meter dari tempat ia berpijak, Seungmin justru memantapkan diri dengan berjalan perlahan menaiki tangga. Menapaki satu persatu anak tangga hingga akhirnya ia sampai di pintu puncak.

Tangannya sedikit bergetar saat memegang knop pintu. Angin yang datang dari celah pintu setelah ia dorong pelan serasa menggigit kulit, dinginnya seolah menusuk tulang.

Setelah terdiam cukup lama, Seungmin mendorong pintu itu hingga sepenuhnya terbuka. Udara dingin di atas rooftop membuat Seungmin terkejut. Namun siluet seseorang yang berdiri tepat di tepi pembatas rooftop semakin membuat pemuda berjaket cokelat tua itu terperangah dua kali lipat.

"Hyeongjun malam-malam ngapain berdiri di situ, anjir?"

Siluet itu adalah Han Hyeongjun, Seungmin tak perlu mencerna untuk mengetahui. Ia hapal betul sosok yang kini berhasil ia tarik menjauh dari pembatas. Nampak terkejut dengan kedatangan Seungmin yang tiba-tiba. Ditambah Seungmin mencengkeram pergelangannya erat dengan manik berkilat marah.

"Lo ngapain berdiri di sini malem-malem!? Nyari mati!?"

Melihat emosi Seungmin yang meletup-letup hingga napas pemuda itu naik turun, membuat Hyeongjun mengerling polos alih-alih takut. Sejenak kerlingan matanya berganti menjadi kekehan geli buat Seungmin mengernyitkan alis.

"Lo lucu, Seung." Ucap Hyeongjun disela-sela kekehannya yang berubah menjadi gelak tawa.

"Ketawa lagi lo! Gue panik ya, anjing!" Emosi Seungmin. Tangannya tak diam, memukul lengan Hyeongjun karena kesal merasa telah ditipu. "Lagian lo gabut banget, sialan. Ngapain malem-malem ke sini, mana berdiri di ujung, buat apa lagi kalau nggak terjun dari sini!?"

Hyeongjun mencoba berhenti tertawa, sampai mengusap sudut mata yang berair karena tergelak cukup lama. Seolah presensi Seungmin yang sedang mendengus di hadapannya, adalah pemandangan terlucu yang pernah Hyeongjun lihat. "Gue cuma nyari angin, Seung. Tadi kebangun dan keinget lo yang kabur abis rapat."

Penjelasan singkat Hyeongjun menguapkan amarah Seungmin. Kini pemuda itu dihinggapi perasaan bersalah bercampur malu karena dirinya, waktu tidur Hyeongjun jadi terganggu.

"Maaf kalau gue bikin lo repot." Cicit Seungmin dengan segala gengsi yang ia luruhkan. Sebelum Hyeongjun meledeknya--terlihat dari raut pemuda itu yang terlihat menahan tawa-- Seungmin langsung mengomeli Hyeongjun dengan mata melotot. "Terus juga, lo ngapain malah ke sini sih!? Mending juga jalan-jalan kek atau kemana gitu. Sengaja banget lo bikin orang jantungan!"

Mimik Hyeongjun yang sebelumnya mengejek Seungmin kontan berganti menjadi senyuman tipis, yang dua detik kemudian berubah jenaka. "Ya kan gue mau mantau lo yang lagi pundung, Seung."

Mendengar kelakar Hyeongjun membuat sebelah bibir Seungmin tersungging sumir. "Mana keliatan, bego, mantau dari sini!"

Gelak tawa Hyeongjun kembali mengudara. Namun tak bertahan lama sebab dering ponsel Seungmin menyita atensi keduanya.

Gun-Il Hyung is calling...

"Gun-Il Hyung ngapain nelpon?" Seungmin menatap Hyeongjun penuh tanya.

Yang ditanya mengedikkan bahu. "Nyariin elu kali, elu kan abis kabur gak jelas. Angkat buru."

Kalau situasinya tidak memaksa Seungmin untuk cepat-cepat mengangkat telepon dari Gun-Il, mungkin ia akan menyempatkan diri untuk menoyor kening Hyeongjun. Sempat-sempatnya menyindir.

"Ya, halo, hyung? Ada ap--"

"Seung, lo lagi dimana?"

Gun-Il main memotong salamnya, sukses membuat Seungmin mengernyit heran sebelum melirik ke arah Hyeongjun yang mengedik padanya, menatap penuh keingintahuan.

"Lagi di atas, sama Hyeongjun."

"Cepetan ke ruang latihan."

"Ada ap--"

"Ada orang sinting yang neror kita malem-malem."

:-:

Akhirnya setelah sekian purnama, bestie. Ada yang masih inget alurnya, kah?

Happy Death Day - Xdinary HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang