CHAPTER 5 | Just Begin
-:-
Seungmin mengamati sepucuk kertas yang Gun-Il berikan padanya dengan sepasang alis menukik tajam. Di dalamnya terbubuh dua baris kalimat yang membakar amarah dalam diri Seungmin dalam sekejap sapuan mata.
Wait for your death day, baby.
--I'll see you.Ada emoticon bergambar hati yang terselip di sana, membuat Seungmin mengernyit jijik sebelum alihkan tatap pada pemuda-pemuda di sekelilingnya. "Orang sinting mana yang pake cara norak begini buat neror kita?"
Seungmin tahu pertanyaannya hanya akan berakhir menggantung tanpa jawaban. Melihat lima pemuda yang hanya diam menatapnya sambil menggeleng samar, membuat Seungmin menghela napas panjang.
"Jooyeon yang pertama tau." Jiseok angkat suara, otomatis menjadi pusat atensi yang lain--kecuali Jooyeon, pemuda itu sedari tadi menunduk, tampak ketakutan. "Dia ke sini buat ngambil charger hp-nya yang ketinggalan, dan gak sengaja liat itu." Di akhir penjelasannya, Jiseok menunjuk kertas yang Seungmin kepal.
Semuanya terdiam, seolah membeku membiarkan suara detik jam yang menjadi satu-satunya pengisi kekosongan. Hela napas Gun-Il terdengar berat, tetua itu lantas menatap rekannya dengan berganti.
"Kita gak usah mikirin teror konyol ini. Mungkin itu cuma orang usil yang lagi gabut." Memang terdengar absurd, tapi hanya itu yang bisa Gun-Il katakan. "Mending sekarang kalian balik lagi ke kamar, tidur. Besok fokus latihan dan bikin lagu. Soal ini, jangan dipikirin."
Tak ada yang bisa mereka lakukan selain menuruti perintah Gun-Il. Mencari pelaku yang menuliskan kalimat konyol di tengah malam juga bukan ide yang bagus.
Akhirnya mereka berbalik, benar-benar melenggang pergi andai Jooyeon tak tiba-tiba berteriak.
"Bukan gue yang nulis itu!"
Seungmin, Jungsu, dan Hyeongjun yang sudah berbalik badan sontak kembali taruh atensi penuh padanya. Gun-Il dan Jiseok yang berdiri bersisian di sisi Jooyeon juga melakukan hal serupa, menatap dengan kening mengerut pada pemuda itu.
"Gak ada yang mikir gitu, Joo." Ujar Jungsu.
Melihat Jooyeon yang nampak begitu ketakutan, Seungmin mendecakkan lidah. "Udah, gak usah lebay. Jangan dipikir, mending lo balik tidur."
Katakan Seungmin sensi. Konsep band-nya ditolak, tak ada satupun yang setuju dengan usulnya, bagaimana ia tak kesal begitu tahu adanya teror konyol seperti ini? Daripada takut, Seungmin justru muak. Ini benar-benar menggelikan.
Tak ingin mencari keributan lebih lanjut, Seungmin pilih untuk berbalik pergi. Persetan dengan pemuda lain yang menatap punggungnya dengan ekspresi tak terbaca.
Sepeninggal Seungmin, Jungsu berusaha mengejar pemuda itu. Namun ketika melalui ekor mata ia melihat Jiseok tengah memegang charger alih-alih Jooyeon, Jungsu terdiam sejenak. Diam-diam mengamati Jiseok yang tenang dan Jooyeon yang masih ketakutan.
"Kenapa, hyung?"
Lamunan Jungsu terbuyarkan oleh pertanyaan Jiseok. Segera ia tatap pemuda itu dengan sedikit gelagapan sebelum menggeleng singkat. "Gak papa. Gue harus kejar Seungmin, takutnya tuh bocah macem-macem."
Tanpa menunggu respon dari Jiseok maupun yang lain, Jungsu segera melenggang pergi. Disusul Hyeongjun yang terlebih dahulu pamit pada yang lain.
"Gue nyusul Jungsu Hyung."
:-:
Kependekan gak, gaes? Gak, ya.
Ah, ya. Selamat malam Minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Death Day - Xdinary Heroes
Fiksi PenggemarWait for your death day, baby. - I'll see you. Hanya ada satu pertanyaan yang tersemat, siapa orang gila yang berulah? Gun-Il, Jungsu, Jiseok, Seungmin, Hyeongjun, dan Jooyeon harus menemukan jawabannya sebelum terlambat. Sebelum mereka gagal debut...